Emak-emak Desa Kohod Girang Pagar Laut Beserta SGHB Dicabut: Terima kasih Pak Menteri dan Presiden Prabowo!
Emak-emak di Desa Kohod sangat mendukung pencabutan pagar laut milik Agung Sedayu Group di Laut Alar Jiban, Kohod, Kabupaten Tangerang, Banten-Dok. ATR/BPN-
TANGERANG, DISWAY.ID -- Emak-emak di Desa Kohod sangat mendukung pencabutan pagar laut milik Agung Sedayu Group di Laut Alar Jiban, Kohod, Kabupaten Tangerang, Banten.
Warga asli Desa Kohod, Eni mengatakan, dirinya sangat setuju jika pagar laut yang mengganggu aktivitas nelayan itu dibongkar. Terlebih ketika Sertifikat Hak Guna Bangunan (SGHB) dibatalkan oleh Menteri ATR-BPN.
BACA JUGA:Kecolongan Soal SGHB dan SHM Pagar Laut di Desa Kohod, Ini Kata Menteri Nusron Wahid
"Senang, senang sekali. Saya terima kasih ke Bapak Menteri (ATR-BPN, Nusron Wahid). Terima kasih ke Bapak Prabowo. Terima kasih. Saya mendukung sekali Pager Laut dicabut," ujarnya kepada awak media, dikutip Sabtu, 25 Januari 2025.
Ibu yang mengenakan kerudung cokelat itu menegaskan, dirinya ingin membantu pihak terkait untuk menuntaskan polemik pagar laut.
Jika pelaku tertangkap, kata Eni, pemerintah harus bijak memberikan sanksi sesuai prosedur. Apalagi saat ini mafia tanah memang menjadi suatu permasalahan di Desa Kohod.
"Saya ingin tuntaskan pagar laut. Penjarakan yang terkait. Ya, usut mafia tanah. Karena saya warga sini. Asli warga sini. Tumpah darah saya di sini!" teriaknya.
BACA JUGA:Nusron Batalkan HGB dan SHM di Wilayah Pagar Laut Desa Kohod Tangerang, 50 Bidang Tanah Diperiksa
BACA JUGA:Kades Kohod Siap Jika Dipanggil Polisi Pasca Dituding Berikan Arahan Pemasangan Pagar Laut
Saat ditanya alasan mengapa dirinya menentang persoalan pagar laut, Eni mengungkapkan nasib para nelayan di daerah setempat dan memperjuangkan mata pencahariannya.
"Habis nelayan susah, ribet nyari nafkah. Biasa dapat puluhan ribu, ratusan ribu, sekarang dapatnya kecil. Sedangkan apa-apa mahal bu, dapat uang Rp50.000 nggak mencukupi biaya anak sekolah. Kebutuhan sekarang mahal," ungkapnya.
Meski begitu, dirinya membantah perkataan Kepala Desa Kohod, Tarsin yang mengatakan sebelum adanya pagar laut, dahulunya area tersebut adalah empang dan tambak.
"Enggak. Emang laut, emang laut. Emang laut dipager. Tadinya emang gak ada (empang atau tambak)," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: