Dajjal 800 Miliar

Dajjal 800 Miliar

ORANG TUA Bima Yudho Saputro, Juliman Rumbiono dan Sringatun di teras rumah mereka di Lampung Timur-Foto: Tika-Radar Lampung-DNN-

TIKA harus menelusuri ''jalan dajjal'' itu selama hampir tiga jam. Minggu pagi kemarin. 

Akhirnya Tika, wartawati kita, menemukan rumah pemuda bernama Bima itu. Yakni, yang TikTok-nya membuat seorang presiden sampai meninjau jalan rusak di pedalaman Lampung (Lihat Disway kemarin). 

Bima menyebut Lampung itu provinsi Dajjal. Salah satunya terlihat dari hancurnya jalan di Lampung. Hancur abadi. Sudah puluhan tahun. 

Dan saya minta Tika tetap beriman ketika harus menelusuri ''jalan dajjal'' itu. Tika sebenarnya wartawan TV di grup Radar Lampung. Tapi tulisannya baik. Tika sendiri tinggal di desa Muji Rahayu, sekitar 55 km dari rumah Bima. Beda Kabupaten. Tika di Lampung Tengah. Itu pun bagian barat. Jauh di barat ruas jalan tol Lampung-Palembang. 


Tika saat meliput kedatangan Presiden Jokowi di Lampung.-Foto: Radar Lampung-DNN-

Rumah Bima di Desa Ratna Daya, Kecamatan Raman Utara, Lampung Timur. Sudah dekat ke Taman Nasional Way Kambas.

Tiga jam berkendara, Tika dapat obatnya: di rumah itu ditemui ibunda Bima dengan hangat. Rumah Bima seperti rumah orang tua Tika: di kampung. Punya halaman. Di jalan antar kecamatan. Lantai rumahnya sudah keramik. 

"Bima itu termasuk anak manja....," ujar sang ibu. "Bima dekat sekali dengan saya," tambahnyi. Pun kalau sang ibu tidak sedang di rumah Bima suka memanggil ibunya agar pulang.

Semula Tika disambut oleh kakak perempuan Bima: Anggun Spikiatul. Bima memang hanya dua-bersaudara dengan Anggun. Tika pun diminta masuk ruang tamu. 

Sesaat kemudian sang ibu muncul di ruang tamu: Sringatun. Sedang ayah Bima, Juliman Rumbiono, pamit untuk pergi ke masjid: tiba saatnya salat duhur.

Tika pun ngobrol soal Bima dengan dua wanita itu. 

"Kalau pulang ke kampung Bima jarang keluar rumah. Ia lebih sering di depan laptopnya," ujar sang ibu. "Kalau pun keluar rumah paling ke masjid," tambahnyi.

Ayah Bima selalu mengajarkan ke Bima untuk salat di masjid. "Laki-laki harus salat di masjid," ujar sang ibu.

Di desa itu Bima menamatkan SD. Pintar. Selalu juara kelas. Olahraganya main pingpong. Pun berprestasi. Sampai meraih juara di Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat Provinsi Lampung. Bima lantas mewakili Lampung di kejuaraan nasional di Surabaya. 

Itu tahun 2011 ketika Bima kelas 4 SD. Nama lengkapnya: Bima Yudho Saputro. 

Orang tua memberi dukungan penuh Bima di pingpong. Sampai diikutkan pelatihan khusus di kota nan jauh: Bandar Lampung. Seminggu sekali, tiap Sabtu, Bima diantarkan ke Bandar Lampung: latihan khusus pingpong. 

Hobi tersebut terhenti saat Bima mulai masuk SMP. Sebenarnya ada SMP di kecamatan dekat Ratna Daya. Tapi sang ayah ingin Bima mendapatkan mutu SMP yang lebih baik. Maka Bima dimasukkan SMP di Kota Metro. Lebih 35 km dari desanya. Kalau naik motor bisa lebih 1 jam. 

Di SMPN 1 Metro Bima fokus ke pelajaran. Bima ingin bisa masuk SMAN di kota itu juga. Ia tinggalkan pingpong. Beginilah perjalanan prestasi olahraga anak muda di Indonesia. Begitu banyak penyebab untuk tidak bisa melanjutkannya.

Bima pun bisa diterima di SMAN 1 Metro. Ia tetap kos di kota itu. Seminggu dua kali orang tuanya menengok Bima ke tempat kosnya. Tahun 2018 Bima lulus SMA.

Bima sebenarnya diterima di banyak universitas terkemuka. Tanpa tes. Misalnya di Universitas Sriwijaya Palembang, UNS Solo dan Unair Surabaya. Tapi Bima ingin kuliah di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (UGM). Atau di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Bima gagal masuk UGM dan ITB. Tapi ia tetap tinggal di Bandung: kursus bahasa Inggris. Selama 8 bulan. Dari situ Bima ingin kuliah di Malaysia. Ia diterima di diploma 3 jurusan IT UCMI Kuala Lumpur. Berhasil lulus dalam waktu 2,5 tahun. Di tengah pandemi Covid-19.

Sambil menunggu wisuda, Bima pulang kampung. Ia dua bulan di kampung. Lalu dapat panggilan berangkat ke Sydney, Australia. Ia tidak sempat menghadiri wisudanya di Kuala Lumpur.

Rupanya dua bulan di kampung itulah Bima sumpek. Ia sudah 2,5 tahun terbiasa hidup di Kuala Lumpur. Nyaman. Tertata. Indah. Lalu melihat daerahnya lagi masih seperti yang dulu. Bahkan lebih parah.

Dua bulan di kampung itulah Bima menemukan ''dajjal'' Lampung. Ketika kelak ia membuat TikTok ia unggahan jalan rusak itu. Ia perlihatkan di video.

Judul utama TikTok itu sendiri: Alasan Kenapa Lampung Gak Maju-Maju. Judul itu ia tampilkan di layar laptop. Ia duduk di belakang laptop itu: bicara. Bajunya hem kembang warna hitam. Rambutnya ikal. Rambut itu dibiarkan agak panjang dan tidak disisir. Cewek yang melihat rambut itu bisa gemes: ingin membantu menyisirnya. Atau menjambaknya.

Wajahnya bersih. Bicaranya sudah beraksen Inggris. 

Lalu Bima memperkenalkan nama dan asalnya: ''dari provinsi Dajjal ini''. Nada bicaranya provokatif dengan gerak dua tangannya yang aktif. Ia terlihat begitu jengkel melihat daerah kelahirannya.

Bahasan pertama Bima: infrastruktur Lampung yang terbatas. Banyak proyek yang mangkrak. Contohnya Kota Baru. Banyak bangunan di situ yang terbengkalai.

Sebagai orang yang sering ke Lampung saya juga bertanya-tanya setiap melewati Kota Baru itu. Inilah kota yang menurut rencana menjadi ibu kota baru provinsi Lampung.

Yang memutuskan pindah ibu kota ini adalah gubernur Lampung yang saya sudah lupa siapa. Ia bangun kantor gubernur tiga lantai. Ia bangun kantor DPRD provinsi yang juga megah. Ia bangun rumah sakit.

Gubernur pun berganti. Gubernur baru tidak mau pindah ke Kota Baru. Bangunan kantor gubernur pun tidak ditempati. Kaca-kacanya sudah banyak yang pecah.

Gedung DPRD-nya lebih parah lagi. Baru ada struktur dan atap. Belum ada lainnya. Kini kondisinya seperti kerangka bangunan yang kusam telantar.

Hanya ada rumah sakit yang berfungsi. Tipe C. 

Sebenarnya sudah dibangun pula jalan kembar menuju Kota Baru itu. Lebar-lebar. Jalan itu pun kini sudah rusak berat.

Gubernur yang baru berikutnya lagi juga tidak mau melanjutkan Kota Baru. Pun gubernur yang sekarang.

Inilah ibu kota baru yang dibangun dengan gegap gempita lalu ditinggalkan merana begitu saja.

Bima tidak menguraikan sejauh itu. Tapi ia sebut sejak ia masih SD juga seperti itu. Lalu ia membahas jalan-jalan yang rusak.

Tema kedua TikTok Bima adalah pendidikan. Begitu banyak orang pintar lahir di Lampung. Yang jadi menteri saja banyak. Termasuk Sri Mulyani. Tapi sistem penerimaan mahasiswanya penuh permainan dan korupsi. Birokrasi tidak efisien dan tata kelola tidak baik.

Bahasan terakhirnya: ketergantungan pada sektor pertanian. Yang harganya begitu fluktuatif.

Begitulah. Yang Bima bahas sebenarnya hanya kulit-kulit. Khas medsos yang hanya bisa pendek: 3 menit. Itu pun sudah menggemparkan Indonesia.

Saya tidak bisa menilai TikTok itu dibuat di mana. Lihatlah plafon ruangan itu. Rasanya plafon model Indonesia. Mungkin plafon model Ratna Daya. Tapi kok ada alat penutup pintunya. "Saya melihat banyak TikTok Bima. Saya perhatikan tanggalnya. Pasti dibuat di Australia," ujar Tika. 

Di Australia, Bima juga mengambil program diploma: D-1 media komunikasi. Sudah selesai. Bima kini lagi magang di sana. Jangan-jangan TikTok itu bagian dari proses magangnya.

Menurut obrolan Tika dengan sang ibu, Bima sebenarnya diterima juga di salah satu universitas di Jerman. Tapi harus menunjukkan punya deposito Rp 500 juta. "Kami tidak sanggup. Bima akhirnya memilih ke Australia," ujar Sang ibu.

Setelah magang itu Bima masih berniat terus di Australia. Ia ingin masuk S-1 di sana. Ia masih berusaha. Termasuk sempat ikut kerja di IKEA di sana.

Minggu depan Bima genap 1 tahun tinggal di Australia. Selama di sana, ia rutin berkomunikasi dengan sang ibu. Hampir setiap hari. "Bahkan bisa sehari dua kali," tuturnyi. 

Tentu kedua orang tua Bima sempat merasa ketakutan. Namun setelah mendapat dukungan pembelaan dari masyarakat luas, kekhawatirannya berkurang. Mereka pun bisa melanjutkan kegiatan sehari-hari. 

Ayah Bima adalah pegawai negeri. Tugasnya di Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Perkebunan. Di Kabupaten Lampung Timur. Sedang sang ibu seorang wiraswasta yang bergerak di bidang hasil bumi.

Sang ayah, Juliman Rumbiono, mengaku sempat dipanggil atasan. Yakni setelah video kritikan putranya viral di media sosial. 

Awalnya ia dipanggil ke rumah bupati. Namun pelaksanaannya di rumah wakil bupati. Di situlah sang ayah sempat meminta maaf kepada gubernur Lampung. Melalui telepon. Ia takut sekali. 

Apa kata gubernur? 

"Kata beliau, oke kamu saya maafkan, tapi masalah ini tetap berjalan," gitu katanya. Waktu itu seorang pengacara di Bandar Lampung memang mengadukan Bima ke polisi. Tapi pengaduan itu belakangan dicabut. 

Seandainya tidak dicabut pun sang ayah tidak begitu takut lagi. "Setelah banyak dukungan kami merasa tenang ," katanya.

Sang ayah memang punya prinsip soal kejujuran. Ia selalu berpesan kepada putranya untuk berani dan jujur. "Jangan takut dengan kejujuran walaupun kamu sendirian," pesannya kepada anaknya seperti ditirukan di depan Tika. 

Alhasil, TikTok Bima itu sangat istimewa. TikTok itu menghasilkan uang Rp 800 miliar. Itulah anggaran yang disediakan pemerintah pusat untuk memperbaiki 15 ruas jalan rusak di pedalaman Lampung.

"Alhamdulillah..." ucap sang ayah melihat hasil nyata karya anaknya itu. (Dahlan Iskan)

 

Komentar Pilihan Dahlan Iskan pada Edisi 8 Mei 2003: Bisul Rusak

 

Fa Za

Waduh, bisulku rusak...

Amat K.

Emboen pagi menjadi saksi. Kepala yang berat bagi sebagian orang, tidak baginya. Dingin yang menusuk tulang, bukanlah penghalang. Dibasuhnya muka tangan kakinya. Berderap langkah menghadap Tuhannya. Lalu pergi memulai hari. Bersama asa yang menyertainya. "Mereka adalah pejuang!" Seru emboen pagi.

m note

bukan cuma bisul, semua-mua yang lama tegang dan kencang ketika akhirnya bisa pecah dan tumpah, rasanya pasti amazing. mak brool puasnya, hehe

Sri Wasono Widodo

Tahun 2010 an Saya pernah ke Cukuh Balak, termasuk Kabupaten Tanggamus, Lampung. Di tepian Teluk Semangka nan indah mempesona. Dari Bandar Lampung sekitar pkl 10.00 WIB sampai lokasi sehabis Magrib. Untuk jarak yang seharusnya sehisapan sebatang rokoknya Roro Jonggrang. Mirip yang dikatakan Pak Jokowi dengan sarkastis, jalannya memang mulus. Jika tidak pernah dibangun, Saya membayangkan apalagi sekarang. Di pesta pernikahan yang Saya datangi tersebut, sekaligus juga dijadikan penobatan ketua suku yang baru bagi sang pengantin pria. Yang datang juga termasuk para kandidat Bupati beberapa kabupaten sekitar Cukuh Balak tersebut, sebagaimana yang disampaikan pembawa acara. Mungkin beliau beliau itu menuju ke lokasi juga nyaman tidur di mobil karena sudah terbiasa. Biarlah kejadian pecahnya bisul karena kehadiran Pak Jokowi ini menjadicatatan sejarah. Salam jasmerah, jangan sekali kali melupakan kebaya merah. 

rid kc

Mr. Jokowi memang luar biasa, mengerti dan merasakan apa yang dirasakan rakyatnya. Beda dengan pejabat di daerah seakan pejabat daerah masih saja beranggapan seperti jaman orba. ingat medsos sekarang sangat berperan dalam pembangunan masyarakat. Pejabat sekarang harus benar-benar peka terhadap suara rakyat. Pejabat sekarang harus seringkali melihat medsos atau mempunya staff ahli medsos biar reputasi baik terjaga. Kalau tidak peka terhadap medsos siap-siap dibully seluruh netizen Indonesia yang terkenal garang dan kejam. 

Waris Muljono

Betul, keluhan jalan rusak oleh publik di medsos sdh banyak dgn aneka ekspresi. Pun di daerah jawa tengah sampai muncul kalimat satire : wisata jeglongan sewu. Tapi ga ada yg sampai menarik perhatian RI1 spt di lampung ini. Menariknya maret lalu ketika pak Jokowi kunjungan ke Blora Jawa Tengah, alih alih menutupi jalan yg rusak dgn memilih rute jalan yg mulus, panitia justru memilih rute utk pak jokowi jalan yg rusak, bahkan sampai motor patwal jatuh. Di lokasi acara, sang bupati tinggal "nodong" presiden, minta dukungan perbaikan jalan. 

captain kuranyi

Kalo urusan jalan, kami penikmat jalan lintas timur Sumatera dikabupaten banyuasin jg menjadi korban kemulusan jalan aspal.. Sudah berbulan2 jalan dikerok aspalnya dan membuat jalan menjadi tdk rata. Sdh bnyk korban jiwa terkapar dijalan. Tapi, y tetap saja. Jalan akan diperbaiki jika presiden akan lewat.. Jalanan yg selalu macet, yg sdh tdk mampu lg menampung jumlah kendaraan yg lewat. Jalan tol yg dijanjikan tdk selesai2 smpe skrg. Sdh pemerintahan periode ke2, msh seperti itu.. 

Liam Then

Jalan rusak di Lampung sebearnya tidak terlalu banyak , terbanyak menurut data BPS November 2022, menurut satu koran online ; NTT,Riau,Papua Barat, Sumut,Sulteng,Maluku Utara, Sulawesi Selatan, Bengkulu, Lampung, Kalbar urutan 10. Tapi ya karena viralnya kencang, mau tak mau harus direspons (rasanya aneh respons pakai "s") Sepertinya harus diserahkan semua ke pusat saja, tak perlu tender-tender lagi ,biar cepat, toh sudah tahu modalnya per meter, tinggal hitung. Pejabat daerah tinggal lapor kondisi daerah, ruas jalan mana yang prioritas. Pakai tender selama ini sudah terbukti kurang efektif, banyak kedodoran, spek tak jelas. Jika terpusat, lebih gampang koordinasi dan diatur rapi, pas dikerjakan juga tak susah lagi kordinasi, antar pejabat tinggi instansi yang sering gali-gali jalan untuk pemasangan kabel,pipa, dsb. Kembalikan semuanya kepada PU saja. Jika tak sesuai standar, tinggal copot kepala, ganti. Wah wah bisa abis saya dipisuhi oleh assosiasi kontraktor jalan se-Indonesia, karena usul hapuskan periuk nasi. Kira-kira mungkin tidak, pusat yang pegang, tak perlu pakai tender lagi? 

Liam Then

Di Kalbar juga iyah, pabrik baru bermunculan sepanjang tepi jalan dari Wajok menuju lokasi pelabuhan Internasional Kijing. Saya baca kapasitasnya 500 TEUS. Saya ramal, kedepannya lebih banyak lagi, karena tanah di Kalbar cenderung masih murah dan luas. Sekarang pandai-pandainya Pemprov dan Bupati di Kalbar saja sebenarnya, cari cara bikin investor merasa nyaman , masuk dan bangun pabrik di Kalbar. Sudah dibangunkan pelabuhan terbesar di pulau Kalimantan oleh Pak Jokowi, sayang jika tidak dapat manfaat maksimal darinya. 

 

imau compo

Aduh! Pak DI memang suka memancing di air keruh, sekarang malah di lumpur, mudah-mudahan dapat mujair atau ikan gabus. Sebenarnya, saya tidak mau komentar tapi seperti bola salju, makin lama makin besar. Presiden alih-alih mengembangkan pengawasan yg efektif dengan kehancuran Jiwasraya, Asabri dan jalan-jalan di Lampung itu sendiri malah menjadikannya tempat tebar pesona. Sebelum ini saya sudah lihat video presiden lempar uang ke sekelompok masyarakat yg menunggunya, padahal BLT bukanlah pendidikan yg baik, dilakukan utk mencegah kelaparan atau masalah-masalah sosial yg lebih besar. Dulu, Pak Harto membuat proyek padat karya yg sangat baik, mirip yg dilakukan pemerintah Cina sejak era Deng. Tebar pesona ala presiden Jokowi, sangat efektif utk tujuan politik. Prabowo menirunya dengan melempar uang ke masyarakat minang. Masyarakat minang yg biasanya "gengsi" dengan politik uang, malah keranjingan. Kredo revolusi mental malah prakteknya menghancurkan pendidikan. Seharusnya, Presiden, belajar dari masyarakat sekitar Surakarta, yg tidak mau diberi uang karena merendahkan derajat. Mereka maunya diajari kerja. Ini adalah sebuah penelitian disertasi, kalau Pak DI mau copy-nya, nantii saya kirim. Fenomenal, penelitinya dr suku Batak.

Ida Mulia

Warga/rakyatnya kurang pinter pilih kades/pak RT nya.. yang namanya dana desa/musembang itu buttom up pak... usulan dari bawah. Bukan dari kepala desa... kecuali jalan antar desa ya.. itu kewenangan pemkab.

Jokosp Sp

Kalau ini saya tahu kenapa tidak mau diaspal. Yang lewat ratusan truck tronton batu bara yang puluhan km itu. Jiwa bisnis selalu bisa dimunculkan dan bisa dimainkan : 1. bisa rentalkan water truck buat penyiraman jalan hauling coal 2. hitung berapa dump truck yang lewat, berapa rit/ hari x Rp 50,000,- 3. adanya debu bisa diklaim uang pencemaran debunya tiap bulan 4, belum kalau hujan air lumpur masuk ke lahan padi atau pohon gatah bisa diklaim terjadi pencemaran air. Nego akhirnya bisa memasukkan dump trucknya buat hauling coal.........ger cep cuan cuan cuan.

andi asmadi

Abah kok paham benar asbabun nuzul viralnya jalan rusak di Lampung yang berujung kunjungan fenomenal Presiden Jokowi. Benar sih, sikap reaktif dan emosional Gubernur Arinal Djunaidi terhadap kritik melambungkan isu itu ke pentas nasional. Kasihan juga melihat Gubernur Arinal jadi bulan-bulanan di medsos. Hampir tak ada baiknya. Ada hal menarik dari kasus jalan rusak ini. Peran media mainstream seperti media cetak dan media online, termasuk TV, diambilalih oleh medsos. Satu VT dari mahasiswa dengan follower tak seberapa banyak (saat itu) bisa menggoyang para petinggi Lampung hingga Presiden Jokowi. Hanya satu VT itu membawa pengaruh yang sangat besar dan sangat baik, terkait perbaikan jalan rusak di Lampung. Dulu kita masih percaya media mainstream bisa membawa perubahan. Laporan investigasi bisa bikin heboh yang memberi dampak perbaikan. Sekarang? Pada kasus jalan rusak itu, hampir semua media arus utama di Lampung nyaris diam. Pengguna medsos tidak punya kepentingan apapun terhadap pejabat pemerintah. Media besar jelas terikat kepentingan: ada anggaran publikasi ratusan juta rupiah (untuk sekelas Lampung) yang diguyurkan setiap tahun. Maka, mana berani media utama itu mengkritik Gubernur? Kritiklah daku kau kujitak. Bisa dimaki-maki oleh Gubernur (apalagi kalau Gubernurnya memang pemarah), dan atau, dana publikasi tidak dikucurkan. Pada kondisi ini, mana bisa redaksi tidak terkooptasi oleh kepentingan bisnis?

Chei Samen

Selamat Pagi Pemirsa. Selamat Pagi Indonesia. Tahun 2015, dari Merak saya menyeberangi ke Bakauheni. Ke Tg Karangnya Lampung. Ke Palembang. Terus ke Jambi. Meliat Muaro Jambi dan Jambi Tua! Berhari-hari. Bermalam-malam. Nyetir sendiri bersama isteri-Minangku tercinta (ampon Bli LP-saya juga cinta sama ibu negara). Saya alami sendiri kerosakan jalan itu. Jalan Lintas Timur. Khusus dari Palembang ke Jambi, sekitar 10 jaman. Ya, namanya jalan- jalan! 

Di Australi blio menyambung pendidikan/ 

Menggapai hasrat ortu ditinggalkan/ 

Luahan Mas Bima jadi bualan/ 

Lalu Bapak Presiden buat kejutan./ 

Pak Jokowi merasai peritnya perjalanan/ 

Sebagai bukti pemimpin jempolan/ 

Jemputlah ke Istana sebagai penghargaan/ 

Sebagai contoh pemuda tauladan./ 

#pantun sopan. Salam Senin sobat!

Chei Samen

Bang Andian, di Malaka ada istilah "tobat". "Tobat Sambal Belacan". Pedas! Minum air seteguk, nyambung lagi si pedas samval terasi! Salam Sehat Bang!

andiansyah rofiq

Tulisan Abah memang candu, Sengaja saya nahan utk tidak membaca, 1 hari kuat, 2 hari masih kuat, 3 hari mulai bimbang, 4 hari ah sudahlah,,, disway mana disway apalah daya otak sudah merangsang begitu kuatnya keinginan tuk membaca CHD lagi. 

Sutikno tata

Mohon maaf abah "Kecamatan Rumbia"..

Jimmy Marta

Yg meng unggah jalan rusak itu banyak.. Tp gk viral. Perlu follower yg banyak, plus bumbu dajjal...

Alfi Nur Afifah

Apa jadinya negeri ini kalau kerusakan harus menunggu viral. Banyak rakyat yang menderita karena sikap para pejabat. Sebenarnya bukan hanya Lampung saja yang kondisi jalanan nya memprihatinkan pasti masih banyak jalanan di pelosok negeri yang kondisinya sama memprihatinkannya. Miris sekali melihat para pejabat yang hanya mementingkan kepentingan pribadi tanpa memperdulikan rakyat. Terkadang kritik itu penting supaya ada perubahan. #IAI Al-Khoziny Buduran Sidoarjo #SalamSehat

yea aina

Mengutip laman Instagram Bu Menkeu, terkait dana infrastruktur jalan di Lampung: "Program yang paling banyak memakan biaya: pembangunan jalan tol sumatra yang melintasi lampung". Pembiayaan meliputi PMN dan uang jaminan kepada PT HK (BUMN). Pembebasan lahan juga menjadi tanggungan APBN. DAK pembiayaan jalan (non tol) seluruh provinsi Lampung, cukuplah 402,44 milyar saja. Kunjungan jalan bisul, ibarat memecah bisul di lutut, memercik lahar bisul ke muka sendiri.

Fiona Handoko

"provinsi dajjal", koar si pengunggah di tiktok-nya. tiktok saat ini populer sebagai medsos. layanan video hosting berdurasi pendek. yang dimiliki oleh perusahaan tiongkok, bytedance. namun di tahun 1980 an. tiktok dikenal sebagai akronim dari silangan itik dan entok. atau bisa juga disebut itik serati. tetapi bagi para pendaki gunung. tiktok berarti naik sore hari. sampai puncak menjelang subuh untuk lihat sun rise. leyeh leyeh sebentar, lalu turun. siang / sore sudah sampai bawah lagi. 

Echa Yeni

Manusia yg tak pernah diam. Saat diam tak bergerak&/tdk bersuara pun angan2nya melayang entah nglamun,merencana,mbatin,menilai/menjudge. Awale nyawang/moco trus mbatin trus ngomen/ngomel via tulisan.mboh nyacat opo nyindir/nyinyir. "Beruntunglah" org yg "sudahselesai" dg urusan dirinya sendiri.shg ia bs dg bebas ngurusi org laen

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Komentar: 337

  • Evi Rahmawati
    Evi Rahmawati
  • M Fikri Ulumudin
    M Fikri Ulumudin
  • Hiliya Taqiya
    Hiliya Taqiya
  • Churinia Dewi
    Churinia Dewi
    • Hidayatul Rachmahwati
      Hidayatul Rachmahwati
  • Iqbal Amirullah
    Iqbal Amirullah
  • Sheila Dwi
    Sheila Dwi
    • Hidayatul Rachmahwati
      Hidayatul Rachmahwati
  • Suwaibatul islamiyah
    Suwaibatul islamiyah
  • Ishlahul Laili
    Ishlahul Laili
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
  • Ummu Saidah
    Ummu Saidah
  • Hikmah andini
    Hikmah andini
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
  • Kang Sabarikhlas
    Kang Sabarikhlas
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
    • Kang Sabarikhlas
      Kang Sabarikhlas
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
  • Naila Rizkiyah
    Naila Rizkiyah
  • Johannes Kitono
    Johannes Kitono
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
    • Johannes Kitono
      Johannes Kitono
    • De We Bison i
      De We Bison i
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
  • Johannes Kitono
    Johannes Kitono
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
    • Liam Then
      Liam Then
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Yellow Bean
    Yellow Bean
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
    • imau compo
      imau compo
    • imau compo
      imau compo
    • Liam Then
      Liam Then
    • imau compo
      imau compo
  • Liam Then
    Liam Then
    • Jo Neka
      Jo Neka
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
  • daeng romli
    daeng romli
    • Liam Then
      Liam Then
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Amat K.
      Amat K.
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
  • Riffana Thary
    Riffana Thary
    • Liam Then
      Liam Then
  • Leong Putu
    Leong Putu
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Liam Then
    Liam Then
    • yea aina
      yea aina
    • Liam Then
      Liam Then
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Liam Then
      Liam Then
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
    • Liam Then
      Liam Then
    • KEY
      KEY
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Liam Then
      Liam Then
    • KEY
      KEY
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
    • Liam Then
      Liam Then
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Liam Then
      Liam Then
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Liam Then
      Liam Then
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
    • KEY
      KEY
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • KEY
      KEY
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • KEY
      KEY
  • Fiona Handoko
    Fiona Handoko
    • Warung Faiz
      Warung Faiz
    • yea aina
      yea aina
    • Liam Then
      Liam Then
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
  • Liam Then
    Liam Then
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • Nanda Putri Sya'billah
    Nanda Putri Sya'billah
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
  • Nanda Putri Sya'billah
    Nanda Putri Sya'billah
    • Nanda Putri Sya'billah
      Nanda Putri Sya'billah
  • Nanda Putri Sya'billah
    Nanda Putri Sya'billah
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
  • Liam Then
    Liam Then
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
  • Yellow Bean
    Yellow Bean
    • Liam Then
      Liam Then
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
  • Riffana Thary
    Riffana Thary
    • Chei Samen
      Chei Samen
  • Novi Fitri
    Novi Fitri
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
  • balagak nia
    balagak nia
    • Warung Faiz
      Warung Faiz
    • Liam Then
      Liam Then
    • Warung Faiz
      Warung Faiz
    • Liam Then
      Liam Then
  • hoki wjy
    hoki wjy
    • Amat K.
      Amat K.
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
  • Mbah Mars
    Mbah Mars
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Mbah Mars
      Mbah Mars
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Fiona Handoko
      Fiona Handoko
    • Fiona Handoko
      Fiona Handoko
  • balagak nia
    balagak nia
    • Liam Then
      Liam Then
  • Dacoll Bns
    Dacoll Bns
    • Liam Then
      Liam Then
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • Pakdhe joyo Kertomas
    Pakdhe joyo Kertomas
    • imau compo
      imau compo
    • Liam Then
      Liam Then
  • Mbah Mars
    Mbah Mars
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Chei Samen
      Chei Samen
    • Jo Neka
      Jo Neka
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
    • Mbah Mars
      Mbah Mars
    • yea aina
      yea aina
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Chei Samen
      Chei Samen
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • Amat K.
      Amat K.
    • Mbah Mars
      Mbah Mars
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • imau compo
      imau compo
    • Amat K.
      Amat K.
    • Mbah Mars
      Mbah Mars
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Chei Samen
      Chei Samen
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • yea aina
    yea aina
    • Liam Then
      Liam Then
    • yea aina
      yea aina
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
  • Liáng - βιολί ζήτα
    Liáng - βιολί ζήτα
  • Alfi Nur Afifah
    Alfi Nur Afifah
  • Purnomo Inzaghi
    Purnomo Inzaghi
  • Bedy Da Cunha
    Bedy Da Cunha
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • Mbah Mars
      Mbah Mars
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Fiona Handoko
      Fiona Handoko
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Fatuz Zahro
    Fatuz Zahro
    • Fatuz Zahro
      Fatuz Zahro
  • Fatuz Zahro
    Fatuz Zahro
  • Fatuz Zahro
    Fatuz Zahro
  • Mbah Mars
    Mbah Mars
    • Jo Neka
      Jo Neka
    • Jo Neka
      Jo Neka
    • Jo Neka
      Jo Neka
    • Jo Neka
      Jo Neka
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Mbah Mars
      Mbah Mars
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
  • Kholifatul Isnaeni
    Kholifatul Isnaeni
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Amat K.
      Amat K.
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Handoko Luwanto
    Handoko Luwanto
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
  • Atiyah Husniyah
    Atiyah Husniyah
  • Lusy Anggraini
    Lusy Anggraini
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
  • Kholifatul Isnaeni
    Kholifatul Isnaeni
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
    • Kholifatul Isnaeni
      Kholifatul Isnaeni
  • Amat K.
    Amat K.
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Amat K.
      Amat K.
    • Jo Neka
      Jo Neka
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
    • Amat K.
      Amat K.
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
  • imau compo
    imau compo
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • imau compo
      imau compo
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • imau compo
      imau compo
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
  • Fa Za
    Fa Za
  • Er Gham
    Er Gham
    • Er Gham
      Er Gham
  • Dany_putra Putra
    Dany_putra Putra
  • Mbah Mars
    Mbah Mars
    • Jo Neka
      Jo Neka
    • Mbah Mars
      Mbah Mars
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Amat K.
      Amat K.
    • Amat K.
      Amat K.
    • Mbah Mars
      Mbah Mars
    • Amat K.
      Amat K.
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Jo Neka
      Jo Neka
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
  • Er Gham
    Er Gham
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Er Gham
      Er Gham
    • yea aina
      yea aina
    • imau compo
      imau compo
  • Er Gham
    Er Gham
    • Er Gham
      Er Gham
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
    • bitrik sulaiman
      bitrik sulaiman
    • yea aina
      yea aina
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
  • Mahmud Al Mustasyar
    Mahmud Al Mustasyar
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • Mahmud Al Mustasyar
      Mahmud Al Mustasyar
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Yellow Bean
    Yellow Bean
  • adi Nugraha
    adi Nugraha
    • Mahmud Al Mustasyar
      Mahmud Al Mustasyar
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Er Gham
    Er Gham
  • Samsul Arifin
    Samsul Arifin
  • Jo Neka
    Jo Neka
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Jo Neka
      Jo Neka
  • Er Gham
    Er Gham
    • Er Gham
      Er Gham
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Er Gham
      Er Gham
  • imau compo
    imau compo
  • agus budiarto
    agus budiarto
  • agus budiarto
    agus budiarto
    • Gregorius Indiarto
      Gregorius Indiarto
    • Amat K.
      Amat K.
  • Mimi Hzna
    Mimi Hzna
  • ACEP YULIUS HAMDANI
    ACEP YULIUS HAMDANI
  • ACEP YULIUS HAMDANI
    ACEP YULIUS HAMDANI
  • imau compo
    imau compo
  • JIM vsp
    JIM vsp
  • Legeg Sunda
    Legeg Sunda
  • Amat K.
    Amat K.
    • Chei Samen
      Chei Samen
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
    • Amat K.
      Amat K.
  • Eko Darwiyanto
    Eko Darwiyanto
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Er Gham
      Er Gham
  • Er Gham
    Er Gham
  • Xiaomi A1
    Xiaomi A1
    • Arif Rahman
      Arif Rahman
  • Sri Wasono Widodo
    Sri Wasono Widodo
  • surya dewantara
    surya dewantara
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
    • Er Gham
      Er Gham
    • JIM vsp
      JIM vsp
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
  • alasroban
    alasroban
  • Er Gham
    Er Gham
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • Er Gham
    Er Gham
  • Er Gham
    Er Gham
  • M.Zainal Arifin
    M.Zainal Arifin
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
    • Azza Lutfi
      Azza Lutfi
  • MULIYANTO KRISTA
    MULIYANTO KRISTA
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
    • Amat K.
      Amat K.
    • Mbah Mars
      Mbah Mars
    • bitrik sulaiman
      bitrik sulaiman
    • Amat K.
      Amat K.
    • Gregorius Indiarto
      Gregorius Indiarto
    • Mbah Mars
      Mbah Mars