Kecakapan Digital Ampuh untuk Melawan Hoaks

Kecakapan Digital Ampuh untuk Melawan Hoaks

Kecakapan Digital Ampuh untuk Melawan Hoaks-Kominfo-

"Oleh karena itu, literasi digital akan dapat memberikan pemahaman bagi generasi muda tentang bagaimana memanfaatkan internet sebaik-baiknya. Dengan penggunaan internet yang benar dan tepat, hal itu dapat mendukung pengembangan pengetahuan dan kreativitas yang bermanfaat dalam kehidupan," ujarnya.

BACA JUGA:Hoaks! Ada Ulat Bulu yang Bisa Sebabkan Kematian Setelah 4 Jam, Ini Faktanya

BACA JUGA:Ramai Beredar Poster Berisi Bocoran Kabinet Indonesia Emas Prabowo-Gibran, TKN Sebut Hoaks

Muh Rijal Djalal menguraikan, beberapa konten di media sosial yang paling banyak mengandung muatan hoaks adalah konten politik. Disusul kemudian konten mengenai kesehatan (skin care), undian berhadiah, keuangan, dan konten bencana alam. Dibutuhkan kecerdasan digital yang baik agar tak termakan hoaks.

"Untuk itu perlu berkolaborasi dengan berbagai pihak demi memberantas hoaks, membangun sistem perlindungan di media sosial, serta kritis menyikapi segala informasi yang beredar di dunia maya," katanya.

Sementara itu, menurut Arnidah, tantangan budaya digital saat ini kian berat. Beberapa di antaranya adalah mengaburnya wawasan kebangsaan, lunturnya nilai sopan santun, menghilangnya budaya asli Indonesia oleh serbuan budaya asing, serta kebebasan berekspresi yang berlebihan. 

Tantangan lainnya adalah kurangnya toleransi dan minimnya penghargaan terhadap perbedaan.

BACA JUGA: Kemhan Bakal Laporkan Hoaks Dugaan Korupsi Pesawat Mirage Setelah Masa Tenang

BACA JUGA:Gandeng Hotman Paris, Kemhan Pasang Badan Bantah Tuduhan Skandal Pembelian Jet Tempur Mirrage dan Bakal Laporkan Penyebar Hoaks!

"Oleh karena itu, dibutuhkan kompetensi berbudaya digital. Caranya adalah dengan menjadikan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan kecakapan digital. Berikutnya dengan mewujudkan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai panduan karakter dalam beraktivitas di ruang digital," ungkapnya.

Muh Syahrir Salam menambahkan, selain dibutuhkan kompetensi berbudaya digital, dibutuhkan pula upaya menjadi pengguna media sosial yang bertanggung jawab. 

Sesuai adab ketimuran, pengguna media sosial harus sopan dan santun dalam berkomunikasi, menghormati privasi orang lain, dan tidak menyebarkan informasi yang belum diketahui kebenarannya.

"Oleh karena itu, dibutuhkan daya pikir kritis dalam setiap mengolah informasi sebelum meneruskannya ke orang lain. Kemudian, apabila menemukan konten yang tidak patut atau tidak pantas, silakan laporkan kepada pihak berwajib," tuturnya.

BACA JUGA:Isu Korupsi Pembelian Pesawat Mirage Ditanggapi TKN Prabowo-Gibran: Itu Hoaks!

BACA JUGA:Hoaks! Kate Middleton Sempat Koma Setelah Operasi Perut, Ini Kata Istana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: