bannerdiswayaward

Pendukung Netanyahu Permasalahkan Kekosongan Menteri Israel, Kekalahan Pemilu di Depan Mata

Pendukung Netanyahu Permasalahkan Kekosongan Menteri Israel, Kekalahan Pemilu di Depan Mata

Netanyahu Ancam Serangan Lanjutan Usai Israel Bunuh Kepala Staf Hizbullah---Abir SULTAN / POOL / AFP

JAKARTA, DISWAY.ID - Ketegangan di tubuh pemerintahan Israel terus meningkat setelah gelombang pengunduran diri menteri dari partai-partai ultra-Ortodoks membuat sekitar 10 kementerian dan beberapa komite penting Knesset kosong tanpa pimpinan tetap.

Kekosongan ini memicu kekhawatiran di kalangan pendukung Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bahwa pemerintah kehilangan kendali dan mendekati kekalahan dalam pemilu dini.

Menteri Pariwisata Haim Katz kini merangkap sejumlah jabatan, termasuk Kementerian Perumahan yang kosong sejak sebulan lalu setelah Yitzhak Goldknopf dari United Torah Judaism (UTJ) mundur dilansir dari Ynet News. 

BACA JUGA:Netanyahu Pimpin Serangan Balasan ke Yaman dari Bunker, Kirim 20 Pesawat Tempur dengan 50 Rudal ke Pelabuhan Hodeida

Namun perebutan kursi antara Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dan Itamar Ben-Gvir menghambat pengisian jabatan-jabatan tersebut.

Meski resmi mundur, partai-partai Haredi Shas dan UTJ tetap mengendalikan kementerian mereka secara de facto melalui staf senior yang masih bertahan.

BACA JUGA:Hamas Sebut Israel Tolak Gencatan Senjata, Abu Ubaida: Netanyahu Tak Peduli dengan Tawanan!

Penyebab utama krisis ini adalah RUU wajib militer kontroversial yang memperluas pengecualian bagi siswa yeshiva ultra-Ortodoks.

Kebijakan ini memicu perpecahan koalisi; partai Haredi menolak penegakan undang-undang tersebut, sementara Netanyahu berusaha keras mengamankannya.

Ketua Komite Urusan Luar Negeri dan Keamanan Knesset, Yuli Edelstein, menjadi sasaran kritik dari kubu Likud yang menudingnya tidak mendukung agenda Netanyahu dan mendesak agar diganti oleh anggota yang lebih loyal.

BACA JUGA:Kebohongan Netanyahu Dibongkar Agen Amerika, Trump Kembali Ancam Iran: UNCONDITIONAL SURRENDER!

Pemimpin UTJ Yitzhak Goldknopf memperingatkan bahwa penegakan wajib militer terhadap siswa yeshiva “tidak mungkin dilakukan” dan akan menimbulkan “ketidaktenangan nasional”, meskipun bukan kekerasan fisik.

IDF telah mengeluarkan 54.000 panggilan wajib militer baru untuk pemuda ultra-Ortodoks, namun hanya sebagian kecil yang hadir.

Militer kini memperluas polisi militernya dan menggandeng kepolisian sipil untuk menghindari bentrokan langsung.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads