Mafia Tanah Makin Canggih, Menteri Nusron Ingatkan BPN: Jangan Jadi Bagian Ekosistemnya!
Menteri ATR/Kepala BPN Nusron Wahid bersama Wakil Menteri Pekerjaan Umum Diana Kusumawati.-Candra Pratama-
JAKARTA, DISWAY.ID — Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, mengingatkan bahwa praktik mafia tanah kini terus bermetamorfosis.
Bukan hanya pelakunya yang berganti-ganti, metode kejahatannya pun makin canggih dan kompleks.
Hal itu membuat penanganan kasus pertanahan tidak bisa lagi dilakukan secara parsial. Menurut Nusron, diperlukan kerja kolaboratif dan konsisten antara ATR/BPN dan aparat penegak hukum (APH).
“Pertama, ketegasan APH. Tangkap dan gunakan pasal yang benar, tepat, tidak bisa dibantah atau dimanipulasi. Kedua, teman-teman di ATR/BPN jangan sampai terlibat menjadi bagian ekosistem mafia tersebut,” tegas Nusron, Rabu, 3 Desember 2026.
Ia menekankan bahwa kementerian dan Satgas Anti-Mafia Tanah harus bergerak seirama, sebab integritas internal menjadi kunci. “Sepanjang petugas ATR/BPN-nya proper, kuat, tegas, tidak mau diajak kongkalikong; ditambah APH yang kuat dan tegas, insyaallah ini bisa diatasi bersama,” ujarnya.
Mafia Tanah Makin Pintar, Kita Harus Lebih Adaptif
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengingatkan bahwa pemberantasan mafia tanah adalah perjalanan panjang yang mesti dilakukan secara sinergis.
“Saya terus bersinergi dan berkolaborasi dengan ATR/BPN serta pihak lainnya, termasuk mengampanyekan aksi-aksi melawan mafia tanah,” kata AHY.
AHY menyebut ada tiga prinsip utama yang harus dipegang Satgas Anti-Mafia Tanah:
1. Adaptif — Karena mafia tanah makin canggIh dan lihai memanfaatkan teknologi.
2. Tangguh — Tidak mudah goyah dan tidak tergoda menjadi backing.
3. Responsif — Setiap laporan harus ditangani cepat, tepat, dan sesuai aturan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
