Terungkap! Ahli Balistik Temukan Serpihan Proyektil di Jaringan Otak dan Pipi Brigadir J, Arif Sumirat: Bentuknya Kecil Sekali
Tangkap Layar Youtube Kompastv.-Tangkap Layar Youtube Kompastv.-Tangkap Layar Youtube Kompastv.
JAKARTA, DISWAY.ID - Sidang perkara pembunuhan berencana Brigadir Yosua berlanjut di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu 14 Desember 2022.
Adapun, saksi yang dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) salah satunya ialah dari Ahli balistik Puslabfor Polri Arif Sumirat.
Arif menjadi saksi atas perkara pembunuhan berencana Brigadir Yosua, salah satu terdakwa yang membuat skenario pembunuhan Yosua tersebut adalah mantan Kadiv Propam Ferdy Sambo.
Dalam kesaksiannya Arif menyebut saat melihat hasil otopsi Brigadir Yosua, Saksi ahli Arif Sumirat menemukan jaringan otak dan pipi Yosua dari serpihan Proyektil.
BACA JUGA:Ronaldo Terpuruk! Dicampakan Klub hingga Bertengkar dengan Jorge Mendes
Barang bukti yang diberikan oleh penyidik yakni satu buah anak peluru dan tiga serpihan proyektil.
Arif mengaku, jaringan sel otak dan sel pipi dari serpihan proyektil itu ditemukan setelah penyidik Polres Jakarta Selatan menyerahkan hasil otopsi dan barang bukti Balistik ke Puslabfor Polri.
"Serpihan pertama dari jaringan otak itu ada serpihan jaket anak peluru dan timbal, Yang Mulia. Bentuknya kecil sekali. Dan satu lagi dari pipi hasil otopsi. Itu berupa lead antimony," ujar Arif di PN Jakarta Selatan, Rabu 14 Desember 2022.
Di dalam ruang sidang utama Arif mengungkapkan bahwa dia tidak tahu jenis senjata yang dipakai untuk menembak Yosua yang sampai tembus ke jaringan otak dan pipi tapi diduga senjata Api itu identik dengan jenis Glock 17.
Dari hasil autopsi yang diserahkan dari penyidik Polres Jaksel karena bentuk serpihan sangat kecil.
"Karena bentuknya sangat kecil dan tidak ada garis-garis kasar, galangan, atau dataran pada serpihan tersebut yang mulia," ucap Arif.
Arif mengaku dapat mengidentifikasi ukuran anak peluru dari serpihan proyektil yang ada di jaringan otak Yosua, peluru tersebut menggunakan kaliber 9 mili.
"Serpihan kita bisa identifikasi yang ada di jaringan otak dan pipi itu kaliber 9 mili," ujar Arif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: