Ukraina di Ujung Hayat! Rusia Mulai Tancapkan Senjata Nuklir di Belarusia, Eropa Terancam!

Ukraina di Ujung Hayat! Rusia Mulai Tancapkan Senjata Nuklir di Belarusia, Eropa Terancam!

Presiden Rusia, Vladimir Putin posisikan senjata nuklirnya di Belarus seiring dengan penyerbuan ke Ukraina. -tangkapan layar twitter@srbija_eu -

JAKARTA, DISWAY.ID - Rusia dikabarkan telah mulai memindahkan senjata nuklir taktisnya ke negara sekutunya Belarusia.

Tujuan Rusia memindahkan nuklir ke Belarusia menyusul perang yang berlarut melawan Ukraina yang dibantu sejumlah negara NATO.

"Pengalihan amunisi nuklir telah dimulai," kata Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko kepada wartawan saat berkunjung ke Moskow, dikutip dari The Moscow Times.

Namun, Lukashenko tidak menjelaskan apakah ada senjata nuklir Rusia yang benar-benar telah tiba di negaranya.

BACA JUGA:Ukraina Keok! Kota Bakhmut Jatuh ke Tangan Rusia

Selain itu, Lukashenko juga tidak mengungkapkan berapa banyak senjata nuklir yang akan disimpan di Belarusia.

Sebelumnya pada 25 Maret 2023, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan rencana untuk mentransfer senjata itu ke Belarusia.

Presiden Rusia mengatakan Barat sedang berperang dalam perang proksi yang meningkat melawan Rusia.

BACA JUGA:Zelenskyy Datangi G7 Saat Bakhmut Direbut Rusia, Minta Tingkatkan Sanksi Ekonomi Bagi Rusia

Dikutip dari AP News, Amerika Serikat yakin Rusia memiliki sekitar 2.000 senjata nuklir taktis, yang meliputi bom yang dapat dibawa oleh pesawat terbang, hulu ledak untuk rudal jarak pendek, dan peluru artileri.

Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu dan Menteri Pertahanan Belarusia, Viktor Khrenin menandatangani dokumen tentang pengerahan senjata nuklir taktis Rusia di wilayah Belarusia, Kamis (25/5/2023).

"Rusia akan mempertahankan kendali atas senjata nuklir non-strategisnya yang ditempatkan di negara tetangga, Belarusia," kata Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu di Minsk, Belarusia.

BACA JUGA:Ukraina Makin Percaya Diri Hadapi Invasi Rusia, Bantuan Perang Jerman Segera Meluncur

Ia menjamin kontrol penggunaan senjata itu hanya dapat dilakukan oleh Rusia, meski diletakkan di wilayah Belarusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: