Terima Izin Tambang, Ketua PP Muhammadiyah: Kami Bukan karena Ikut-ikutan atau Tekanan Sosial

Terima Izin Tambang, Ketua PP Muhammadiyah: Kami Bukan karena Ikut-ikutan atau Tekanan Sosial

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir menegaskan pengambilan keputusan menerima izin usaha pertambangan bukan karena ikut-ikutan ataupun tekanan dari sosial.-Ilustrasi/@stafichukanatoly-Pixabay

Abdul Mu'ti menuturkan keputusan menerima IUP yang ditawarkan oleh pemerintah setelah mencermati masukan, kajian, serta beberapa kali pembahasan, rapat pleno PP Muhammadiyah pada 13 Juli 2024.

BACA JUGA:Bahaya! 19 Wilayah Ini Akan Diterpa Cuaca Buruk Hingga Awal Agustus 2024

BACA JUGA:BRI Salurkan Ribuan Bibit Mangrove Kelompok Tani di Muaragembong, Langkah Nyata Selamatkan Lahan Dampak Abrasi

Keputusan itu, kata dia, telah melalui pengkajian dan masukan yang komprehensif dari para ahli pertambangan, ahli hukum, majelis/lembaga di lingkungan PP Muhammadiyah, pengelola/pengusaha tambang, ahli lingkungan hidup, perguruan tinggi dan pihak-pihak terkait lainnya.

Abdul mengatakan Muhammadiyah berkomitmen memperluas dan memperkuat dakwah dalam ekonomi. Hal ini termasuk dalam pengelolaan tambang.

"Dalam mengelola tambang, Muhammadiyah mengelola semaksimal mungkin, penuh tanggung jawab dan melibatkan profesional dari kalangan kader dan masyarakat perserikatan, mayarakat sekitar area (tambang), sinergi dengan perguruan tinggi dan penerapan teknologi yang meminimalkan kerusakan alam," jelasnya. 

BACA JUGA:Meneliti tentang Pemeliharaan Jalan, Pj Bupati Tanggamus Raih Gelar Doktor

BACA JUGA:Alasan Muhammadiyah Terima Izin Pengelolaan Tambang dari Pemerintah, Berikut Susunan Pengurusnya

Abdul juga memberi catatan bahwa pengelolaan tambang oleh Muhammadiyah akan dilakukan dalam batas waktu tertentu, dengan tetap mendukung pengembangan energi terbarukan, budaya hidup bersih dan ramah lingkungan.

"Apabila pengelolaan tambang lebih banyak menimbulkan mafsadat (sesuatu yang menyakitkan/merugikan), Muhammadiyah secara bertanggungjawab akan mengembalikan IUP ke pemerintah," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: