Kinerja Kapolri Sungguh Mengecewakan, Pakar Sebut Desakan Mundur Adalah Puncak Kekecewaan Publik!
Gelombang desakan agar Jenderal Listyo Sigit Prabowo mundur dari jabatannya sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) menguat tajam-Dok. Disway.id-
JAKARTA, DISWAY.ID - Gelombang desakan agar Jenderal Listyo Sigit Prabowo mundur dari jabatannya sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) menguat tajam.
Insiden tragis tewasnya seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, yang terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob saat aksi unjuk rasa di Jakarta akhir Agustus 2025, menjadi puncak dari akumulasi kekecewaan publik terhadap kinerja Polri.
BACA JUGA:Terungkap! Ibu Berjilbab Pink yang Jadi Simbol Gerakan 17+8 Ternyata Berkebutuhan Khusus
Sejumlah pakar dan lembaga menilai, peristiwa ini menunjukkan kegagalan reformasi kultural di tubuh Bhayangkara dan menuntut pertanggungjawaban tertinggi dari pimpinannya.
Suara paling keras datang dari pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto. Ia menilai, desakan mundur ini merupakan konsekuensi logis dari berbagai persoalan yang tak kunjung terselesaikan di masa kepemimpinan Jenderal Sigit.
Menurutnya, slogan "Polri Presisi" yang diusung nyatanya belum mampu mengakar dan mengubah watak represif aparat di lapangan.
"Ini bukan insiden tunggal. Slogan Presisi itu gagal diterjemahkan di level bawah. Kasus Affan Kurniawan menjadi trigger karena publik melihat dengan mata telanjang brutalitas yang terjadi," ujar Bambang saat dihubungi tim redaksi Disway.id, Minggu 7 September 2025.
BACA JUGA:Jadwal Bioskop Trans TV Hari Ini 8 September 2025 Lengkap Sinopsis, Banyak Film Seru di Akhir Pekan
BACA JUGA:Pak Prabowo, Sudah Selayaknya Raja Juli Antoni dan Abdul Kadir Karding Dicopot dari Kabinet!
Ia bahkan secara gamblang menyebut bahwa kepemimpinan Sigit belum menunjukkan perbaikan signifikan dalam reformasi Polri, terutama dalam aspek kultural dan penegakan hukum yang berkeadilan.
"Kapolri sebagai pimpinan tertinggi harus bertanggung jawab. Desakan mundur ini adalah bentuk mosi tidak percaya dari masyarakat terhadap kepemimpinan beliau dalam melakukan pembenahan internal," tegasnya.
Pelanggaran HAM dan Tuntutan Akuntabilitas
Dari perspektif hak asasi manusia, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, mengecam keras penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh aparat. Menurutnya, tewasnya Affan Kurniawan adalah bukti nyata bahwa pendekatan humanis yang sering digaungkan pimpinan Polri tidak berjalan di lapangan.
BACA JUGA:Badai PHK Gudang Garam Jadi Sinyal Berat Industri Tembakau Sekaligus Ketidakpastian Ekonomi
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
