Terkuak di Rekonstruksi, Kejinya Eksekusi Penculikan yang Berujung Kematian MIP Sang Kacab Bank BUMN

Terkuak di Rekonstruksi, Kejinya Eksekusi Penculikan yang Berujung Kematian MIP Sang Kacab Bank BUMN

Rekonstruksi kasus penculikan yang berujung kematian pada Kacab Bank BUMN 'MIP' mengungkap betapa terencana dan kejinya aksi para tersangka-Disway.id/Rafi Adhi-

Saat mobil melaju, Erasmus mengabarkan keberhasilan itu kepada Kopda Feri.

BACA JUGA:Prabowo Prioritaskan Sekolah 3T sebagai Penerima Pertama Papan Interaktif Digital

Di depan Kodam Jaya, korban kembali meronta. Erasmus menahan, memukul paha korban tiga kali, menghantam jidatnya, hingga kembali mendesak korban dengan lutut.

Para pelaku sepakat bertemu di Kemayoran. Di titik itu, Avanza bertemu Fortuner hitam yang dikemudikan Umri dan berisi Johanes Joko serta Mochamad Nasir.

Nasir sempat meminta korban dipindahkan setelah “mutar-mutar” ke Tanjung Priok, namun Erasmus menolak karena semakin lama korban ditahan, semakin berisiko.

Korban kemudian diikat dan dipindahkan ke Fortuner. MIP sempat berteriak, “Tolong, ini penculikan,” namun mulutnya kembali ditutup. Ia juga ditendang dua kali sebelum pintu mobil ditutup rapat.

BACA JUGA:Dituding Pakai Ijazah Palsu, Arsul Sani Tunjukkan Bukti Dokumen Wisuda dan Legalisasi Ijazah dari KBRI Polandia

Setelah proses pemindahan, Kopda Feri Herianto memberikan Rp45 juta kepada Erasmus sebagai bayaran penculikan. Uang itu dibagi lima untuk anggota yang terlibat langsung.

Akhir Tragis di Tanah Kosong Bekasi

Di dalam Fortuner, kondisi korban mulai lemah. Hanya terdengar erangan kecil dan sedikit gerakan tangan. David Setia Darmawan kemudian menggantikan posisi sopir.

Sekitar 00.30 WIB, Fortuner tiba di lahan kosong di Kabupaten Bekasi. Korban kemudian diturunkan. Mochamad Nasir melilitkan handuk ke leher korban, menariknya keluar, dan menyeretnya sebelum melemparkannya ke tanah.

Setelah membuang korban, para pelaku menuju SPBU untuk berganti pakaian.

Para pelaku kemudian berkumpul di sebuah kafe di kawasan Cibubur. Ada Anton, Dwi Hartono, Rochmat, Johanes Joko, dan Nasir yang membahas hasil penculikan, yang mereka akui tidak berjalan sesuai rencana.

BACA JUGA:Coach Timo Minta Peserta MilkLife Soccer Challenge Lebih Konsisten Berlatih Usai Final Sengit di Malang

Di tengah pertemuan itu, Dwi Hartono menerima telepon dari seseorang bernama Ken. Informasi yang disampaikan membuat mereka terkejut: korban ditemukan meninggal dan kabar itu sudah viral.

Mendengar kabar tersebut, Joko panik dan langsung membuang ponselnya.

57 Adegan Rekonstruksi

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads