Elektabilitas Tak Kunjung Meningkat, Lawrence Siburian Nilai Airlangga Hartarto Tidak Jelas jadi Ketum Partai Golkar

Elektabilitas Tak Kunjung Meningkat, Lawrence Siburian Nilai Airlangga Hartarto Tidak Jelas jadi Ketum Partai Golkar

FOTO DOK PARTAI GOLKAR - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. --

JAKARTA, DISWAY. ID - Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Sentral Organisasi Karyawan Swadiri (Soksi), Lawrence TP Siburian merasa kecewa dengan Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar), Airlangga Hartarto

Kekecewaan itu disampaikan olehnya karena Airlangga dinilai tidak tegas dalam memimpin partai politik berlambang pohon beringin tersebut. 

Apalagi dalam waktu dekat tahapan kampanye Pemilu serentak 2024 akan segera dimulai, yaitu 28 November 2023 dan elektabilitasnya tidak kunjung meningkat. 

BACA JUGA:Airlangga dan Zulhas Bahas Koalisi Poros Keempat Sekembalinya dari Amerika

"Melihat bahwa pak Airlangga sebagai Ketua Umum Partai Golkar itu tidak jelas membawa Partai Golkar ini ke mana," ujar Lawrence TP Siburian saat dikonfirmasi, Kamis, 13 Juli 2023.

"Sedangkan waktunya sudah hampir habis dan elektabilitas beliau cuman 1 persen, sedangkan partai 14 persen," lanjutnya. 

BACA JUGA:Circle Koalisi PDIP Hanya Parpol yang Patuh dengan Pemerintahan Jokowi: Golkar dan PAN Jadi Prioritas

Diketahui, Lawrence menyebutkan bahwa elektabilitas Airlangga Hartarto selalu lebih rendah dibandingkan calon presiden lainnya. Berbeda dengan Partai Golkar yang masih memiliki elektabilitas yang lebih baik. 

Namun, kata Lawrance, jika hanya partai politik yang memiliki elektabilitas yang bagus tapi capresnya tidak, menurutnya itu akan dianggap percuma. 

BACA JUGA:Halal Bihalal Bersama PKB, Airlangga Kenakan Batik Hijau, Tanda-Tanda Gabung Koalisi ?

"Partai yang masih belum berkoalisi tinggal satu, PAN. Kalau PAN itu 7 persen, Golkar 14 persen. Kalau bersatu bisa jadi 21 persen yang disyaratkan untuk mencalonkan capres cawapres, tetapi sudah pasti kalah karena elektabilitas pak Airlangga cuma satu persen," jelasnya

"Setiap pemilih masuk ke ruang pemilihan yang pertama dia coblos ya capres cawapres dia yang dia sukain baru kedua partai datri capres cawapres dia coblos. Sedangkan Partai Golkar tidak ada di situ semua. Jadi yang mencoblos Partai Golkar siapa?," tambahnya. 

Oleh sebab itu, dengan kondisi yang seperti itu, Lawrance mendesak Airlangga untuk melakukan musyawarah nasional luar biasa (munaslub) untuk menggantikannya. 

"Kami minta supaya Partai Golkar segera melakukan rapimnas dan melaksanakan musnalub untuk menggantikan pak Airlangga dengan tokoh yang lebih pantas yang lebih punya kemampuan untuk memimpin Partai Golkar terutamanya dalam menghadapi pemilu 2024 yang akan datang," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait