Kereta Cepat Whoosh: Proyek Megah yang Membebani BUMN
Proyek kereta cepat rugikan negara meski infrastrukturnya tengah berjalan.-Humas PT KCIC-
JAKARTA, DISWAY.ID - Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh terus menjadi sorotan.
Meskipun sudah beroperasi, proyek ini masih membebani keuangan sejumlah BUMN yang terlibat.
Bahkan, kerugian operasional yang besar membuat BUMN Indonesia harus menanggung utang dan bunga tinggi dari pinjaman Tiongkok.
BACA JUGA:Manchester United Pantau Striker Muda Ricardo Mathias, Kirim Alexandre Torres Pantau ke Brasil
BACA JUGA:Bukan Cuma Soal Zakat, Ini Alasan Dompet Dhuafa Kembali Jadi Top Brand 2025
Mayoritas dana proyek ini berasal dari pinjaman China Development Bank (CDB), dengan sisanya ditanggung oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta konsorsium perusahaan patungan Indonesia dan Tiongkok.
Pembengkakan Biaya dan Kerugian Besar
Sejak dimulai pada tahun 2016, proyek Kereta Cepat Whoosh mengalami pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar 1,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp18,02 triliun.
Audit bersama kedua negara mencatat, total biaya pembangunan membengkak menjadi 7,27 miliar dolar AS atau sekitar Rp108,14 triliun.
Dampak dari pembengkakan ini langsung terasa.
BACA JUGA:Sinopsis Drama China When Destiny Brings the Demon, Kisah Chen Feiyu Disegel 500 Tahun!
Laporan keuangan PT Kereta Api Indonesia (Persero) per Juni 2025 menunjukkan bahwa PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), yang merupakan entitas asosiasi KAI, mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp1,625 triliun di semester pertama 2025.
Kerugian ini melanjutkan tren buruk dari tahun 2024 yang mencapai Rp4,195 triliun.
Sebagai pemimpin konsorsium, PT KAI harus menanggung hampir Rp1 triliun dari kerugian tersebut di semester pertama 2025.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: