Kenali Gejala Ini Covid-19 Eris EG.5 yang Mulai Ngegas di Indonesia

Kenali Gejala Ini Covid-19 Eris EG.5 yang Mulai Ngegas di Indonesia

Kenali Gejala Ini Covid-19 Eris EG.5 yang Mulai Ngegas di Indonesia-Screnshoot/Instagram-

Dalam penilaian terbarunya, WHO memasukkan EG.5 dan sub-varian yang sangat terkait dengannya, termasuk 5G.5.1.

Menurut Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA), 5G.5.1 sekarang merupakan satu dari tujuh kasus Covid-19 yang didapat melalui tes di rumah sakit.

Dr Meera Chand, wakil direktur badan tersebut, mengatakan bukan hal yang tidak terduga melihat munculnya varian baru.

BACA JUGA:Antisipasi Kasus Pemilu 2019, KPU Minta KPPS Tes Kesehatan Mendasar

BACA JUGA:Sebelum Serang Rumah Kapolri, Pelaku Disebut ke Rumah Prabowo Subianto

EG.5.1 ditetapkan sebagai varian pada tanggal 31 Juli 2023 karena pertumbuhan yang berkelanjutan secara internasional dan kehadirannya di Inggris.

Bahkan kasus EG.5 juga meningkat di AS, dimana kasus ini telah melampaui sub-varian omicron lain yang beredar, menurut perkiraan yang diterbitkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.

Apakah Eris Lebih berbahaya?

Berdasarkan bukti yang ada, para pejabat WHO mengatakan tidak ada indikasi bahwa sub-varian tersebut menyebabkan penyakit yang lebih parah dan risikonya tidak lebih tinggi dibandingkan varian lain yang saat ini menjadi perhatian.

Beberapa tes menunjukkan virus ini lebih mudah menghindari sistem kekebalan tubuh kita dibandingkan beberapa varian yang beredar, namun hal ini belum menyebabkan orang menjadi sakit lebih parah.

BACA JUGA:PPATK Temukan Dana Kampanye Pemilu Berasal dari Tambang Ilegal, Begini Respons Timnas AMIN

BACA JUGA:UAS Dukung Anies-Imin, Timnas AMIN: Ulama yang Miliki Kesadaran Pentingnya Perubahan

Di Inggris, terdapat sedikit peningkatan jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit dalam beberapa minggu terakhir, terutama mereka yang berusia di atas 85 tahun, namun para ahli mengatakan jumlahnya masih lebih rendah dibandingkan gelombang sebelumnya. 

Tidak ada peningkatan jumlah orang dengan kondisi sakit parah yang dirawat intensif.

Para ahli di seluruh dunia akan terus memantau sub-varian tersebut dan menilai dampaknya, terutama ketika sekolah dan universitas dibuka kembali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: