Muncul Petisi WFH yang Ditandatangani Lebih dari 20.000 Orang, Begini Tanggapan Pj Gubernur DKi Jakarta
Ilustrasi pekerja kantoran-Unsplash/ Arlington Research-Unsplash/ Arlington Research
Namun hal ini juga mempunyai sisi negatif. Banyak sektor yang tidak bergerak ketika WFH. Ikaputra memaparkan, perlu dipahami ada banyak sektor termasuk transportasi yang tidak bergerak dan tidak produktif terutama yang bekerjanya harus bertatap muka dan memanfaatkan mobilitas, bukan kantoran.
BACA JUGA:Pernyataan Rian Mahendra Bikin Gerah Usai Aibnya Dikuliti Haryanto, Panen Hujatan Dituding Sombong
BACA JUGA:10 Khasiat Daun Pepaya, Si Pahit yang Bermanfaat Bagi Kesehatan Tubuh
"Saat tidak bergerak, di rumah saja, ada banyak orang yang tidak mendapatkan penghasilannya," jelasnya dikutip dari laman resmi UGM pada Jumat (6/1/2023).
Pengamat tata rancang kota itu juga mengatakan bahwa persoalan yang terjadi bukanlah pada kebijakan WFH atau WFO, hanya saja lebih ke arah bagaimana menggunakan sistem komunikasi yang memudahkan orang-orang berkegiatan dalam berbagai aspek kehidupan.
Menurutnya, WFH bukan solusi mengurai kemacetan Jakarta. Kemacetan di Jakarta dapat ditekan dengan menggunakan transportasi publik. Lebih lanjut Ikaputra menuturkan, apabila WFH kembali diterapkan maka akan menghambat dan menghentikan kerja transportasi publik.
"Perputaran ekonomi di sektor transportasi akan berhenti, perputaran ekonomi hanya terjadi di kantor saja. Ini yang harus dipahami juga," terangnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: