Luhut Ungkap Harga Avtur di Indonesia Lebih Mahal dari Negara Lain, Ini Kata Pengamat Penerbangan
Luhut Ungkap Harga Avtur di Indonesia Lebih Mahal dari Negara Lain, Begini Kata INACA -disway.id/Reza Permana-
JAKARTA, DISWAY.ID -- Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengaku heran harga bahan bakar pesawat atau harga avtur di Indonesia.
Luhut menyebut, harga avtur di Indonesia rupanya jauh lebih mahal jika dibandingkan di negara-negara tetangga, contohnya seperti Singapura.
Dalam keterangannya, Menko Marves Luhut menyebutkan adanya dugaan bahwa masih adanya high cost tersembunyi yang belum terungkap.
BACA JUGA:Tingkatkan Kualitas SDM Industri, Kemenperin Pacu Pemberian Fasilitas Pendidikan yang Layak
BACA JUGA:Terpidana Mati Diduga Kendalikan Peredaran Narkoba dari dalam Lapas
Untuk mengatasi hal ini, Luhut juga menyebutkan bahwa dirinya sudah berkoordinasi dengan CEO AirAsia Tony Fernandez untuk menyelidiki mahalnya harga avtur di Indonesia.
"Saya sudah pelajari kenapa avtur kita mahal, negara Singapura saja bisa lebih murah dari kita. Pasti ada high cost tersembunyi yang harus kita selesaikan," ujar Menko Marves Luhut dalam keterangan resminya pada Rabu 18 September 2024.
Menanggapi pernyataan Menko Marves Luhut tersebut, pengamat penerbangan Gatot Raharjo mengungkapkan bahwa penyesuaian harga avtur di Indonesia sebenarnya mudah untuk dilakukan.
"Sebenarnya gampang aja kalau pemerintah mau. Karena avtur diatur oleh Kementerian ESDM dan BPH Migas, terus dijalankan oleh Pertamina. Ya tinggal diperbaiki aturan dan mekanisme di lapangan saja," jelas Gatot saat dihubungi oleh Disway pada Kamis 19 September 2024.
Selain itu, Gatot juga menambahkan bahwa permasalahan harga avtur di Indonesia ini bukanlah permasalahan yang baru.
BACA JUGA:Soal Kans PDIP Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Usai Megawati Pulang dari Uzbekistan
BACA JUGA:Sanksi Pidana Anak Tak Seberat Orang Dewasa, Ini Penjelasan KemenPPPA
Menurutnya, permasalahan harga avtur ini dapat dengan mudah diselesaikan tergantung dari political will Pemerintah.
"Sebenarnya semua sudah tahu kok permasalahannya. Tinggal political will pemerintah saja terkait industri sama bisnis penerbangan mau diapakan," tutup Gatot.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: