Pakar Ekonomi Angkat Bicara, Ini Biang Kerok Rupiah Terjun Bebas Rp16.749 per Dolar AS
Pakar ekonomi membeberkan penyebab nilai tukar Rupiah kembali melemah tajam terhadap Dolar Amerika Serikat (AS).-Illustrasi-
JAKARTA, DISWAY.ID – Pakar ekonomi membeberkan penyebab nilai tukar Rupiah kembali melemah tajam terhadap Dolar Amerika Serikat (AS).
Pada Jumat, 26 September 2025, Rupiah anjlok hingga menyentuh level Rp16.749 per dolar AS.
Angka ini menjadi salah satu titik terendah dalam beberapa bulan terakhir dan bahkan lebih buruk dibanding periode April 2025 lalu.
Pelemahan Rupiah kali ini memicu kekhawatiran baru di tengah kondisi perekonomian nasional yang masih berusaha pulih.
Sejumlah pakar ekonomi menilai, faktor global dan domestik sama-sama berperan dalam mendorong Rupiah semakin tertekan.
BACA JUGA:Rupiah Kembali Anjlok, Analis Sebut Potensi Kenaikan Tarif Jadi Biang Keroknya
Kebijakan Domestik Jadi Sorotan
Salah satu kebijakan yang menuai sorotan adalah keputusan bank-bank milik negara (Himbara) menaikkan suku bunga deposito valuta asing (valas) menjadi 4 persen.
Kebijakan ini disebut sebagian pihak sebagai salah satu pemicu aliran dana ke instrumen valas, yang pada akhirnya menekan Rupiah.
Meski demikian, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Putrama Wahju Setyawan, menegaskan bahwa langkah tersebut justru dimaksudkan untuk menarik dana valas agar tetap berada di dalam negeri.
“BNI membuka peluang bagi nasabah yang selama ini menempatkan dana valas di luar negeri, untuk ikut menanamkan modal investasi di Tanah Air,” ujarnya.
BACA JUGA:Jadi Alarm Dini, Menkeu Ungkap Indonesia Defisit APBN Hingga Triliunan Rupiah
Namun, Kementerian Keuangan melalui Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal, Febrio Nathan Kacaribu, menyatakan masih perlu meninjau lebih lanjut tudingan bahwa kebijakan deposito valas ini menjadi penyebab langsung jatuhnya Rupiah.
Selain faktor domestik, kondisi global juga menjadi pemicu utama.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori, Arjun Ajwani, menjelaskan bahwa ketidakstabilan ekonomi dunia memperburuk posisi Rupiah.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
