Kelas Menengah Diprediksi Terpuruk di Tahun 2025, Ekonom Singung Kerja Sampingan

Kelas Menengah Diprediksi Terpuruk di Tahun 2025, Ekonom Singung Kerja Sampingan

Walaupun sudah memasuki tahun 2025, kelas menengah hingga kini masih terus dihantui oleh berbagai kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah. -Bianca Khairunnisa -

JAKARTA, DISWAY.ID - Walaupun sudah memasuki tahun 2025, kelas menengah hingga kini masih terus dihantui oleh berbagai kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah. 

Pasalnya, kebijakan-kebijakan Pemerintah seperti kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen atau Program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) disinyalir akan membawa dampak langsung pada kelas menengah di tahun berikutnya. 

Menurut keterangan Ekonom sekaligus Pakar Kebijakan Publik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, dampak dari kebijakan-kebijakan ini tidak hanya dirasakan oleh masyarakat miskin, tetapi juga kelas menengah yang menjadi tulang punggung konsumsi domestik.

BACA JUGA:Connie Rahakundini Bakrie Ingatkan Jokowi Soal Pamer Power: Soeharto Aja Bisa Dikalahkan Megawati!

BACA JUGA:Cerita Bopak Castello Hidup dengan Paru-Paru Mati Sebelah Gegara Sering Begadang dan Pola Hidup

“Ketika harga kebutuhan pokok melonjak, kemampuan belanja mereka tergerus, sehingga mengancam pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan,” ujar Achmad ketika dihubungi oleh Disway pada Rabu 1 Desember 2025.

Ketidakpastian ekonomi global yang berbarengan dengan kebijakan domestik yang berat ini tidak ayal akan memaksa kelas menengah untuk lebih bijak dalam mengelola keuangan mereka.

Dalam situasi ini, Achmad menilai bahwa kelas menengah perlu mencari peluang usaha sampingan atau investasi pada aset-aset yang memiliki risiko rendah tetapi memberikan pengembalian yang stabil.

BACA JUGA:Arsenal Incar Pemain Buangan The Blues, Christopher Nkunku Tak Bahagia di Chelsea

BACA JUGA:Pelaku Keonaran di RM Padang Godean Menyerahkan Diri, Ngaku Mabuk: Saya Janji Tak Mengulangi Lagi

“Membuat anggaran bulanan yang ketat dapat membantu memastikan pengeluaran tidak melebihi pendapatan, sekaligus memberikan ruang untuk menabung,” jelas Achmad.

“Manfaatkan juga peluang di sektor ekonomi digital, seperti menjadi freelancer atau menjual produk secara online, untuk menambah penghasilan,” lanjutnya.

Selain itu, langkah lain yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan literasi keuangan untuk bertahan di tengah tekanan ekonomi. 

BACA JUGA:Ole Romeny Bakal Satu Tim Bareng Marselino Ferdinan, Nilai Transfer ke Oxford United Terungkap!

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads