Heboh Vaksin Astrazeneca Picu Pembekuan Darah, Ini asal Negara dan Efek Perlindungannya!
Vaksin meningitis diwajibkan bagi jemaah haji dan umrah sebelum berangkat.-Freepik-
JAKARTA, DISWAY.ID - Baru-baru ini masyarakat tengah dihebohkan dengan kabar vaksin AstraZeneca menyebabkan efek samping berupa pembekuan darah.
Padahal, vaksin AstraZeneca menjadi salah satu jenis vaksin Covid-19 yang banyak digunakan di berbagai negara di seluruh dunia. Vaksin yang disebut juga Vaxzevria ini dibuat untuk mencegah infeksi Covid-19.
BACA JUGA:BPOM RI: Vaksin Covid-19 AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia
BACA JUGA:Efek Samping Vaksin AstraZeneca Bikin Heboh, BPOM: Manfaat Lebih Besar daripada Risiko Efek Samping
Namun, belakangan ini vaksin tersebut justru diakui menyebabkan efek samping berupa trombosis dengan trombositopenia atau trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS).
Kabar ini membuat sebagian masyarakat mempertanyakan kelayakan akan penggunaan vaksin tersebut dan mempertanyakan asal mula terciptanya vaksin Covid-19 itu. Lantas, vaksin AstraZeneca dari negara mana?
Vaksin AstraZeneca dari Negara Mana
Vaksin AstraZeneca berasal dari Inggris.
BACA JUGA:Mencegah Lebih Baik daripada Mengobati, Ini Mitos Fakta dan Manfaat Vaksin
Vaksin ini merupakan buatan perusahaan farmasi asal Inggris, AstraZeneca yang diproduksi oleh Universitas Oxford.
Perusahaan farmasi yang khusus memproduksi obat-obatan medis ini terkenal sebagai produsen obat kanker, salah satunya Tagrisso untuk mengobati kanker paru-paru. AstraZeneca memiliki kantor pusat di Cambridge, Inggris.
Namun, pabriknya tersebar di berbagai wilayah di Eropa. Perusahaan yang khusus memproduksi obat-obatan medis ini juga kemudian mengembangkan vaksin AstraZeneca usai pandemi menyebar ke seluruh dunia.
BACA JUGA: Heboh Vaksin AstraZeneca Akui Punya Efek Samping Pembekuan Darah, Kemenkes: Manfaatnya Lebih Banyak
BACA JUGA:Gawat! Vaksin AstraZaneca Akui Punya Efek Samping Pembekuan Darah, Sudah Makan Korban di Inggris
Terkait vaksin AstraZeneca dari negara mana, Korea Selatan, India, dan Thailand turut memproduksi dan mengembangkan vaksin tersebut.
Korea Selatan memberikan persetujuan untuk vaksin yang disebut Vaxzevria kepada AstraZeneca. Vaksin AstraZeneca Korea Selatan sendiri diproduksi oleh SK Bioscience, cabang produsen obat dari SK Chemicals.
Kemudian, India memproduksi vaksin dari hasil kerja sama dengan perusahaan AstraZeneca. Vaksin ini diproduksi di Serum Institute yang berbasis di Pune, Maharashtra.
BACA JUGA:Waspada Penyakit Arbovirus Termasuk DBD, Tingkatkan Kesadaran Vaksinasi
Lebih lanjut, Thailand menjadi mitra perusahaan AstraZeneca untuk memproduksi vaksin Covid-19 di kawasan Asia Tenggara.
Kerja sama AstraZeneca dan Thailand ini ditandatangani pada 27 November 2020 lalu dengan menunjuk Siam Bioscience sebagai mitra produksinya.
Sementara itu, Prof Dame Sarah Gilbert merupakan ilmuwan penemu vaksin AstraZeneca.
AstraZeneca menggunakan virus hewan yang tidak berbahaya dan sudah dilemahkan dengan berisi kode genetik untuk protein lonjakan virus corona.
Penggunannya usai masuk ke dalam tubuh, sel dalam tubuh akan diberi tahu untuk membuat salinan protein lonjakan.
BACA JUGA:Kasus DBD Melonjak, DPR Singgung Penelitian Nyamuk Wolbachia dan Kebutuhan Vaksin
Nantinya, sel kekebalan akan mengenali protein lonjakan sebagai ancaman dan mulai membangun respons kekebalan terhadapnya.
Dosis Penggunaan Vaksin AstraZeneca
Selain vaksin AstraZeneca dari negara mana, penting untuk mengetahui penggunaannya dosisnya. Dilansir dari World Health Organization (WHO) bahwa dosis penggunaan vaksin AstraZeneca yang dianjurkan adalah dua dosis yang diberikan secara intramuskular (masing-masing 0,5 ml) dengan selang waktu 8-12 minggu.
Kegunaan Vaksin AstraZeneca
Disamping memiliki efek samping berupa Trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah, WHO menyatakan bahwa kegunaan vaksin AstraZeneca memiliki manfaat yang besar untuk mencegah infeksi.
BACA JUGA:PB IDI Rekomendasi Pemerintah Mudahkan Akses Vaksin ke Masyarakat Jelang Mudik Lebaran 2024
Selain itu, juga dapat mengurangi risiko kematian akibat Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia.
Efikasi Vaksin AstraZeneca
Hasil gabungan dari empat uji klinis di Inggris, Brazil, dan Afrika Selatan, nilai efikasi vaksin AstraZeneca atau efek perlindungan terhadap Covid-19 sebesar 63,09 persen.
Namun, ada pula studi lain di Amerika Serikat, Peru, dan Chili yang melibatkan sekitar 26 ribu orang dengan 21 persen di antaranya berusia di atas 65 tahun menunjukkan bahwa vaksin ini efektif melindungi orang yang lebih tua dari infeksi SARS-CoV-2.
Sedangkan, data lebih lanjut menunjukkan peningkatan kadar antibodi saat dosis penguat diberikan usai dosis kedua AstraZeneca atau setelah dua dosisi vaksin mRNA terhadap orang dewasa berusia 30 tahun ke atas dengan kekebalan normal.
BACA JUGA:Mirip Covid-19, Vaksin TBC Jadi Kunci Keberhasilan Eliminasi Kasus
BACA JUGA:Asosiasi Dokter Anak Internasional Gandeng IDAI Luncurkan Program Vaksin HPV Selama 2 Tahun
Efek Samping Vaksin AstraZeneca
Meski diyakini mampu mencegah infeksi dan mengurangi risiko kematian akibat dari Covid-19, AstraZeneca mengakui bahwa vaksin Covid-19 buatannya memiliki efek samping.
Efek samping vaksin AstraZeneca yang dimiliki adalah trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Laporan dari The Telegraph pada 29 April 2024 menyatakan bahwa pengakuan dari perusahaan asal Inggris ini muncul saat AstraZeneca menghadapi tuntutan hukum atas tuduhan kerugian parah dan kematian yang disebabkan oleh vaksin tersebut.
Trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan penderita mengalami pembekuan darah dan jumlah trombosite darah rendah.
BACA JUGA:PAPDI Rekomendasikan Vaksin IndoVac, Produksi Bio Farma Dibanderol Rp200 Ribu Hingga Rp250 Ribu
BACA JUGA:Ini Manfaat Penting Imunisasi untuk Anak, Ada 3 Jenis Vaksin Terbaru
Meski begitu, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) RI mengatakan efek samping TTS yang ditimbulkan dari vaksin AstraZeneca dikategorikan sangat langka.
BPOM menyebut pemberian vaksin Covid-19 jenis AstraZeneca memiliki manfaat yang lebih besar jika dibandingkan risiko efek samping yang ditimbulkan. Bahkan, BPOM RI memastikan tidak ada kasus TTS yang terjadi di Indonesia.
Vaksin AstraZeneca picu pembekuan darah lengkap asal negara produksi dan efek perlindungan-Freepik-
"Hingga April 2024, tidak terdapat laporan kejadian terkait keamanan termasuk kejadian TTS di Indonesia yang berhubungan dengan vaksin COVID-19 AstraZeneca," kata BPOM RI dari keterangan tertulis.
BPOM RI bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) juga turut mengkaji terkait dengan efek samping TTS dari vaksin tersebut.
BACA JUGA:PAPDI Rekomendasikan Vaksin IndoVac, Produksi Bio Farma Dibanderol Rp200 Ribu Hingga Rp250 Ribu
BACA JUGA:Pentingnya Vaksin DBD, Dunia Targetkan Nol Kasus Kematian Tahun 2030
Hasilnya, kondisi TTS umumnya muncul pada periode 4-42 usai pemberian vaksin Astrazeneca.
Gejala yang timbul dari TTS usai 42 hari kemudian juga dinilai tidak berkaitan dengan vaksin AstraZeneca.
Meski begitu, BPOM RI, Kemenkes, dan KIPI terus memantau keamanan vaksin yang digunakan di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: