bannerdiswayaward

Dalih untuk Basmi Geng Bermunculan, Trump Restui Hamas Kuasai Gaza Sementara

Dalih untuk Basmi Geng Bermunculan, Trump Restui Hamas Kuasai Gaza Sementara

Salah satu anggota personel keamanan internal Gaza menyapa anak-anak di Nuseirat, Jalur Gaza. Hamas menyatakan tak akan terlibat dalam pemerintahan Gaza pascaperang-Eyad Baba/AFP-

KAIRO, DISWAY.ID – Presiden AS Donald Trump memberi lampu hijau bagi Hamas untuk "menguasai" Gaza lagi, lengkap dengan persetujuan mempersenjatai ulang pasukannya.

Alasan? Mengatasi maraknya "geng-geng" kriminal yang tiba-tiba bermunculan di Jalur Gaza pasca-gencatan senjata dengan Israel.

Semua bermula dari kesepakatan gencatan senjata bersejarah yang dibrokir Trump awal Oktober lalu, yang membebaskan puluhan sandera Israel dan membuka jalan bagi penarikan pasukan Zionis dari sebagian Gaza.

BACA JUGA:Trump ke Prabowo di Penandatanganan Perdamaian Gaza: Luar Biasa, Kerja Bagus!

Trump, yang baru saja berpidato di Knesset Israel dan hadir di puncak perdamaian regional di Mesir, tak segan blak-blakan soal situasi Gaza yang "benar-benar hancur".

Dalam konferensi pers Senin (13/10), ia mengaku AS "tahu betul" Hamas sedang mempersenjatai diri kembali, dan itu "diberi persetujuan untuk jangka waktu tertentu" demi jaga keamanan warga yang pulang ke rumah.

"Banyak hal buruk bisa terjadi saat orang-orang kembali. Kami ingin mereka bangun ulang dengan aman," tegas Trump, seraya sebut Gaza kini dikuasai "geng-geng" berbahaya yang berafiliasi dengan klan-klan lokal seperti Dughmush.

Fakta di lapangan memang mencekam. Sejak gencatan senjata, laporan dari pejabat keamanan Gaza menyebut Hamas telah tewaskan 32 anggota geng tersebut dalam bentrokan sengit.

Milisi anti-Hamas dari berbagai klan mulai bermunculan di seluruh Jalur Gaza, memicu kekacauan perang saudara mini.

BACA JUGA:Arab Saudi Lolos Piala Dunia 2026 Usai Terlibat Drama Imbang Kontra Irak

"Ini seperti vakum kekuasaan: Israel mundur, Hamas belum sepenuhnya disarm, dan geng-geng ini isi ruang kosong dengan kekerasan," tulis media di Kairo.

Trump, yang klaim "perang Gaza sudah selesai", tampaknya melihat Hamas sebagai "penjaga sementara" untuk stabilkan situasi—meski itu berarti restui kelompok yang ditetapkan teroris oleh AS sejak 1997.

Hamas mengisyaratkan akan menyerahkan kekuasaan Gaza ke "teknokrat Palestina independen" berdasarkan konsensus nasional, dengan dukungan Arab-Islam.

Mereka bahkan lepas 7 sandera Israel tepat sebelum Trump tiba di Yerusalem, plus 4 jenazah korban tewas—sebagian dari kesepakatan fase satu.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Close Ads