Kasus DBD semakin Meningkat Akibat Perubahan Iklim, Bagaimana Pengaruhnya?
Edukasi pentingnya vaksin DBD-Ancaman kasus arbovirus meluas secara global-Kemenkes
JAKARTA, DISWAY.ID - Kementerian Kesehatan RI mengeluarkan surat edaran Kewaspadaan Dini Peningkatan DBD buntut terus naiknya kasus DBD di Indonesia
Hingga minggu ke-18 tahun 2024, tercatat sebanyak 91.269 kasus DBD terjadi.
BACA JUGA:Waspada Gejala Baru DBD, Dikeluhkan oleh Para Penyintas Covid-19
BACA JUGA:Penderita DBD di Indonesia Tembus 88 Ribu Orang, Ini Rincian di Tiap Kabupaten Kota
Jika dibandingkan dengan tahun 2023, terjadi peningkatan hingga tiga kali lipat dari 29.822 kasus.
Diketahui, penderita DBD di tahun 2024 ini mayoritas usia 15-44 tahun dengan persentase 43,16 persen.
Dilaporkan di 460 kabupaten/kota, kasus DBD tertinggi terjadi di Kota Bandung sebanyak 3.468 kasus.
Disusul dengan Tangerang sebanyak 2.540 kasus dan Kota Bogor sebanyak 1.940 kasus.
BACA JUGA:Update Kasus DBD, Ini 5 Kabupaten Kota dengan Angka Kematian Tertinggi
BACA JUGA:Waspada! 70% Kasus DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari Anak Usia SD dan SMP
Begitu pula dengan angka kematian yang mencapai 641 jiwa di 180 kabupaten/kota.
Kelompok usia anak-anak 5-14 tahun masih menjadi yang tertinggi, yakni sebesar 43,16 persen.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi mengungkapkan bahwa salah satu penyebab meningkatnya DBD adalah perubahan iklim.
Menurutnya, perubahan iklim yang terjadi akibat El Nino dan La Nina mempengaruhi perubahan aktivitas vektor (Aedes aegypti).
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: