Simak Sejarah dan Arti Nama NU, Kini Sudah Rayakan Harlah ke-100!
Sejarah Berdirinya NU-Indigo Pictures-YouTube Channel
Substansi dan Ideologi Nahdlatul Ulama (NU)
Dalam sejarah NU, penciptaan Nahdlatul Ulama tidak dapat dipisahkan dengan dukungan ajaran Ahlus Sunnah wal Jama’ah (Aswaja). Ajaran ini bersumber dari Al-Qur’an, Sunnah, dan Ijma (keputusan ulama terdahulu). Qiyas atau contoh kisah Al-Qur’an dan hadits menurut K.H. Mustofa Bisri memiliki tiga substansi di dalamnya, yakni sebagai berikut:
1. Dalam bidang syariat Islam, sesuai dengan salah satu ajaran dari empat Madzhab (Hanafi, Maliki, Syafiy, Hanbali), dan sebenarnya Kyai NU sangat taat kepada Syafi’i.
2. Dari perspektif tauhid (ketuhanan), saya akan mengikuti ajaran Imam Abu Hasan Almaty Ali dan Imam Abu Mansur Al Maturidi.
3. Dasar-dasar Imam Abu Qosim Al Junaidi di bidang tasawuf Proses mengintegrasikan ide-ide Sunni berkembang. Cara berpikir Sunni di bidang ketuhanan bersifat eklektik: memilih pendapat yang benar.
BACA JUGA:Pakar : Perilaku Menyimpang Bripda HS Tak Cukup dengan Sanksi Disiplin
Sejarah Singkat NU
NU didirikan di Surabaya, Jawa Timur pada 16 Rajab 1344 H yang bertepatan dengan 31 Januari 1926. Berdirinya NU tidak terlepas dari peran ulama khususnya dari kalangan pesantren.
Tokoh pendiri NU terkenal adalah KH Hasyim Asy’ari yang menjadi Rais Akbar NU. Meskipun sebenarnya banyak tokoh pendiri lain seperti KH Abdul Wahab Hasbullah dan KH Bisri Syansuri yang menjadi Rais ‘Aam NU pada masanya.
Kepemimpinan NU terus diestafetkan dari generasi ke generasi sampai akhirnya menginjak usia 100 tahun. Kini NU menjadi organisasi Islam terbesar di Indonesia. Jutaan pengikut NU tersebar di seluruh penjuru negeri, bahkan sampai mancanegara.
Melansir laman NU Online, berdirinya organisasi Nahdlatul Ulama (NU) merupakan respons dari berbagai problem keagamaan, peneguhan mazhab, serta alasan-alasan kebangsaan dan sosial masyarakat.
Mulanya sekitar tahun 1924 KH Abdul Wahab Chasbullah menggagas pendirian Jam'iyyah yang disampaikan langsung ke KH Hasyim Asy'ari. Tujuannya untuk meminta persetujuan dari Bapak Umat Islam Indonesia ini.
KH Hasyim Asy'ari tidak langsung menyetujui begitu saja. Dalam menentukan suatu keputusan, KH Hasyim Asy'ari sangat hati-hati.
KH Hasyim Asy'ari akhirnya melakukan salat istikharah untuk meminta petunjuk kepada Allah SWT. Selain itu, KH Hasyim Asy'ari juga mengkaji secara mendalam tentang organisasi yang akan berdiri itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: