Jeritan Hati Rojali dan Rohana, Mal Sepi Jadi Tempat Pelesir Gratis karena Dompet Menipis
Bukan untuk berbelanja, pergi ke mal hanya untuk melihat-lihat sambil mengajak keluarga. --Bianca Khairunnisa
Pengamat Kebijakan Publik, Trubus Rahadiansyah menyebut, saat ini sebagian besar mal kelas menengah mengalami penurunan pengunjung yang cukup signifikan, terutama di wilayah Jakarta, Bekasi dan Depok.
"Mal yang sepi itu kebanyakan mal menengah ke bawah. Kalau mal besar seperti Kokas atau di Kelapa Gading masih lumayan, tapi tren pengunjungnya juga menurun," ujar Trubus kepada Disway.id, pada Minggu, 2 November 2025.
Menurutnya, tingginya pajak dan retribusi daerah menjadi beban berat bagi pengelola dan penyewa tenant di pusat perbelanjaan.

Suasana lorong di salah satu mal di Jakarta sepi tanpa aktivitas jual beli--Anisha Aprilia
BACA JUGA:Satgas Impor Tak Akan Razia Pusat Perbelanjaan, Kemendag Minta Pedagang Jualan Seperti Biasa
Ditambah lagi, biaya parkir yang terus naik turut membuat masyarakat enggan berkunjung ke mal.
"Pemerintah daerah jangan serakah. Pajak tinggi, parkir mahal, akhirnya masyarakat kapok datang ke mal," ucap Trubus.
Trubus menilai, solusi utama agar mal kembali ramai adalah penurunan pajak dan retribusi, terutama bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) yang membuka toko di pusat perbelanjaan.
Ia juga mendorong pemerintah agar memberikan subsidi pajak seperti yang diterapkan pada sektor hotel, restoran, dan kafe (Horeka).
"Kalau pajaknya diturunkan atau bahkan dihapus sementara, pelaku usaha bisa bernapas. Pengelola mal juga sebaiknya menurunkan harga sewa kios. Misalnya, dari Rp100 juta per tahun jadi Rp60–70 juta dulu, supaya tenan bertahan," jelasnya.
BACA JUGA:Polisi Buru Pelaku Pencurian 3 Ban Mobil di Parkiran Pusat Perbelanjaan Cempaka Mas
Selain itu, menurutnya, parkir gratis atau potongan tarif parkir bisa menjadi strategi efektif untuk menarik kembali pengunjung.
Sementara itu, pengamat kebijakan publik lainnya, Agus Pambagio, menilai bahwa melemahnya kondisi ekonomi nasional juga menjadi faktor utama sepinya mal.
"Menjelang akhir tahun, ekonomi sedang tidak menentu. Orang jadi berhemat, enggan belanja, dan memilih simpan uang tunai," kata Agus kepada disway.id pada Minggu, 2 November 2025
Agus juga menyoroti maraknya platform belanja online yang membuat masyarakat semakin malas datang ke mal.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: