Timnas AMIN Sebut Kecurangan Pilpres 2024 Terstruktur: Harusnya Didiskualifikasi
Tim pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) telah melakukan analisis digital forensik terhadap server Komisi Pemilihan Umum (KPU).-Disway.id/Anisha Aprilia-
Eks pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu mencontohkan soal dugaan mark up perolehan suara.
BACA JUGA:Timnas AMIN Sebut Kecurangan Pilpres 2024 Lebih Dahsyat: Terstruktur, Sistematik dan Masif
"Pada formulir C1 yang didokumentasikan pada salah satu TPS di DKI Jakarta, perolehan suara Anies-Muhaimin sebesar 108, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebesar 74, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebesar 16 suara," ungkapnya.
Namun, lanjut BW, saat konversi data ke Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap), jumlah suara Prabowo-Gibran menjadi 748 suara.
"Di situ kelihatan (paslon) nomor 1 (suaranya) 108, nomor 2 74, nomor 3 16. kemudian berubah, yang nomor 1 tetap 108, nomor 2 kemudian jadi 748. jadi ditambahkan itu angkanya di situ akhirnya bisa ribuan itu," ujar BW.
Ia menilai hal tersebut bukan salah menulis. Sebab, kata dia, sistem IT otomatis bisa membaca.
BACA JUGA:Saling Sepak
"Ini betul-betul bukan sekadar salah menulis. karena mestinya IT atau artificial intelligence yang ada dalam sistem IT KPU itu dia bisa membaca. Ini kalau sistemnya memang tidak dibangun dengan rekayasa tertentu, sulit itu (untuk di mark up)," imbuhnya.
"Jadi kalau masalah fundamental kayak begitu saja KPU tidak bisa melakukan, ya pantas saja kalau kita mencurigai ada indikasi kuat membangun sistem yang memang sudah diotomatisasi," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: