FSGI Desak Kemendikbudristek Turun Tangan Usut Kasus Perundungan 'Geng Tai' di Binus School Serpong!

FSGI Desak Kemendikbudristek Turun Tangan Usut Kasus Perundungan 'Geng Tai' di Binus School Serpong!

Penyidik telah melakukan olah TKP terjadinya aksi kekerasan yang diduga dilakukan anak Vincent Rompies, Farrel Legolas Rompies Cs di lingkungan SMA Binus Serpong-Foto/Binus School Serpong-

JAKARTA, DISWAY.ID - Kasus perundunhan siswa Binus School Serpong, Tangerang Selatan, masih menjadi sorotan dalam dua hari terakhir ini. 

Kasus yang diduga dilakukan siswa sekolah internasional itu turut membuat Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mendorong Kemendikbudristek untuk turun tangan. 

BACA JUGA:Bukan Cuma Anak Vincent Rompies, Putra Eks Anggota DPR dan Presenter Arief Suditomo Diduga Ikut Jadi Pelaku Bullying SMA Binus Serpong

BACA JUGA:Polisi Periksa Rekaman Video Dugaan Bullying dan Penganiayaan di SMA Binus Serpong

Ketua Dewan Pakar FSGI Retno Listyarti mendesak Kemendikbudristek membubarkan geng sekolah yang terindikasi melakukan perundungan disertai penganiayaan.

"FSGI mendesak Kemendikbudristek untuk segera turun tangan menangani kasus kekerasan peserta didik di Binus International School," kata Ketua Dewan Pakar FSGI Retno Listyarti dalam keterangan tertulis, Selasa 20 Februari 2024. 

Retno menyayangkan bahwa geng-geng di sekolah kian menjamur dan kerap melakukan tindakan diluar batas. Untuk itu, ia mendorong agar Dinas Pendidikan setempat bekerja sama dengan Kemendikbudristek demi membubarkan geng-geng sekolah ini.

BACA JUGA:Masuk Binus School Serpong Mesti Siap Sediakan Kocek Hingga Ratusan Juta, Biaya SPP-nya 3 Kali Lipat UMP DKI Jakarta

BACA JUGA:Siapa Istri Vincent Rompies? Ini Profil Fifi Karamoy, Ikut Disorot Gegara Anak Terseret Kasus Bullying

"Geng sekolah saat ini sudah menjamur di berbagai sekolah, oleh karena itu FSGI mendorong dinas-dinas pendidikan di berbagai daerah bersama Kemendikbudristek untuk memikirkan cara dan terapi yang tepat untuk mencegah dan membubarkan geng-geng sekolah yang berpotensi melakukan berbagai kekerasan," ungkapnya.

Menurut Retno, geng-geng sekolah ini dinilai memiliki dampak buruk pada anak. Terlebih aksi perundungan yang viral itu dilakukan oleh siswa yang mengenyam pendidikan berbasis internasional.

"Berbagai bentuk akan berdampak buruk pada tumbuh kembang anak," lanjutnya.

Dia juga mendorong agar masyarakat berhenti menyebarkan video bully tersebut. Sebab, video tersebut dikhawatirkan ditiru oleh siswa lain.

"FSGI juga mendorong masyarakat untuk menghentikan share video ke media sosial, jika kita menerima, cukup berhenti di kita dan jangan disebar lagi. Karena ketika di-share lagi, berpotensi ada peniruan peserta didik lain di Indonesia," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads