Proporsional Tertutup Hanya Didukung PDI P, Analis Politik: Dianggap Tidak Demokratis Karena Tidak Melibatkan Rakyat

Proporsional Tertutup Hanya Didukung PDI P, Analis Politik: Dianggap Tidak Demokratis Karena Tidak Melibatkan Rakyat

Para petugas penyelenggara Pemilu tengah mempersipakan kertas coblosan untuk pemilih-ilustrasi-Berbagai sumber

5. Sistem pemilu proporsional terbuka juga menyebabkan tingginya 'split ticket voting', tidak tegak lurus atau beririsan antara pilihan partai dan pilihan presiden. 

Fenomena split ticket voting adalah bentuk dari kegagalan partai politik di dalam mengelola isu dan program, kejenuhan konstituen yang kemudian menyebabkan pemilih abai terhadap keinginan partai. 

Jika fenomena ini terjadi, maka pemilih cenderung lari kepada calon lain yang justru tidak diendorse oleh partainya, akibat rendahnya party-ID menyebabkan pemilih tidak taat kepada partainya.

BACA JUGA:Kontroversi! Cristiano Ronaldo dan Georgina Rodriguez Bebas Tinggal Serumah di Arab Saudi, Lha Kok Aneh?

BACA JUGA:Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Jalani Sidang Pemeriksaan Terdakwa Hari Ini, Ada Fakta Menarik?

6. Sistem pemilu proporsional terbuka cenderung merusak sistem meritokrasi parpol, melemahkan proses kaderisasi partai. 

Pada point keenam ini, Pangi menjelaskan bahwa adanya keuntungan bagi calon legislatif yang tadinya bukan kader partai, lalu tiba-tiba bisa nyelonong jadi calon legislatif, bahkan mendapatkan nomor urut cantik.

"Sistem proportional terbuka mengandalkan figur, artis yang tekenal bakal terpilih, mau di tarok di partai bulan madu sekalipun, kemungkinan terpilihnya jauh lebih besar," sebut Pangi. 

Adapun yang menjadi kelemahan sistem proporsional tertutup

1. Mengurangi interaksi dan intensitas kader partai dengan pemilih. 

Calon legislatif yang terpilih bakal jarang turun bersosialisasi, menyapa dan menyalami masyarakat secara langsung, sebab yang terpilih bertanggung jawab langsung kepada partainya bukan konstituennya. 

"Sumber kekuasaan bukan daulat “rakyat”, tapi daulat “elite” parpol," kata Pangi. 

BACA JUGA:Cara Buat SKCK Online dan Syaratnya, Ditintelkam Polda Banten: Kini Permudah Akses Masyarakat

2. Cenderung calon legislatif tidak mau bekerja keras untuk mengkampanyekan dirinya dan partai, sebab mereka percaya yang bakal dipilih adalah prioritas nomor urut satu, bukan basis suara terbanyak. 

"Itu artinya menurunkan persaingan antar kader internal caleg," imbuhnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: