Kubu Ferdy Sambo Hadirkan Saksi Ahli Pidana: Motif dalam Pembunuhan Berencana Penting untuk Diungkap

Kubu Ferdy Sambo Hadirkan Saksi Ahli Pidana: Motif dalam Pembunuhan Berencana Penting untuk Diungkap

Komisioner Komnas Perempuan mendatangi Polda Metro Jaya untuk menanyakan soal laporan kasus dugaan pelecehan seksual yang dialami oleh istri Kadiv Propam, Putri Chandrawati Sambo. Kematian Brigadir Yosua diduga dipicu karena adanya pelecehan seksual yang --

Dia mengatakan upaya menghilangkan jejak oleh pelaku belum tentu relevan dengan Pasal 340. "Apakah kalau pelakunya ada penghilangan jejak bisa (kena) 340, belum tentu," ujar Mahrus.

Dia lantas mencontohkan perihal harga diri menjadi pemicu perkelahian. 

"Dalam putusan-putusan pengadilan terutama berkaitan kehormatan harga diri, bisa saja carok (perkelahian menggunakan senjata tajam, red), itu justru pelakunya setelah korban meninggal tidak menghilangkan jejaknya, dia hadir ke kepolisian lalu mengaku saya pelakunya," kata Mahrus. 

Di sisi lain, lanjut dia, dalam situs seperti itu, pelaku diangap sebagai pembunuhan berencana. 

"Artinya apa? Bisa jadi dalam kasus misalnya upaya menghilangkan jejak itu bisa masuk 338 KUHP, tetapi bisa masuk 340. Karena apa? Karena yang dipentingkan adalah apakah ada situasi tenang dalam diri pelaku," tutur Mahrus. 

Dia mengatakan syarat-syarat itu mutlak dibuktikan karena bersifat kumulatif. 

"Artinya apa? kalau satu saja tidak terbukti, maka tidak bisa pelaku dinyatakan bersalah melakukan kejahatan pembunuhan yang dilakukan secara berencana sebagaimana dalam Pasal 340 KUHP," ujar Mahrus. 

Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bharada Richard Eliezer, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf didakwa melakukan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.

Mereka terancam hukuman mati atas jeratan Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 KUHP juncto Pasal 55 dan 56 KUHP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: