Waspada! DBD di Jakarta Pusat Melonjak Drastis, Incar Pasien Anak Usia Sekolah

Waspada! DBD di Jakarta Pusat Melonjak Drastis, Incar Pasien Anak Usia Sekolah

Kepala Sudinkes Jakarta Pusat, Rismasari mengatakan, dalam tiga hari, bertambah 25 kasus DBD di Jakarta Pusat--Cahyono

JAKARTA, DISWAY.ID - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jakarta Pusat melonjak drastis.

Dalam tiga hari saja, bertambah 25 kasus DBD di Jakarta Pusat.

Kepala Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Pusat, Rismasari mengatakan, sepanjang tahun 2024, total ada 918 kasus DBD. Data tersebut tercatat hingga 6 Juni 2024.

"Meningkat tiap Minggu, bahkan bukan tiap Minggu, kemarin tanggal 3 (Juni) aja ada 893, sekarang per tanggal 6 itu 918, berarti nambah 25 dalam 3 hari peningkatan kasusnya," kata Rismasari kepada wartawan pada Jumat, 7 Juni 2024. 

BACA JUGA:Waspada! 918 Orang di Jakarta Pusat Terjangkit DBD, 4 Pasien Meninggal Dunia

Rismasari menyampaikan, kebanyakan kasus DBD di Jakarta Pusat menjangkit anak-anak usia sekolah.

"Biasanya sih usia sekolah, karena ya memang banyak usia sekolah, karena nyamuk ini berkeliaran pagi, jam 9 sampai 11 atau sore jam 2 sampe sebelum malam," terangnya.

Dari itu, Sudinkes Jakarta Pusat telah melakukam sosialisasi ke sekolah-sekolah terkait pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara mandiri oleh guru dan murid.

BACA JUGA:Anak Vicky Prasetyo Masuk RS Gegara Gejala DBD dan Tipes: Mohon Doanya

"Sekolahannya yang ada jentik, kami sudah melakukan sosialisasi, kan ada Jumantik sekolah juga yang terdiri dari guru dan murid," ucapnya.

Dia mengatakan, pada tahun ini ada 4 orang yang meninggal dunia akibat terjangkit DBD.

"Di Johar Baru di Februari 2024 ada 4 (meninggal dunia)," tutur Rismasari.

BACA JUGA:Kasus DBD semakin Meningkat Akibat Perubahan Iklim, Bagaimana Pengaruhnya?

Karena kasus DBD di Jakarta Pusat kian mengkhawatirkan, masyarakat diminta jangan hanya mengandalkan kader juru pemantau jentik (Jumantik) untuk memberantas sarang nyamuk.

Masyarakat diminta turut bertanggungjawab terhadap kebersihan rumahnya masing-masing dengan menggiatkan PSN secara mandiri.

PSN tersebut bisa dilakukan dengan cara membersihkan, menguras, dan menutup tempat penampungan air, mengubur barang bekas yang mudah digenangi air, serta mendaur ulang sampah.

"Sehingga apapun yang ada di dalam rumah itu menjadi tanggung jawab orang yang ada di dalam rumah, bukan menjadi tanggung jawab kader, lurah atau camat. Tapi rumah yang dihuni tanggung jawab dari penghuni itu sendiri. Jadi yang harus melalukan PSN secara mandiri itu ya si pemilik rumah," pungkasnya.

BACA JUGA:Waspada Gejala Baru DBD, Dikeluhkan oleh Para Penyintas Covid-19

Gejala DBD yang Perlu Diwaspadai

Berikut ini adalah beberapa gejala awal penyakit DBD yang perlu diwaspadai agar bisa segera mendapatkan penanganan medis dikutip dari laman resmi Kemenkes.

1. Demam tinggi yang mendadak.

Meskipun hampir sama dengan penyakit lainnya, namun demam tinggi pada penyakit DBD mencapai 40 Derajat celcius dan tidak disertai dengan gejala bersin atau batuk

2. Nyeri otot

Setelah mengalami demam, pasien yang terjangkit DBD akan mengalami nyeri pada beberapa bagian tubuh seperti sendi, tulang, otot, hingga daerah belakang mata

BACA JUGA:Update Kasus DBD, Ini 5 Kabupaten Kota dengan Angka Kematian Tertinggi

3. Sakit kepala parah

Gejala ikutan yang muncul setelah demam adalah rasa sakit kepala yang parah, biasanya terjadi di sekitar dahi

4. Mual dan muntah

Gejala lainnya yang turut dirasakan oleh pasien dewasa maupun anak-anak yang terjangkit penyakit DBD, akan merasakan mual dan juga muntah sehingga juga akan menimbulkan rasa yang tidak nyaman pada area perut maupun punggung

5. Kelelahan

Setelah mengalami berbagai gejala di atas, tubuh akan merasakan kelelahan akibat penurunan nafsu makan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: