Dadan Hindayana Soal Pernyataan Kontroversi Cucun Ahmad: MBG Wajib Libatkan Ahli Gizi!
Kepala BGN, Dadan Hindayana, menegaskan program MBG wajib melibatkan Ahli Gizi di Tiap SPPG-Sekretariat Presiden-
JAKARTA, DISWAY.ID — Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, angkat bicara menanggapi pernyataan kontroversial Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, yang menyebut program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak memerlukan ahli gizi profesional dan dapat digantikan oleh lulusan SMA yang dilatih.
Pernyataan Cucun Syamsurijal, yang viral di media sosial, memicu gelombang kritik dari berbagai kalangan, terutama para ahli gizi dan aktivis kesehatan.
BACA JUGA:Dua Laga, Dua Peran: Ivar Jenner Bongkar Dampak Perubahan Formasi Saat Hadapi Mali
BACA JUGA:Saldo DANA Gratis Rp300.000 Bakal Cair ke Dompet Digital, Cek Syarat Klaimnya Berikut ini!
Cucun dalam sebuah acara konsolidasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Bandung sempat menyampaikan keinginannya untuk mengubah diksi "Ahli Gizi" menjadi "Tenaga yang Menangani Gizi" atau "Pengawas Gizi" agar persyaratan dapat lebih fleksibel, mengingat adanya kesulitan mencari ahli gizi murni di lapangan.
Menanggapi hal tersebut, Dadan Hindayana menegaskan bahwa BGN menetapkan standar menu nasional yang menjadi penentu kualitas program MBG bagi penerima manfaat. Oleh karena itu, di setiap SPPG mutlak harus ada individu yang memiliki pemahaman mendalam tentang gizi.
"Program ini dirancang dengan standar menu nasional. Oleh karena itu, di setiap SPPG harus ada orang yang paham tentang gizi," tegas Dadan, Selasa 18 November 2025.
BACA JUGA:Presiden Resmikan Jembatan Kabanaran di Bantul, Konektivitas di Jalur Selatan Jawa Bertambah
Dadan menambahkan, jika bukan sarjana gizi murni, tenaga dari disiplin ilmu lain yang relevan seperti Sarjana Kesehatan Masyarakat atau Teknologi Pangan dapat dipertimbangkan, asalkan mereka memiliki pelajaran atau pengetahuan gizi di dalamnya.
Hal ini menunjukkan sikap BGN yang tetap menjunjung tinggi kompetensi keilmuan dalam pengawasan dan penyediaan makanan bergizi, meskipun mengakui adanya tantangan dalam rekrutmen ahli gizi.
Meski demikian, BGN juga mengakui tantangan dalam mencari ahli gizi untuk mengisi semua dapur SPPG MBG, bahkan Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyebut profesi ahli gizi “mulai langka” saat ini. Situasi ini yang mungkin melatarbelakangi pertimbangan DPR (Komisi IX) dan BGN untuk merekrut tenaga dari disiplin lain sebagai alternatif.
"Nah, prioritas pertama di tahap awal adalah Sarjana Gizi. Tapi kita ketahui bahwa produksi Sarjana Gizi itu terbatas. Sementara program ini terus berjalan," kata Dadan.
BACA JUGA:Astra Dukung Peran Indonesia pada COP30 di Brasil, Hadirkan Paviliun Kemitraan
"Jadi ketika terjadi kelangkaan Sarjana Gizi, Badan Gizi harus mencari jalan keluar. Oleh sebab itu, kita sekarang perluas orang yang menangani gizi itu dengan lulusan-lulusan yang berkorelasi dengan pengetahuan gizi contohnya, kesehatan masyarakat, itu ada pasti pelajaran giji di dalamnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
