Abad Banser

Abad Banser

Di tengah kemacetan di tol menuju GOR Sidoarjo berfoto bersama sahabat Banser dari Semarang.-Foto: Tomy C. Gutomo-Harian Disway-

SAYA tawakal di tengah jalan tol. Apa boleh buat. Harapan bisa satu panggung lagi bersama Habib Syech, kemarin pagi, kandas. Saya pun hanya bisa mengikuti puncak acara Hari Lahir ke satu abad Nahdlatul Ulama dari layar handphone di dalam mobil.

Dalam keadaan normal jarak rumah saya ke stadion Sidoarjo itu 20 menit. Lewat tol. Kalau saya berangkat 04.15 (habis Subuh) mestinya sempat ikut salawatan bersama Habib Syech pukul 05.00.

Begitu masuk pintu tol Waru, kendaraan sudah padat. Lalu berhenti total sekitar 3 km dari rest area Sidoarjo.

Di depan saya terlihat mobil pakai sirine. Tidak ada gunanya. Di belakang saya juga ada mobil bersirine. Tidak berkutik. Penumpang di mobil depan saya turun: seorang jenderal bintang satu. Ia putuskan untuk meninggalkan mobil: jalan kaki.

Saya pun ingin memutuskan hal yang sama: toh tinggal sekitar 6 km lagi. Dengan jalan cepat, bisa ditempuh dalam satu jam. Jam sudah 06.00 bisa tiba di stadion. Toh acara intinya jam 07.00.

Saya tidak mungkin meninggalkan mobil. Kalau saja yang mengemudikan mobil Kang Sahidin saya bisa lakukan itu. Tapi yang memegang kemudi kemarin adalah Dirut Harian Disway, Tomy C. Gutomo. Tidak mungkin saya tinggalkan sendirian.

Toh saya hanya undangan biasa, meski ada stempel VVIP. Saya bukan petugas keamanan atau petugas acara. Saya harus menerima keadaan apa adanya. Toh tidak sendirian. Berpuluh-puluh bus juga berhenti total di jalan tol ini. Sampai berjajar tiga. Banyak penumpangnya turun. Duduk-duduk di bawah pohon di dekat pagar jalan tol.

Saya juga turun dari mobil: menghilangkan penat. Di situ, di tengah jalan tol itu, bertemu banyak pengurus wilayah dari berbagai daerah. Juga bertemu warga NU dari berbagai cabang dan ranting: Trenggalek, Ngawi, Ponorogo, Bojonegoro, Lamongan, Tuban....

Saya lihat ada taksi di tengah lautan mobil macet itu. Alangkah mahalnya ongkos taksi itu nanti. Argo jalan terus. Sudah dua jam. Masih ada tiga atau empat jam lagi.

Pak Tomy menawari penumpangnya masuk ke mobil kami. Bisa. Mau. Ternyata dua orang Wakil Ketua PW NU Kaltim. Mereka kirim 200 Banser ke Sidoarjo: naik kapal laut.


Dahlan Iskan berbincang dengan rombongan PWNU Jatim M. Qoderi (dua dari kanan) dan Muhammad Zaki (dua dari kiri). Tampak juga rombongan PWNU Kaltim Bambang Iswanto (kanan) dan Muhammad Munzir.-Foto: Tomy C. Gutomo-Harian Disway-

Ketika Wapres KH Ma'ruf Amin membaca doa penutupan: kami masih di tengah jalan tol yang sama. Satu jam kemudian jalur paling kanan tol itu bisa bergerak. Pelan-pelan kami bisa sampai pintu keluar tol di dekat stadion. Tapi pintu itu ditutup. Kami harus melaju ke arah Porong/Malang.

Kami pun meninggalkan Sidoarjo tanpa mampir stadion. Toh acara sudah selesai. Toh saya sudah bisa mengikuti seluruh acara lewat HP. Memang layar HP itu kecil sekali. Atraksi Banser yang paling saya tunggu tidak tergambar terlalu jelas.

Yang terdengar sangat jelas adalah pidato ketua panitia satu abad NU: Menteri BUMN Erick Thohir. Dengan baju Bansernya.

Ia memang anggota Banser. Anggota beneran. Banser besertifikat. Bagi saya yang paling menarik adalah bagian akhir pidatonya: satu kalimat itu. Yang Anda juga pasti mengingat kalimat itu dan memperhatikan.

Tentu saya juga memperhatikan Ibu Megawati Sukarnoputri. Yang wajahnya sering tampil di layar. Yang kali ini, tumben, tidak pakai kerudung sama sekali. 

Saya tidak bisa menebak makna ekspresi wajah Ibu Megawati Sukarnoputri kemarin pagi. Yakni saat beliau menyaksikan 12.000 personil Banser in action di stadion itu. 

Ibu Mega, sebagai ketua umum PDI Perjuangan juga dikenal punya pasukan Merah-Hitam. Yang juga disebut Satgas Banteng. Saya pun berdoa di dalam hati: semoga Banser in action ini tidak menggerakkan hati Ibu Mega untuk juga mengadakan apel besar Satgas Banteng. Toh belum ada momentum 100 tahun.

Atraksi Banser memang terlihat sangat dominan di acara puncak satu abad NU ini. Mungkin penampilan Banser inilah yang paling diingat dari Satu Abad NU.

Urutan kedua: sosok yang membaca Alquran di awal acara. Bacaannya, lagunya dan kemerduan suaranya hebat sekali: Sayyid Zulfikar Basyaiban. Orang Sidoarjo.



Dahlan Iskan dan rombongan dari Trenggalek yang sama-sama terjebak di tol Waru-Sidoarjo. --Foto: Tomy C. Gutomo-Harian Disway

Stadion ini terlalu kecil untuk perhelatan begitu besar. Kalau hanya dilihat di dalam stadion kesannya: kurang massal. Tribun keliling itu terlihat tidak banyak orang. Padahal sudah terisi penuh. Seandainya antara tribun dan pasukan Banser itu dibolehkan diisi 10.000 Nahdliyin kesan massalnya akan kuat.

Padahal di luar stadion itu setidaknya ada 1 juta orang. Warga Nahdliyin dari segala penjuru. Mereka tidak terjangkau oleh kamera di dalam stadion. Untung kamera juga tidak bisa menjangkau banyaknya sampah yang berserakan.

Presiden Jokowi menyampaikan pidato yang pendek. Mungkin Pak Jokowi ikut merasakan matahari sudah kian menyengat. Tentu saya juga menunggu acara paling penting di mata saya: Fikih Peradaban. Yakni laporan hasil Muktamar I Fikih Peradaban (lihat Disway 4 Februari 2023). Ternyata hasil Muktamar itu dibacakan oleh dua orang: kiai cum penyair KH Mustofa Bisri dan Yenny Wahid. Kiai Mustofa Bisri membacakan versi bahasa Arabnya, Mbak Yenny membaca versi bahasa Indonesia.

Cara penyampaian seperti itu rasanya karena PBNU ingin hasil Muktamar Fikih Peradaban itu harus dipahami juga oleh dunia Islam di Timur Tengah.


Dahlan Iskan bersama rombongan MTsN 3 Trenggalek di jalan tol Waru-Sidoarjo. -Foto: Tomy C. Gutomo-Harian Disway-

Saya pun keluar dari tol di exit Tanggulangin. Lalu sebelum masuk kota Sidoarjo saya belok ke timur. Ke arah jalan lingkar timur Sidoarjo. Tembus di bundaran Aloha. Saya pun sampai rumah lagi pukul 12.00.

Saya hitung, 8 jam saya di dalam mobil kemarin pagi itu. Saya gagal masuk acara satu abad NU, tapi saya simpan undangan VVIP itu. (Dahlan Iskan)

Podcast Dahlan Iskan Bersama Gus Yahya terkait 1 Abad NU

 

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Edisi 7 Februari 2023: Bakar 1.500 T

 

alasroban

Meletus balon hijau dar Terbakar balon Hindenburg,... Tehnik merampok nan canggih & kedjam  

bagus aryo sutikno
Pagi ini kekayaanku turun Rp 8.000,- tersebab makan nasi pecel iwak kali. Jan nyamleng tenan. Walau kekayaan turun tapi perut kenyang. #bang Mirza tanpa WAINI kok kurang menggigit yaa. 

Komentator Spesialis

Di era PM narendra modi ini, India menjadi tempat yang berbahaya buat muslim. Berbagai tindak pelanggaran HAM terhadap ummat Islam dibiarkan terjadi. Dari 1.35 milyar, penduduk Islam hanya 13% saja. Memang banyak secara jumlah. Tetapi tetap statusnya minoritas. Diyakini modi dipilih karena memainkan isu anti Islam, didukung Bharatiya Janata Party (BJP) yang diduga anti Islam. Hal yang sama terjadi di Myanmar saat dibawah pemerintahan aung san suu kyi saat menindas muslim Rohingya. Alhamdulillah tak lama kemudian dia di kudeta.

 

Purnomo Inzaghi

Politisi dan konglomerat, konglomerat dan politisi...mau di bolak balik, dua orang ini selalu berhubungan dekat. Saling tidak mengaku, itu wajar...kedekatan mereka ibarat anak ABG baru jatuh cinta, malu tapi mau, mau tapi malu. Politisi butuh konglomerat, konglomerat butuh politisi klop kayak "tumbu ketemu tutup" (pepatah jawa). Kasus Grup Adani ini kok menurut saya mirip mirip kasus Bank Century ya? heboh, ramai, meledak lalu lenyap. Narendra Modi orang kuat, paling berkuasa di India, mungkinkah dia akan men "century" kan kasus Adani? sruput kopi dulu sambil nonton film India...hehe

 

imau compo

Ingat waktu itu, sekitar 2014, di Ahmadebad. Mitra kerja saya, seorang Sikh tapi tidak berjilbab di kepalanya, membanggakan calon PM Narendra Modi, dengan kata-kata young, bachelor...dstnya tentang kehebatan dan kebaikan Modi. Setelah terpilih, saya cermati lagi umurnya, seingat saya waktu itu di atas 60 tahun. Terserahlah, definisi muda utk setiap orang mungkin beda. Berita gembira untuk Kang Aat, jomblo sampai 60 tahun bisa jadi PM. Sedihnya, kebaikan yg dikampanyekan tidak terbukti, setelah Modi jadi PM lahir UU anti Islam. Tidak pernah orang India serasis sekarang, meskipun thd Syahrukh Khan tidak, film terbarunya mencatatkan rekor. 

Liáng - βιολί ζήτα
Brunei Darussalam. Ada negara-negara kecil di dunia yang tidak memiliki pasar modal, seperti Liechtenstein, Monako, Kepulauan Solomon, dlsb. Ada juga negara-negara ter-isolasi sehingga mereka tidak memiliki pasar modal, seperti Korea Utara dan Kuba. Negara-negara yang belum begitu lama merdeka juga ada yang belum memiliki pasar modal, seperti Sudan Selatan dan Timor Leste. Bagaimana dengan Brunei Darussalam ?? Walaupun negara kecil tetapi sangat kaya, dan pada umumnya orang-orang yang memiliki kekayaan (kelebihan dana) akan meng-investasi-kannya di pasar modal. Sepertinya Pemerintah Brunei Darussalam insist dengan prinsipnya bahwa Brunei Darussalam "tidak perlu dan tidak membutuhkan pasar modal". Karena tujuan pasar modal adalah sebagai sarana perusahaan untuk memperoleh dana segar dalam rangka ekspansi usahanya. Sedangkan di Brunei Darussalam semua pihak sudah kaya, juga perusahaan-perusahaan yang ada di sana. Pemerintah Brunei Darussalam mempunyai perhitungan sendiri, bahwa perusahaan-perusahaan yang ada di sana dianggap memiliki modal sendiri yang lebih dari cukup untuk ekspansi. 

Udin Salemo

Kalau niat sudah gak baik akan berakhir dengan kenestapaan. Persis seperti yang mandor mang Udin (bukan Udin Salemo) alami di tempat kerja now. Saya yakin para pemimpin contractor tempat mang Udin kerja niat awalnya gak baik. Masa ,sih, pekerjaan sudah berjalan selama empat bulan baru mencapai target 25% dari rencana 61%? Saya bilang ke mang Udin itu pemilik contractor gak punya duit untuk melanjutkan pekerjaannya. Kata mang Udin awal pekerjaan contractor diberi dp 15%. Lalu setiap pengajuan termin progress selalu dibayar oleh owner. Wow, di jaman ini sulit begini masih ada yang berani ngasih dp untuk memulai pekerjaan konstruksi. Sugoooiii... "Jika sistem pembayaran skbdn diberlakukan di proyek yang kamu kerjakan, gak bakalan berani tuh bossmu ambil pekerjaan itu," kata saya kepada mang Udin. Mang Udin lagi galau mau lanjut kerja di tempat sekarang atau kembali ke usaha yang dulu: jualan nasi goreng keliling. Pesan saya ke mang Udin, "lebih baik jadi raja di kerajaan sendiri daripada jadi panglima di kerajaan besar." Lalu saya bilang juga, tirulah salah seorang pemilik jawa pos grup (anda sudah tahu) yang berjuang bertungkus-lumus membesarkan perusahaannya. Lalu setelah perusahaan menggurita beliau "rela" meninggalkannya. Mang Udin lalu menjawab, "Lho, Uda Udin Salemo kok masih betah jadi orang gajian?" Saya speechless.


Leong putu

Dari ujung lari ke ujung / Tiba di ujung malah kecemplung / Niat hati cari banyak untung / Apalah daya yang didapat malah buntung / ... 365_mantun buntung 

Jimmy Marta

Untuk berimbang nya, gk salah kalau pandangan kita arahkan ke Hindenburg Researh juga. Lembaga riset mestinya independen. Melakukan penelitian bebas kepentingan dg metode yg ilmiah. Untuk kepentingan publik. Nyatanya HR mengaku punya saham di Adani grup. Jangan2 HR pun dah IPO juga. Mungkinkah ada persaingan di bursa dan teknik mendapat saham murah..? HR pastilah lembaga yg bereputasi internasional. Proses riset nya mestinya pakai prinsip, teori dan prakek keuangan yg lazim. Bukan riset2an model survey balon putih. Diakui Cina itu miliknya, tp siapa yg tahu misinya apa..!. Meriset dan punya saham di tempat yg diriset, bisa diduga punya misi ganda. Satu sisi ingin membongkar praktek licik perusahaan, demi menyelamatkan investasinya. Disisi lain juga bisa digunakan untuk mengeruk keuntungan. Kata ahli persahaman, jika anda punya dana "aman", belilah saham yg anjlok kedasar laut. Biarkan waktu berjalan. Anda jgn mikir kapan terima pembagian deviden. Harga dasar jurang itu adalah nilai aset sebenarnya. Jk pailitpun anda masih bisa berharap ada yg kembali. #komentatorsahamamatiran.. 

mz arifinuz

Di fatwa DSN-MUI no 135/V/2020, ada kaidah: al-balwa & al-katsrah wa al-qillah wa al-ghalabah, boleh bertransaksi saham dg syarat2: Total utang yg berbasis bunga dibanding dg total aset tak lebih dari 45%. Total pendapatan tak halal dibanding dg total pendapatan usaha & pendapatan lain2 tak lebih dari 10%. 

imau compo

Saya punya kenalan, doktor ekonomi lulusan Australia. Bekerja di bidang saham, sampai tahun 2008, terjadi turbulensi ekonomi, yg bekerja di saham begitu mudahnya ngumpulin uang, seperti ngumpulin durian di hutan Kalimantan waktu masih ada hutan. Justru ini yg bikin dia terguncang, dapat uang kok mudah bangat? Dia tinggalkan.... Sebaliknya berkali-kali saya mempertanyakan kehalalan pasar saham, teman saya yg lain selalu bisa jawab. Jawaban pertama, sudah ada fatwa MUI, katanya. Itu kan metoda cari modal usaha. Saya tanya lagi, mereka bukan mau investasi nunggu deviden, dia jawab lagi, pasar saham seperti sajam atau pistol, netral, bisa dipakai bunuh 6FPI, bisa juga utk belah durian. Halah! Seribu pertanyaan saya sdh tersedia seribu satu jawabannya. Halal! 


Movie Malang

"binal, kronologi mama muda cabuli belasan anak.." "bukan hanya cabul dan haus seks, ini 4 fakta ibu muda cabuli.." "nafsu liar ibu muda pelaku pelecehan.." "beredar wajah tampak tersangka pelecehan tampak cantik dan alim.." "bakar 1.500 t" 4 dari 5 artikel terpopuler di disway hari ini, judulnya penuh dengan kata binal. mohon sedikit kebijakan dari abah mengingat yang baca artikel disway bukan cuma orang dewasa tapi saya temui anak2 tahun pertama SMA juga pada baca. judul2 artikel seperti di atas bisa mengalihkan perhatian mereka yang awalnya niatnya ingin mendapatkan manfaat dari baca artikelnya abah. terima kasih

Komentator Spesialis

Ambruknya saham Adani tak lepas dari aksi short selling. Setahu saya aksi short selling tidak bisa dilakukan di IDX. Saham Adani diperdagangkan di NYSE, syurganya short selling. Bursa saham itu bisa jadi syurga pencetak uang, sebaliknya bisa juga jadi pembakar uang. Sekitar 25 tahunan yll. saya pemain bursa saham. Bukan di sini. Tapi di sono, nggak perlu saya sebutkan. Akun saya bisa trading di hampir semua bursa saham. Dari Nasdaq, Dow sampai JSE. Saya pernah "mandi" uang sehari sekitar Rp 250 jutaan dengan melakukan rush buying untuk saham IPO yang cornered. Cornered ini untuk sebutan saham yang jumlah saham yang diperdagangkan terbatas. Jadi bisa naik gila gilaan kalau kita rush buying. Pernah juga untung besar dari aksi short selling. SetTaidaknya puluhan juta sehari. Tapi pernah juga zonk yang luar biasa tahin 2008 saat Lehman Brothers ambrol. Padahal jam 9 nan malam opening Dow, saham saya naik. Lupa nggak set selling target, besoknya merah menyala semua.
 

Jimmy Marta

Kita ikut berduka terhadap bencana gempa di Turkiye. Gempa magnitudo 7,8 SR yg berpusat di kota Gaziantep Turki juga meluluh lantakkan Aleppo dan izlib di Suriah. Sampai siang ini korban tewas lebih 3800 jiwa. Menurut perkiraan badan geologi Amerika USGS, korban mungkin mencapai 10ribuan. Berdasarkan pemodelan yg dibuat usgs, dari bentuk patahan, kedalaman dan lokasi gempa (jalur patahan anatolya yg mematikan) ini tragedi yg buruk. Wilayah dg infrastruktur bangunan yg rapuh dan musim dingin yg membekukan, pertolongan sangat sulit dilakukan. Pemerintahan Erdogan sudah menetapkan bencana ini masuk level 4. Bantuan Internasional bisa segera ikut masuk menangulangi. Innalillahi wainna ilaihi rajiun. 

Komentator Spesialis

Nyamannya short selling. Ini cerita 25 tahunan lalu. Giman nggak nyaman, saat market turun, kita bisa jual dulu saham yang tidak kita miliki, lalu membelinya di harga terendah yang kita mau. Selisih harga tsb. jadi keuntungan kita, tanpa keluar duit seperpun. Di Singapura dulu, SGX memberi kesempatan 7 hari untuk short selling. Jadi untuk membeli saham yang kita jual duluan tadi, ditunggu turunnya sampai 7 hari. Kalau turun duit buat kita, kalau naik kita harus keluarkan duit tentunya. Tetapi kalau tidak salah masa tenggang tsb. diperpendek jadi 3 hari. Entah mungkin kalau sekarang harus di hari yang sama. Pernah kejadian, nggak sampai 7 hari saham kena gembok. Lebih dari 7 hari. Kontan para pelaku perdagangan saham celingukan, wkwkwk.... 

Budi Utomo

Bung Mirza terima kasih atas informasinya. Saya sudah baca sekilas (baca cepat) laporan Hindenburg Research yang puanjaaang sekali itu. Intinya Adani melakukan insider trading terutama via 38 offshore shell entities dari Mauritius. Yang dikomandoi Vinod Adani kakak lelaki Gautam Adani. Lebih kurang begitu resume tersingkatnya. 
 

Mirza Mirwan

Bagi yang penasaran kenapa saham Adani Group bisa ancur-ancuran, tengoklah website Hindenburgresearch.com. Laporan lembaga riset yang didirikan Nathan Anderson tanggal 24 Januari 2023 yang jadi pemicunya. Sepulang Dhuhuran dari masjid tadi saya baca laporan itu, "Adani Group: How The World's 3rd Richest Man Is Pulling The Largest Con in Corporate History" -- Adani Grup: Bagaimana orang terkaya ke-3 di dunia melakukan penipuan terbesar dalam sejarah perusahaan. Laporan itu, konon, hasil riset selama dua tahun. Sayangnya saya ada "pekerjaan", jadi tak punya waktu untuk membuat resume laporan itu. Jadi silakan dibaca sendiri.


Liam Then

A Peng dan A Mei Part 4 "Harus jalan"!! Begitu tekad A Peng semakin kuat , ketika ia kembali memandang ke A Mei. Belum lagi kalo ia ingat janji nya ke Papa A Mei, kelihatannya sederhana. Tapi mana ada pesan orang seperti Papa A Mei sederhana. Bon macet orang 1,5 tahun lalu saja masih ingat. Apalagi ini cek kontan 100jt. Selama masa kerjanya menjadi sales, A Peng menjadi sadar. Bos-bos pedagang itu, menjadi kaya dengan proses akumulasi. Beberapa kelihatan gampang dan cepat, karena titik mulai, atau "starting point" ,begitu yang ditulis nara sumber yang terkontaminasi bacaan barat. Kadang A Peng juga mengira-ngira , kenapa banyak istilah barat lebih mudah di pahami,lebih mudah di adopsi, ketimbang istilah dari bahasa sendiri. "Apakah karena proses pendidikan? Sastra bahasa lokal yang kurang berkembang?" "Peng, fokus-fokus" !!! A Peng kembali tersadar, sedikit kesal pada diri sendiri, entah semenjak kapan ia punya kebiasaan begini. Sering hilang fokus. Lihat korek gas yang di jual 2rb , harga grosir sebiji rp 800 , ia mikir ini pabrik gimana untungnya, di potong agen kecil,besar,importir, agen pabrik, pabrik-nya di Tiongkok sana dapat berapa?". A Peng semakin kesal, ia melantur lagi. Proses akumulasi, A Peng kembali, semangat, ia akhirnya bisa dapat kesempatan lebih awal, dengan titik awal yang lumayan di depan dengan cek kontan 100jt nya papa A Mei. Banyak usaha kecil sekarang trendnya minjam dari bank, kemudian di angsur perbulan. Bersambung

Fiona Handoko

pertama mengenal tragedi hindenburg dari edisi khusus (alm) majalah hai no 1 / viii. berjudul "petaka". jaman belum ada internet, sangat mengasyikkan untuk dibaca. dipikir lagi, mungkin pim red majalah hai waktu itu "kulakan" ide dan borong buku2 di luar negeri, lalu ditulis dalam bahasa indonesia. seperti bpk eric samola selalu mendorong tempo untuk diversifikasi produk nya. untung ambisi beliau terpenuhi dan tercapai di jawa pos. edisi khusus majalah hai tersebut memuat artikel kecelakaan titanic, kapal morro castle, rakit medusa, kapal andrea doria, hindenburg, jumbo jet klm vs panam, uruguay air force flight 571 (kanibalisme utk hidup). menurut majalah hai, penyebab utama kecelakaan hindenburg adalah isi gas balon zeppelin. yg saharusnya helium diganti hidrogen. helium anti api, hidrogen mudah terbakar. saat itu produsen utama helium adalah amerika serikat, dan amerika mengembargo jerman.


Fiona Handoko

melihat PNM pemerintah untuk maskapai garuda th 2022 "hanya" 7.5 T. uang yg dibakar gautam adani 1.500 T. bisa dipakai untuk menyelamatkan 200 maskapai garuda.
 

Udin Salemo

Kaya dari dagang saham? Sangat mudah sekali bagi yang sudah menggelutinya bertahun-tahun. Mereka adalah orang yang sudah hafal permainan bandar. Sudah paham karakter saham. Sudah hafal musim apa harus dagang saham apa. Sudah khatam kapan entry buy kapan entry sell. Di luar kepala mana yang bid palsu mana yang bid beneran. Hafal saham apa yang "digoreng" sangat keterlaluan. Sudah tahu mana pengurus perusahaan Tbk yang benar-benar niatnya mau membesarkan perusahaan dan memberikan keuntungan bagi pemegang saham. Mahir analisis data dan fundamental perusahaan terbuka alia Tbk. Mereka yang kaya dari saham adalah orang yang sangat sabar. Orang yang terbiasa menghadapi roller coaster harga saham. Dan mereka adalah orang yang sangat bisa menata emosi. Dan juga mereka adalah orang yang mengendalikan psikologi dagang dengan sangat baik. Seorang pelaku pasar modal membuat buku. Dia seorang scalper fenomenal. Di tahun 2021, -kalau saya tidak salah- bermodal 220 juta dalam enam bulan dia bisa meraup uang tunai 14 miliar dari dagang saham. Bekti Sutikna dia punya nama. Saya beli buku karangannya. Saya baca dua kali. Sampai saat menulis ini saya tak ingat apa yang tersisa di otak saya dari membaca buku itu. Setidaknya dari membaca buku Bekti Sutikna saya berani membuka akun di M**** A**t Sekuritas. Kalau alm KH. Zainudin MZ pernah dapat julukan kyai sejuta umat. Perusahaan sekuritas itu pernah disebut oleh seorang investor terkenal sebagai perusahaan sekuritas sejuta umat. -bersambung-

Budi Utomo

Betul Bung Leong. Membuang sampah pada tempatnya harus dilatih sejak taman kanak-kanak. Dliatih bukan dinasihati. Dibiasakan. Seperti di negara-negara Skandinavia (Finlandia, Denmark, Norwegia, Swedia) atau Jepang. Sampah macam botol plastik atau pembungkus makanan dimasukkan ke saku atau tas. Kalau di sini? Ibu-ibu bisa marah-marah bila menemukan saku atau tas anaknya ada sampah. Mereka akan mengomel: Mengapa tidak dibuang di jalan saja???!!!! Wakakakaka

Leong putu

"Besok berangkat lebih pagi, supaya tidak kena macet !". Begitu pesan bagian personalia, hari Senin, saat jam kantor telah usai. Menyikapi pengalihan arus lalu lintas saat resepsi puncak satu Abad NU, hari ini. Saya akhirnya memang berangkat pagi, kena macet ? Ya, kena. Kok bisa ? Ya iya lah...wong saya berangkat pagi bukan untuk menghindari macet. Saya berangkat pagi, tapi bukan cari jalur alternatif, saya menuju pusat kota, nekat. Cari apa ? Ingin lihat-lihat. Lihat-lihat apa ? Mbak² yg cantik² ikut acara Harlah satu abad NU ? Bukan. Trus lihat² apa ? Sampah. Loh kok ? Iya, saya penasaran. Tidak terima dibanding - bandingke. Kapan hari ada acara di Solo, katanya tdk ada sampah berserakan sama sekali. Berhasil ? Gagal. Sudah tdk bisa masuk lebih jauh. Akhirnya saya balik kucing, ngebut. Cari jalan alternatif berangkat kerja. Macet. Terlambat. 3 menit. Sore ini, pulang kerja. Saya niatkan. Agar bisa lewat keramaian itu. Bisa. Ada sampah ? Banyak. Sedih ? ya. Kecewa ? ya. Malu ? ya. sekitar lokasi penuh sampah. Besar kecil, botol kertas, plastik karton. Banyak. Jorok. Di jalan, dimana-mana. Kantong plastik hanya jadi penonton.(andai seperti WA, bisa menyertakan foto) Pemikiran besar. Saya setuju. Pemikiran moderen. Ok. Tapi kalau bisa jangan dulu terlalu tinggi, nanti ketabrak pesawat. Masyarakat kita belum siap semua. Membuang sampah pada tempatnya adalah peradaban mulia. Kalau ini tidak bisa, kita tidak bisa ajarkan hal mulia lainnya ke anak cucu kita. Salam. End.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Komentar: 259

  • Ari Novianto
    Ari Novianto
  • Arek Nom
    Arek Nom
  • Parikesit
    Parikesit
  • Richolas Tjhai
    Richolas Tjhai
    • Parikesit
      Parikesit
    • Parikesit
      Parikesit
  • Leong putu
    Leong putu
    • Parikesit
      Parikesit
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
    • Parikesit
      Parikesit
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
  • Kang Sabarikhlas
    Kang Sabarikhlas
    • Parikesit
      Parikesit
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
  • Leong putu
    Leong putu
    • Parikesit
      Parikesit
  • Leong putu
    Leong putu
  • Leong putu
    Leong putu
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Parikesit
      Parikesit
  • Leong putu
    Leong putu
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
    • Leong putu
      Leong putu
    • Liam Then
      Liam Then
    • Leong putu
      Leong putu
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • alasroban
      alasroban
    • Leong putu
      Leong putu
  • Yellow Bean
    Yellow Bean
  • Misbachul Munir
    Misbachul Munir
  • Leong putu
    Leong putu
    • Leong putu
      Leong putu
    • Richolas Tjhai
      Richolas Tjhai
    • Leong putu
      Leong putu
  • Ibnu Shonnan
    Ibnu Shonnan
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • petteng calemot
      petteng calemot
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • petteng calemot
      petteng calemot
  • Kz It is
    Kz It is
    • Kz It is
      Kz It is
  • Mahmud Al Mustasyar
    Mahmud Al Mustasyar
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Chei Samen
    Chei Samen
  • Liam Then
    Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Liam Then
    Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • yea aina
      yea aina
    • Liam Then
      Liam Then
    • yea aina
      yea aina
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Handoko Luwanto
    Handoko Luwanto
  • Liam Then
    Liam Then
    • Leong putu
      Leong putu
    • Budi Utomo
      Budi Utomo
    • Budi Utomo
      Budi Utomo
    • Liam Then
      Liam Then
    • Budi Utomo
      Budi Utomo
    • Budi Utomo
      Budi Utomo
    • Budi Utomo
      Budi Utomo
    • Budi Utomo
      Budi Utomo
    • Liam Then
      Liam Then
    • Budi Utomo
      Budi Utomo
    • Liam Then
      Liam Then
    • Budi Utomo
      Budi Utomo
    • Budi Utomo
      Budi Utomo
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Budi Utomo
      Budi Utomo
    • Liam Then
      Liam Then
    • Budi Utomo
      Budi Utomo
    • Budi Utomo
      Budi Utomo
  • Leong putu
    Leong putu
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
  • Johannes Kitono
    Johannes Kitono
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
  • andiansyah rofiq
    andiansyah rofiq
  • yea aina
    yea aina
    • yea aina
      yea aina
  • Eyang Sabar56
    Eyang Sabar56
  • Mang Somat
    Mang Somat
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Jo Neka
      Jo Neka
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
    • Leong putu
      Leong putu
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • Leong putu
      Leong putu
    • Liam Then
      Liam Then
  • imau compo
    imau compo
  • Fiona Handoko
    Fiona Handoko
  • ALI FAUZI
    ALI FAUZI
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • yea aina
      yea aina
    • Liam Then
      Liam Then
  • ALI FAUZI
    ALI FAUZI
  • Ummi Hilal
    Ummi Hilal
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
    • Leong putu
      Leong putu
    • Ummi Hilal
      Ummi Hilal
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • mz arifinuz
      mz arifinuz
    • mz arifinuz
      mz arifinuz
    • Liam Then
      Liam Then
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
  • Kg Adna
    Kg Adna
  • Leong putu
    Leong putu
    • Leong putu
      Leong putu
    • Leong putu
      Leong putu
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Leong putu
      Leong putu
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Leong putu
      Leong putu
    • yea aina
      yea aina
    • Leong putu
      Leong putu
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • Leong putu
      Leong putu
  • Kg Adna
    Kg Adna
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
    • Leong putu
      Leong putu
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
  • Kg Adna
    Kg Adna
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Kg Adna
    Kg Adna
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
    • Lagarenze 1301
      Lagarenze 1301
    • Ngupi Pay
      Ngupi Pay
    • Lagarenze 1301
      Lagarenze 1301
  • Richolas Tjhai
    Richolas Tjhai
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Leong putu
      Leong putu
    • Mahmud Al Mustasyar
      Mahmud Al Mustasyar
    • Leong putu
      Leong putu
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • Leong putu
      Leong putu
  • Satria Stanza Pramayoga
    Satria Stanza Pramayoga
  • Rihlatul Ulfa
    Rihlatul Ulfa
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
  • Rihlatul Ulfa
    Rihlatul Ulfa
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
    • Leong putu
      Leong putu
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Leong putu
      Leong putu
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Leong putu
      Leong putu
  • Rihlatul Ulfa
    Rihlatul Ulfa
  • Zulfikhar Zulmi
    Zulfikhar Zulmi
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
  • Leong putu
    Leong putu
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Rihlatul Ulfa
      Rihlatul Ulfa
    • yea aina
      yea aina
  • thamrindahlan
    thamrindahlan
  • Cak Supri Krian
    Cak Supri Krian
  • Saifudin Rohmaqèŕqqqààt
    Saifudin Rohmaqèŕqqqààt
  • Leong putu
    Leong putu
    • Saifudin Rohmaqèŕqqqààt
      Saifudin Rohmaqèŕqqqààt
    • Cak Supri Krian
      Cak Supri Krian
    • Leong putu
      Leong putu
  • Kz It is
    Kz It is
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Kz It is
      Kz It is
    • petteng calemot
      petteng calemot
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
    • Ahmad Zuhri
      Ahmad Zuhri
  • Amat K.
    Amat K.
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
    • Leong putu
      Leong putu
    • Amat K.
      Amat K.
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
    • Amat K.
      Amat K.
  • Johan
    Johan
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
    • mz arifinuz
      mz arifinuz
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Amat K.
    Amat K.
    • Dokumen Negara
      Dokumen Negara
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
  • Captain Bejo
    Captain Bejo
  • dabaik kuy
    dabaik kuy
    • dabaik kuy
      dabaik kuy
    • Dokumen Negara
      Dokumen Negara
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Kz It is
    Kz It is
  • dabaik kuy
    dabaik kuy
    • dabaik kuy
      dabaik kuy
    • Dokumen Negara
      Dokumen Negara
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • petteng calemot
      petteng calemot
  • bagus aryo sutikno
    bagus aryo sutikno
    • Leong putu
      Leong putu
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
  • Pakdhe joyo Kertomas
    Pakdhe joyo Kertomas
    • bagus aryo sutikno
      bagus aryo sutikno
  • hilman g
    hilman g
    • bagus aryo sutikno
      bagus aryo sutikno
  • Ulil Abshor
    Ulil Abshor
    • bagus aryo sutikno
      bagus aryo sutikno
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
    • bagus aryo sutikno
      bagus aryo sutikno
    • Leong putu
      Leong putu
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Ulil Abshor
    Ulil Abshor
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • bagus aryo sutikno
      bagus aryo sutikno
    • Cak Supri Krian
      Cak Supri Krian
    • Leong putu
      Leong putu
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Jo Neka
    Jo Neka
    • bagus aryo sutikno
      bagus aryo sutikno
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
  • Jo Neka
    Jo Neka
  • DeniK
    DeniK
  • Leong putu
    Leong putu
    • bagus aryo sutikno
      bagus aryo sutikno
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
  • bagus aryo sutikno
    bagus aryo sutikno
    • Leong putu
      Leong putu
    • bagus aryo sutikno
      bagus aryo sutikno
    • Amat K.
      Amat K.
    • Zulfikhar Zulmi
      Zulfikhar Zulmi
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
    • bagus aryo sutikno
      bagus aryo sutikno
  • Fa Za
    Fa Za
  • JIM vsp
    JIM vsp
    • bagus aryo sutikno
      bagus aryo sutikno
  • rid kc
    rid kc
  • Leong putu
    Leong putu
  • Otong Sutisna
    Otong Sutisna
  • Kang Sabarikhlas
    Kang Sabarikhlas
  • Azwar Anas
    Azwar Anas
  • Legeg Sunda
    Legeg Sunda
  • hari purwani
    hari purwani
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
  • alasroban
    alasroban
  • Ahmad Zuhri
    Ahmad Zuhri
    • Ahmad Zuhri
      Ahmad Zuhri
  • mz arifinuz
    mz arifinuz
    • mz arifinuz
      mz arifinuz
    • mz arifinuz
      mz arifinuz
  • Mahmud Al Mustasyar
    Mahmud Al Mustasyar
  • Mahmud Al Mustasyar
    Mahmud Al Mustasyar
  • Mahmud Al Mustasyar
    Mahmud Al Mustasyar
  • Mahmud Al Mustasyar
    Mahmud Al Mustasyar