Narendra Modi Akan Ganti Nama India Menjadi Bharat, Rahul Gandhi: Keputusan yang Absurd

Narendra Modi Akan Ganti Nama India Menjadi Bharat, Rahul Gandhi: Keputusan yang Absurd

Rencana dari Perdana Menteri Narendra Modi akan ganti nama India menjadi Bharat mendapatkan kecaman dari pimpinan partai oposisi Rahul Gandhi.-tangkapan layar video x@NarendraModi -

JAKARTA, DISWAY.ID – Rencana dari Perdana Menteri Narendra Modi akan ganti nama India menjadi Bharat mendapatkan kecaman dari pimpinan partai oposisi Rahul Gandhi.

Gandhi yang sedang melakukan perjalanan untuk bertemu dengan politisi Eropa dan anggota diaspora India mengatakan bahwa rencana dari Modi adalah keputusan yang absurd dan tidak masuk di akal.

“Jika Modi ingin mengubah nama negaranya, dan itu tidak masuk akal,” terang Gandhi.

Keputusan dari Modi untuk mengubah nama India menjadi Bharat telah diberitahukan pada ajang G20, di mana papan nama nagara dari Modi bertuliskan Bharat bukan India lagi.

BACA JUGA:Mobil Patroli Polisi Akan Gunakan Kendaraan Listrik, Korlantas: Sedang Kami Usulkan

BACA JUGA:Mahfud MD Minta Pontjo Sutowo Segera Kosongkan Hotel Sultan, Kontrak Habis April Lalu

Akibat dari keputusan pemerintah Modi untuk mengganti nama negaranya yang ditunjukan dalam KTT G20 di New Delhi menimbulkan keributan besar. 

Modi sendiri menggunakan Bharat di papan nama G20 ketika KTT pada hari Sabtu 9 September lalu.

Menurut Gandhi keributan atas perubahan nama tersebut adalah taktik pengalihan perhatian.

“Sangat menarik bahwa setiap kali kita mengangkat masalah Gautam Adani dan kapitalisme kronis, perdana menteri mengeluarkan taktik pengalihan baru yang dramatis,” kata Gandhi.

Pemimpin Partai Kongres tersebut menuduh Modi berpihak pada industrialis besar dan mengupayakan penyelidikan terhadap Adani dari Grup Adani atas dugaan pelanggaran keuangan.

BACA JUGA:Jorge Martin Jawara di Misano, Puncak Klasemen Masih Dipegang Pecco Bagnaia

BACA JUGA:Dukung Pemerintah Akselerasi KBLBB, PLN Siapkan Infrastruktur Penunjang Kendaraan Listrik

Grup Adani yang mengelola pelabuhan dan bandara di seluruh India, baru-baru ini menjadi pusat perhatian setelah terugkapnya dalam sebuah penyelidikan jika mereka menggunakan negara bebas pajak (tax havens) di luar negeri untuk menaikkan harga sahamnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: