Kasus Pneumonia Misterius Meningkat di Tiongkok, Apakah Virus Baru?

Kasus Pneumonia Misterius  Meningkat di Tiongkok, Apakah Virus Baru?

Kasus wabah pneumonia atau penyakit pernapasan pada anak-anak melonjak di Tiongkok-Tangkapan Layar/CCTV 13-

BACA JUGA:3 Relawan WNI di RS Indonesia di Gaza Selamat, Kemenlu: Tunggu Waktu Evakuasi

BACA JUGA:Korea Utara Luncurkan Setelit Mata-mata, Amerika dan Jepang Panas Dingin

Pola serupa juga terjadi di seluruh dunia ketika langkah-langkah yang diambil untuk mengurangi penyebaran Covid seperti penggunaan masker, penjarakan sosial, dan lockdown  menghentikan penyebaran virus musiman yang umum terjadi.

AS dan Inggris mengalami lonjakan infeksi seperti RSV dan flu setelah peraturan pandemi dicabut.

Akibatnya, kekebalan terhadap penyakit ini menurun di seluruh populasi, yang berarti masyarakat menjadi lebih rentan terhadap penyakit ini seiring dengan dicabutnya tindakan pencegahan.

Tiongkok mengatakan kepada WHO bahwa penerimaan anak-anak di rumah sakit telah meningkat sejak bulan Mei karena pneumonia Mycoplasma pneumoniae, dan RSV, adenovirus, dan virus influenza sejak bulan Oktober.

Profesor Francois Balloux, pakar biologi komputasi di University College London, mengatakan fenomena gelombang infeksi 'lockdown exit' juga terjadi di Inggris, dan Tiongkok mungkin mengalami pola serupa dalam skala yang lebih besar.

BACA JUGA:MER-C Pastikan Kondisi 3 Relawan WNI di Gaza Selamat, 'Siap Dievakuasi!'

BACA JUGA:BRICS Mengutuk Agresi Israel di Gaza Sebagai Isyarat Kepada Barat

“ Negara-negara lain, termasuk Inggris, mengalami gelombang besar infeksi saluran pernafasan dan rawat inap pada anak-anak selama musim dingin pertama mereka setelah pembatasan pandemi dicabut,” katanya.

" Karena Tiongkok mengalami lockdown yang jauh lebih lama dan lebih keras dibandingkan negara lain mana pun di dunia, maka gelombang 'lockdown exit' tersebut diperkirakan akan berdampak besar di Tiongkok.”

Tiongkok sebelumnya telah dikritik karena meremehkan epidemi SARS pada tahun 2003 dan pandemi Covid pada akhir tahun 2019 yang keduanya merupakan virus baru yang menyebabkan pneumonia.

WHO Tiongkok, cabang regional dari badan kesehatan yang didukung PBB, telah berusaha untuk meremehkan permintaan informasi WHO yang lebih luas, dan menyebutnya sebagai prosedur rutin.

BACA JUGA:Dipantau Kim Jong Un, Korea Utara Luncurkan Roket Pembawa Satelit Mata-Mata

BACA JUGA:Setuju Gencatan Senjata 4 Hari, Hamas Ungkap Isi Perjanjian dengan Israel

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: