Mengejar Lari
Novi Basuki berfoto dengan latar belakang Jeddah Tower.--
Punya waktu sehari –sebelum peresmian pabrik kopi Kapal Api– saya pilih pergi melihat dua objek: Superdome dan Jeddah Tower.
Biasanya, setiap kali umrah, hanya diajak mampir Jeddah untuk ke Al-Balad –pasar belanja oleh-oleh sebelum pulang ke Indonesia. Kali ini saya mau melihat kemajuan Jeddah sebagai calon kota metropolitan dunia –dan ingin mengalahkan Dubai.
"Sejak lima tahun lalu semua event besar dilaksanakan di Superdome. Tidak lagi di stadion. Termasuk konser-konser besar musik dari seluruh dunia," ujar Thobib dari Kementerian Haji dan Umrah yang menemani saya.
Nama lengkapnya Thobibuddin. Asli Dukun, Gresik. Alumnus Tebuireng, Jombang. Ia sudah 20 tahunan di Arab Saudi. Sejak ada Kementerian Haji, Thobib bertugas di Jeddah.
Awalnya, dulu, Thobib ke Saudi untuk melaksanakan niat ''napak tilas''. Yakni mengikuti jejak pendiri Nahdlatul Ulama, Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari. Di Makkah, Thobib pun mengikuti pendidikan di lembaga-lembaga yang dulu Kiai Hasyim belajar di Makkah.
Saya pun bisa nebeng mobil Kementerian Haji ke Superdome. Mereka ada kepentingan di sana. Ada acara pameran besar bisnis terkait haji. Saya ingin tahu: untuk apa ada pameran haji dan umrah di Saudi. Rasanya tanpa ada promosi pun haji dan umrah meningkat terus. Pun kebutuhan mereka.
Wow! Pameran ini mewah sekali. Lobi masuknya luas. Berkelas. Selalu ada petugas yang keliling menawarkan minuman. Apa saja. Kopi. Teh. Jus. Juga ada konter untuk makan dan kue. Gratis. Pun pamerannya: gratis.
Memasuki arena pameran saya terpana. Di Indonesia, pameran haji dan umrah biasanya termasuk kelas yang mutunya paling rendah –dibanding pameran-pameran bisnis lainnya. Hanya sekelas pameran UMKM.
Di Jeddah ini mutu pameran haji dan umrah sekelas pameran mobil –di sektor mobil mewah. Booth-nya besar-besar. Luas. Kualitas booth-nya kelas satu. Pun desain-desainnya.

--
Saya punya kenalan kontraktor booth untuk pameran internasional. Tionghoa. Orang Surabaya. Saya ingin tahu dari ia kontraktor mana yang mengerjakan booth di Arab Saudi. Kok serba gemerlap.
Yang ikut pameran adalah hotel-hotel di Makkah dan Madinah. Saya kenal nama-nama hotel bintang lima itu. Lalu perusahaan transportasi. Juga perusahaan katering. Aneh. Mereka ternyata perlu promosi.
Saya amati konstruksi Superdome seluas 3,4 hektare ini. Diameternya 210 meter –bagian dalamnya. Tinggi kubahnya 46 meter. Bisa untuk 40.000 penonton untuk konser musik.
Konser musik terakhir adalah penyanyi dari Lebanon: Nancy Ajram. Penyanyi pop nomor satu di dunia Arab. Pernah konser di Jakarta. Penggemarnya di Indonesia menyebut diri mereka Majelis Nancy Ajram.
Dari Superdome saya ke Jeddah Tower –yang akan menjadi gedung tertinggi di dunia. Akan mengalahkan juara saat ini: Burj Al-Khalifa di Dubai.
Jeddah Tower akan sulit dikejar. Tingginya dua kali lipat Burj: setinggi 1 km.
Dari jauh pun tower itu sudah kelihatan: sedang dibangun. Sudah menjulang tinggi. Rasanya sudah sampai lantai 70. Baru akan selesai tahun 2030.
Tentu sulit untuk mendekat ke proyek yang sedang dikerjakan. Apalagi bagi orang asing yang tidak dikenal seperti saya. Yang tidak punya hubungan apa-apa dengan proyek itu.
"Coba saja," pinta saya pada Mas Thobib. "Ditolak kan tidak apa-apa. Yang penting sudah dicoba," kata saya.
Mas Thobib turun dari mobil. Ia menuju pos penjagaan yang berpalang pintu. Novi Basuki, yang juga diundang untuk peresmian pabrik kopi Kapal Api di Jeddah, ikut ke pos penjagaan. Ia alumnus pesantren Nurul Jadid yang memperoleh doktornya di Tiongkok. Ia redaktur rubrik ''Cheng Yu'' di Harian Disway.
Ternyata Novi ikut turun hanya ingin membuat video diri. Dengan latar belakang proyek fenomenal itu. Untuk TikToknya yang sangat populer.
Di pos jaga, Thobib tidak sekadar mencoba. Ia bersungguh-sungguh. Ajaib. Mobil kami diperbolehkan menuju proyek. Letaknya masih sekitar 1 km dari pos jaga itu. Alhamdulillah. Amitaba!
Kami pun bisa mendekat. Mengambil gambar. Memang masih proyek. Foto ini akan bermanfaat untuk dilihat lagi di tahun 2030 nanti.
Masih ada waktu.
Juga belum lapar.
Saya hubungi rombongan Kapal Api dari Indonesia: sedang di mana mereka. Ternyata sedang di mal. Red Sea Mall. Mal Laut Merah. Tidak baru tapi masih baru. Di sebelah mal ini –menjadi bagian dari mal– ada gedung bioskop. Itulah gedung bioskop pertama di Jeddah.
Tentu di mal ini kami melihat kehidupan orang Jeddah masa kini. Sudah tidak terlalu beda dengan mal kelas atas di mana saja. Termasuk soal cara wanita berpakaian.
Saya pun balik hotel. Bukan untuk istirahat. Ada info lain: di depan hotel kami itulah sirkuit balap mobil F-1 Jeddah. Saya harus melihatnya. Fotonya harus saya kirim ke cucu Pak Iskan yang sedang mengantar anaknya lomba debat di Yale University, New Heaven, tidak jauh dari New York. Ia sudah nonton F-1 di mana pun kecuali Jeddah.
Malamnya saya ke sirkuit itu lagi. Dengan pakaian olahraga. Bersama Novi Basuki. Kami bertekad jalan kaki mengelilingi sirkuit itu. Lewat sisi pinggir pantainya dulu. Sambil melihat water front Jeddah yang tertata indah.
Di dalam sirkuit sedang ada balapan –atau latihan. Saya intip dari pagar jeruji besinya: balap mobil Formula 4.

Lihatlah arsitektur toilet di depan masjid antara sirkuit F1 dan waterfront Jeddah.--
Masa depan Jeddah-modern kelihatannya mengarah ke sekitar sirkuit ini. Sudah mulai banyak gedung pencakar langit di kawasan baru itu. Dugaan saya, kelak, akan dibangun jembatan panjang antara kawasan ini dengan kawasan sekitar gedung tertinggi di dunia itu. Saat ini dua kawasan itu dipisahkan oleh teluk sempit namun menjorok jauh ke dalam daratan.
Jeddah sudah terlihat kerja keras mengejar Dubai –dan sayangnya yang dikejar tidak berhenti berlari. (Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 13 November 2025: Soedomo Bawazier
Fuad Nurhadi
Jika Pak DI melaporkan berita bisnis, ceritakan apa adanya. Tak perlu ditambah2i sifat pelaku2nya, misalnya keturunan Mergonoto yang “sederhana dan rendah hati”. Coba dicari di mesin pencari, nama “Vincent Mergonoto 2011”. Apakah keluarga yg mendidik anaknya kebut2an dengan mobil Mercedes mewah di usia 19, hingga mengakibatkan kematian seorang perempuan muda yg baru usai shift kerjanya sebagai karyawan supermarket, layak disebut “sederhana dan rendah hati”? Sebutlah mereka ini “lihai berdagang”, “pandai mencari peluang “, “berani mengambil risiko “, atau “pintar menjalin rekanan” berdasarkan fakta2 yang ada. Tak perlu memberi bingkai yang terlalu manis bahwa mereka itu “sederhana dan rendah hati”. Nanti didatangi hantu sang korban.
pak tani
Oktober kemarin penjualan mobil listrik mencapai 20% dari total penjualan di Indonesia. Dimotori oleh BYD Atto 1 dengan 9k penjualan. Resmi sudah, BYD Atto 1 menjadi top sales, jauh meninggalkan Avanza di nomor 2 dengan 3k penjualan. Wow. Ini pencapaian yang sangat tinggi. Dan tidak mungkin bulan2 berikutnya mobil EV kembali mengganggu dominasi mobil Jepun. Sebut saja Jaecoo J5, sub brand Chery, dengan harga 250-300 Jt. Sudah antri menjadi jawara berikutnya. Sekali gebuk, mobil EV dan mobil ICE sekelasnya KO semua. Antrian test drive 2-3 jam. Boleh dicoba, tanya ke dealer terdekat, Semua ada masa nya. Jika tidak siap, pesaing bisa menyerbu dikala senja. 'Generasi ke3' Toyota sedang diuji. Pun dengan Indonesia, 'Generasi ke 3' kita juga sedang diuji. Gen Z kita mendapat tantangan jauh lebih sulit dibanding ayah atau kakek nya. Terlebih, ayah dan kakek gen Z tidak mewariskan apa2, Selain cerita, dulu kita kaya raya.... Semangat buat para Gen Z :)
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
INDOMIE DARI TANAH SUCI: KETIKA MI INSTAN JADI DAKWAH RASA.. Indomie ternyata bukan cuma raja mi instan di Indonesia, tapi juga di Arab Saudi — negeri yang lebih sering kita dengar soal kurma dan zamzam. Pabrik pertamanya berdiri di Jeddah tahun 1992, lalu disusul Dammam sekitar 2005. Keduanya kini dikelola oleh Pinehill Arabia Food Ltd. (PAFL), anak usaha Indofood CBP setelah diakuisisi penuh pada 2020 senilai hampir US$3 miliar. Kapasitas produksinya bikin kagum, dan lapar, sekitar 5,5 juta bungkus per hari! Sebagian besar dikonsumsi warga Saudi (sekitar 70%), sisanya diekspor ke kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara — dari Yaman sampai Sudan. Jadi jangan heran kalau mi yang dimakan sopir truk di Riyadh dan mahasiswa di Kairo sama-sama bertuliskan Indomie Mi Goreng. Yang unik, Indomie di Saudi sudah dianggap produk lokal, punya rasa khas Timur Tengah, dan bahkan membuka lapangan kerja bagi warga setempat. Singkatnya: Indomie bukan sekadar mi — tapi alat diplomasi lunak yang bisa dimasak tiga menit dan bikin dunia lebih damai lewat perut. ### Antara percaya dan tidak.. He he.. Jutaan bungkus per hari..
imau compo
Pagi yg berbunga-bunga, Kapal Api berlayar ke Jeddah mengikuti Indomie yg lebih dahulu lepas sauh. Berikutnya Bobibos menjanjikan bahan bakar murah, lebih murah dari pertalite (sudahlah cukup mahal ditipu pula sebagai subsidi, buka barcode setiap beli). Gondok, meskipun terpaksa sering-sering (gondok ini) sesuai dengan uang yg ada di dompet). Untunglah teman sebelah mengingatkan, tahan euforia, ingat kejadian-kejadian sebelumnya, yg berakhir kecewa yg terheboh, se-Indonesia tertipu. Esemka yg dibilang temuan anak bangsa, ternyata.......
Nimas Mumtazah
Restu Ibu... Aroma paling harum dan dirindukan Aroma ibu.. Suara paling menenangkan suara ibu Kasih sayang tulus tak berbatas.. Kasih sayang ibu . Pelukan paling hangat pelukan ibu.. Tirakat ibu wujud cinta terdalam Cinta yg menjaga tanpa melihat Cinta yang membimbing tanpa mengikat. Cinta yang menuntun ke arah yg paling benar. Cinta yang kelak menjadi saksi.. Dzikirnya tidak hanya ibadah, tetapi pelindung bagi keluarga...
Rizal Falih
Sebagai mantan jamaah ududiyah, saya adalah penggemar berat kopi. Sehari minimal tiga gelas, bahkan bisa lebih. Karena sudah berhenti dan keluar dari jamaah ududiyah, maka aktifitas ngopi pun ikut berhenti. Apa enaknya ngopi tanpa ngudud? Selama menjadi jamaah ududiyah, kopi yang paling sering menjadi pilihan adalah kopi asli, seperti kopi Lampung, Aceh, Toraja, Sidikalang atau kopi-kopi jenis yang lain. Tidak jarang juga kopi sachetan, meskipun bukan merk kapal api. Dulunya tidak terlalu suka, karena rasanya tidak sepekat kopi yang biasa diminum. Seperti ada campuran lain di dalamnya. Tapi saya punya temen yang juga jamaah ududiyah. Penggemar berat kopi kapal api. Tidak mau ngopi kalau bukan kapal api. Sehari mungkin bisa lebih dari lima gelas. Kuat sekali ngopi. Sama kuatnya dengan ngududnya. Sudah divonis diabet oleh dokter, tapi masih saja menjadi penggemar berat kapal api. Banyak temen yang menyarankan untuk berhenti, mengingat kesehatnya. Tapi tidak digubris. Harusnya pemilik kapal api memberikan penghargaan untuk para penggemar beratnya yang seperti ini. Ada salah satu iklan kopi di tv, awali hari mu dengan secangkir kopi. Tapi maaf saya sudah tidak ngopi lagi, kata dokter yang terbaik adalah minum air putih yang cukup di pagi hari, supaya ginjal aman karena obat rutin yang harus diminum setiap hari.
Muh Nursalim
Generasi ketiga, generasi penghancur. Sukarno- Megawati- Puan. Tidak penghancur banget sih. Tapi kualitasnya memang beda. Kalau Sukarno nilainya 80 Megawati 65. Turun ke Puan tinggal 45. Yang sekarang lebih fatal. Kalau Jokowi 70 Gibran tinggal 35. SBY juga begitu. Dia layak dapat nilai 80 Agus Harimurti tinggal 50. Amien Rais idem dito. Nilainya bisa sampai 85 turun ke Mumtaz Rais tinggal 40. Anak-anak yang dibesarkan dalam gelimang kemudahan cenderung santai tanpa tantangan. Akibatnya akan meruntuhkan bangunan yang susah payah dibangun orang tuanya. Kopi Kapal Api salah satu perkecualian. Orang tua mereka berhasil mempersiapkan generasi ketiganya dengan seksama
Mukti Asikin
Pada 13 Desember 1973, di rumah Haji Djunaid, di Pekalongan, para pengusaha dari 3 etnis : PRIBUMI, keturuan ARAB dan keturunan CHINA, bekerjasama mendirikan Koperasi Simpan Pinjam, namanya JASA. Mereka bertekad ingin membantu masyarakat, koperasi, dan pemerintah. Hari ini (2025), Koperasi JASA menjadi koperasi terbesar di Indonesia, dengan memiliki 206 ribu anggota, 130 kantor perwakilan dan aset Rp 6,7 triliun. Mereka bertekad, asetnya akan meningkat dua kali lipat dalam 5 tahun mendatang. Suatu saat, perlu dicoba, kabinet RI berisi kualisi tiga etnis ini.
Juve Zhang
Kalau dikatakan pengusaha Tionghoa sukses semua tentu keliru besar....begitu banyak usaha generasi tua yg sukses habis ditangan anak anaknya....baik skala besar maupun skala menengah dan kecil.....banyak keluarga Tionghoa pada berantakan hidupnya dihari tua....padahal waktu muda sukses usahanya....biasanya mereka menepi di hari tua dan jarang mau bicara masa lalu dibawa saja sampai mati.... cerita satu dua yg sukses Salim jaaarum KA dll sebuah kisah sukses....tetapi jauh lebih banyak yg gak sukses ... utamanya di kota kota kecil dan menengah banyak yg gulung tikar....dan kehidupan keturunan nya jelas susah juga....... hebat nya sudah susah mereka tidak meminta minta bantuan ke mana mana....mereka menerima kejatuhan nya...
Everyday Mandarin (Study in Taiwan & China)
Kongsi Ali Baba sejati. Ali dan Baba ini tumbuh bersama sejak kecil, saling transfer ilmu, transfer kopi, dan transfer sarung. Di rumah Ali betaburan stok kopi dari Baba. Yang ga ada adalah cukuran jenggot. Di rumah, waktu tidur Baba pake sarung dari Ali. Saya duga anak Baba dulu kalau ke luar negeri, sering beli mainan kapal.
Juve Zhang
Bos Jaarrum dan Bos Kapalll APPI pagi pagi kongkow sambil jalan sehat .....Bos J: anda minum goodday setiap hari.....Bos KA:" he he he ....anda merokok Setiap hari? bos J : ketawa ngakak.....kalau kita konsumsi produk kita tiap hari mana bisa kita panjang usia dan menikmati hidup ini.....dua duanya ketawa ngakak....dan mereka setuju .hanya di negara Afrika .... Indonesia....arab....lah produk mereka dimakan dengan lahap kecuali rokok sulit diekspor mungkin prosesnya banyak ditolak seperti Amerika yg menolak rokok kretek J dulu.....keduanya bilang kita beruntung punya rakyat yg setia dan suka produk kita.....dan dua dua nya sibuk cerita lain mungkin mobil Buggati tumpangan bos J atau real estate mewah nya di Australia.....yg sudah ada photo drone nya.....harus nampak sederhananya kalau di Australia bebas banyak yg kaya raya..... penampilan sederhana penting demi citra perusahaan.....
imau compo
Pabrik pembawa malapetaka itu sdh tutup, pemilikknya kembali ke tanah airnya. Verifikasinya terancam buntu. Celaka 17, alat pengukur radiasi rusak, tidak berfungsi lagi. Saya mau tanya ke teman di pusat penelitian nuklir, gak enak, lembaganya juga sdh dibubarkan. Konon banyak alat-alat yang terlantar dan jadi besi tua. Sudah beberapa kali saya tulis di sini. Begitulah kalau mengandalkan FDI utk membangun negara. Syukurnya, peringatan saya di WAG selama ini mendapat interferensi, semoga menguatkan pesannya. Purbaya bilang, "Saya tidak akan menyembah minta FDI masuk karena mereka masuk mengikuti kue pertumbuhan kita."
Mukti Asikin
Kata ustadz bukan berasal dari bahasa Arab, melainkan dari bahasa Farsi. Ini adalah pengakuan pada seseorang yang memiliki pengetahuan luas dan mendalam dalam suatu bidang, bukan hanya bidang agama. Bisa untuk profesor, pakar, ahli atau guru bidang apa pun. Saya menduga, ustaz Soedomo dimaknai sebagai pengakuan orang arab kepada bos kopi kapal api, yang memiliki keahlian dan pengetahuan luas dalam dunia bisnis. Namun, di Indonesia kata ustaz ditafsirkan menyempit, hanya sebagai sebutan guru agama.
Jokosp Sp
Mau aku tulis ndak ya resep temuan ini. Ini resep rahasia buat yang sudah di atas 50 tahun dan ada problem di masalah "cempolo"nya yang kurang jreng dan keras kayak "ruyung" kelapa. "Ndak apa-apa itu mas, sekalian beramal dan promosi gratis karena ada ploduk-plroduk lain". Temen ngopiku nyeletuk. Emang kamu sudah tahu, aku balik nanya?. "Loh masse kan pernah cerita beberapa tahun lalu ketika aku minta solusi masalahku dengan istri". Eh jadi kamu......., gimana hasilnya?. "Ces pleng mas, dasar kayak kayu ruyung, hemmmm sejam juga ruyungnya masih siap komando". Kenapa gag pernah ngomong sama aku?. "Masak kalau enak harus lapor. Malu gitu looooooh mas". Ya sudah, aku kasih buat yang mau coba : campuran STMJ ( Susu + Kuning Telor + Madu + Air Jahe panas ) + dan ini rahasia lainnya Jamu Madura Joko Tole 1/2 saset saja + Kopi bubuk 1/2 sendok. Seduh dalam 1 gelas 200 ml. "Jangan lupa diminum 1 - 2 jam sebelum. Ditulis". Yaaaa...... Kok jadi ke sini kita ya padahal yang dibaca kopi kapal api?. "He he heeeeee....buat malam Jum'at. Pas kalo mas?". Iya iya ya. :) :) :)
Lutfi ꦱꦸꦩꦶꦠ꧀ꦫꦺꦴ
Kopi yg menanti kapal merapat di dermaga jadilah kopi Kapal Api ????, kalau sarung yg dipakai moncot mangga kelakuan masa dulu kala Sarung Mangga muda ????....semakin tidak related produk dan nama semakin mendunia.
djokoLodang
-o-- Jalan Kaki ... Ayah Soedomo itulah yang memulai usaha kopi –dipikul sendiri jalan kaki ke tempat jualannya di pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Jalan kaki sejauh 6 km. Tiap hari. ... *) Waktu Kelas 1 Sekolah Dasar di Solo dulu --tahun 1959-- saya juga jalan kaki dari rumah menuju sekolah, l.k 5 km. Bayangkan, anak umur 6 tahun dilepas jalan sendirian menyusuri pinggir jalan raya. Setelah tahu dan hafal rute nya. Di perjalanan, saya suka nebeng gerobak sapi atau gerobak kuda. Membonceng di belakang. Baru setelah SMP saya dibelikan sepeda. Saat lulus SD tahun 1965, saya pun mendaftar sendiri ke SMP. Tanpa didampingi orangtua. Alhamdulillah, semuanya berjalan lancar. --koJo.-
Taufik Hidayat
Waduh melihat rukunnya Sudomo Bawazir koq jadi ingat perseteruan Ahok Anies. Tapi yang saya ingi ceritakan adalah saya pernah hadir kondangan pernikahan teman yang cukup unik, suaminya Arab, istrinya Tionghoa , tamunya beragam makanan nya asyik .. ini dulu sekitar 30 tahun lalu ..
djokoLodang
-o-- Kapal Api Wazaran ... Semua itu terjadi di acara resmi peresmian pabrik kopi Kapal Api di Jeddah. Disebut Kapal Api Wazaran. ... *) Mengapa dinamakan Kapal Api Wazaran? Wazaran adalah Grup Wazaran, sebuah grup yang berasal dari Arab Saudi. Semula, saya kira "Kapal Api" bekerja sama langsung dengan Wazaran Arab Saudi itu. Namun, perusahaan seperti Salim Group juga memiliki kerja sama dengan grup ini, salah satunya dalam mendirikan pabrik Indomie di Kenya, yaitu Salim Wazaran Kenya Co.Ltd. Kholid Bawazier itu lah, pemilik Indomie. --0-
djokoLodang
-o-- Kapal Api. ... Di Perak, sang ayah menanti kapal merapat ke pelabuhan. Awak kapal adalah sasaran jualan kopinya. ... *) Rupanya ini lah asal muasal pemberian nama merk kopi Kapal Api. Sejatinya, sudah lama saya bertanya-tanya dalam hati, apa hubungannya kopi dengan kapal api? Merk lain, Loewak, misalnya, jelas hubungannya dengan kopi. Terima kasih, Abah. --koJo.-
Mbah Mars
Cerita ini sudah terjadi lama. Kami bersiap menerima Syekh Khuriy dari Dubai Emirat Arab yg menjadi donatur pengembangan Bahasa Arab di Indonesia. Karena yg mau hadir adalah seorang syekh, maka kamipun menyesuaikan dalam berpakaian. Kami mengenakan koko. Berkopiah. Pokoknya berpenampilan religius dech. Kami melongo dan kaget begitu Syekh Khuriy tiba. Seorang pria gagah dan ganteng sekitar 40an tahun. Mengenakan celana jeans, baju lengan pendek dan kacamata hitam. Jadi tidak berpakaian Arab seperti yg kami bayangkan. Syekh Khuriy malah mirip Brad Pit. Belakangan kami tahu ternyata di Arab, Syekh bisa disematkan pada bos besar perusahaan, orang yg sudah sepuh alias embah-embah, serta ulama ahli agama. Di Indonesia, Syekh hanya dipakai untuk ulama alias ahli agama Islam seperti Syekh Maulana Maghribi, Syekh Kholil Bangkalan, Habib Syekh dsb. Jadi, di CHDI ini pun banyak syekhnya: Syekh Dahlan Iskan, Syekh Agus Suryono, Syekh Djoko Lodhang, Syekh MZ Arifin, Syekh Jo Neca, Syekh Mario, Syekh Dahlan Thamrin dan Syekh Joko SP. Oh iya, Syekh Pryadi juga. Pokoknya yg sudah sepuh-sepuh boleh dipanggil Syekh. Lalu, Cak Mul dan Leong Putu kebagian panggilan apa ? Mereka bisa dipanggil Sayid. Dalam bahasa lisan menjadi syed. Syed Leong Putu. Syed Mul. Syed artinya Pak. Kalau Mbah Mars, coba tebak masuk kategori mana ?
MULIYANTO KRISTA
Saat peresmian pabrik kopi Kapal Api di Jeddah tersebut Abah kok pakai baju dan jas, padahal waktu bertemu menteri Haji cuma pakai kaos, dapat pinjaman dari siapa bah???
Vikagora Prayogi
Pak Khalid bawazier itu juga orangnya sederhana, pernah beberapa kali saya ketemu di lombok (karena di lombok juga ada beberapa bisnis yang dikelolanya, salah satunya SPBE), pernah ketemu lagi naik dokar /delman bersama salah satu pengusaha arab di lombok pake baju kaos oblong dan sarungan, pernah juga ketemu datang ke suatu acara naik mobil sopir sendiri.. Orangnya juga ramah ketika diajak ngobrol.
djokoLodang
-o-- pada vs kepada ... "Anda disebut ustaz di sini," bisik saya pada Soedomo yang duduk di jajaran kursi depan di sebelah saya. ... *) Penulisan yang baku adalah: ...bisik saya kepada Soedomo ... ~ "Pada" digunakan untuk menunjukkan waktu (misalnya, pada tahun 2025), konsep/hal (misalnya, pada kesempatan itu), atau keberadaan/posisi yang bukan tempat fisik (misalnya, buku itu ada pada saya). ~ "Kepada" digunakan untuk menunjukkan tujuan atau arah, terutama yang berkaitan dengan orang atau entitas (misalnya, memberikan hadiah kepada ibu). *) Secara singkat, "pada" digunakan untuk waktu dan keberadaan abstrak/konsep, sedangkan "kepada" digunakan untuk arah atau sasaran orang. - Selanjutnya, kedua kata ini tidak digunakan untuk menandakan tempat fisik, di mana "di" dan "ke" yang lebih tepat digunakan untuk tujuan tersebut. --koJo.-
Maramuda Sagala
Al-Irsyad, keturunan Arab non-habib, memang lebih pintar dan lebih gigih dalam berusaha. Toko2 peralatan bayi "Citra" juga milik mereka. Sedangkan keturunan Arab Habib, yang mengklaik keturunan Nabi tapi ternyata palsu, jarang yang jadi sukses jadi pengusaha. Kebanyakan pemalas dan jualan minyak eceran ke kampung2 ata jadi provokator seperti Rizik Syihab atau Bahar smith. Tes DNA atas 180 kaum habib di Yaman telah mengkonfirasmi kepalsuan klaim mereka yang ternyata ber haplo grup G. Nabi dan orang Arab umumnya adalah berhaplo grup J1. Artinya, kaum habib ini Arab saja bukan. Apalagi turunan Nabi.
Tiga Pelita Berlian
Sejak duluuu .. Pecinan & kampung arab itu selalu bersebelahan/berdekatan, dan mereka rukun2 saja . Tapi sejak adanya musim Pilkadal & musim buzzer, kerukunan itu mulai diretakkan .. namun seiring waktu berjalan, sejak para2 pemimpin negeri menyatu & roda bisnis harus terus hidup, retak itu sdh mulai menyatu kembali . Seklangkong
Jo Neca
Orang kaya Beneran biasanya rendah hati.Lihat saja gaya pak DI..Di hina hina perusuh tak pernah marah.Beliau memakai "Ilmu Tanah"..Biar di injak injak.Di ludahi.Di kencingi.Harganya semakin melonjak.Dan akan tiba suatu masa.Yang menghinanya akan masuk kedalamnya.Ya di kubur di tanah.
Maramuda Sagala
di negara arab umumnya yg berlabel halal itu hanya makanan (kulkas tidak termasuk). dan makanan itupun yg daging (memastikan sembelihannya sesuai syariah)
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
GENERASI KETIGA: BONEK TENAN.. Saya langsung senyum baca bagian yang terkait generasi dsn dinasti pengusaha. Biasanya, generasi ketiga dalam buku manajemen disebut “generasi pembubaran”. Tapi di Kapal Api, justru mereka ini generasi penyeduh masa depan. Steven dan Robin seperti bilang: “Kami nggak mau cuma minum kopi warisan, kami mau bikin aroma baru.” Lucu juga, sebelum ambil keputusan, Steven malah “menjawil” sepupunya dulu. Simbol banget — keluarga yang tetap akrab meski sedang bicara bisnis miliaran. Ini bukan sekadar board of directors, tapi board of cousins. Keberanian mereka ekspansi ke Timur Tengah dan Afrika Utara itu menarik. Biasanya orang ke sana buat umrah, Kapal Api malah bikin pabrik. Kalau semua anak muda pewaris usaha seberani ini, mungkin ekonomi kita nggak perlu banyak seminar — cukup satu pelajaran: jangan takut ngopi di tempat baru. Kopi tubruknya tetap sama, tapi keberaniannya sudah global. Dari Surabaya ke Jeddah, dari dapur ke dunia. Mantap, generasi ketiga — jangan cuma bikin kopi, bikin sejarah juga. ☕️
Hasyim Muhammad Abdul Haq
Pengusaha tionghoa surabaya berkolaborasi dengan pengusaha arab surabaya. Jalan Panggung dan Jalan Sasak. Kurang satu lagi, Jalan Demak, yaitu pengusaha madura surabaya. Pengusaha tionghoa, arab, dan madura yang ada di Surabaya itu luar biasa semua. Punya kampungnya sendiri-sendiri di Surabaya. Pengusaha madura meski tampaknya cuma berurusan dengan besi tua, tapi kapal pun biasa mereka beli untuk dijadikan besi tua. Yang biasa beli kapal tua, mungkin saja bisa gabung dengan Kapal Api.
DeniK
Semoga di arab investor tidak di ganggu ormas dan buruh yang hobi demo . Pemerintah Arab memberikan kepastian hukum dan keamanan dari para tukang palak.
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
@Denik... SETUJU — JANGAN UBAH ATURAN DI TENGAH JALAN Setuju banget. Semoga bukan cuma di Arab, tapi pemerintah Indonesia juga bisa kasih "kepastian" buat para pengusaha luar yang mau investasi di sini. Jangan sampai niat baik mereka malah kandas karena aturan yang berubah-ubah. Contohnya kayak bisnis SPBU dulu. Awalnya investor diundang masuk, dikasih izin impor BBM sendiri. Tapi baru juga jalan, aturannya diubah — semua harus beli dari Pertamina. Lah, gimana nggak bingung? Kalau aturan bisa berubah sesuka angin, investor luar bakal mikir dua kali. Bukan karena mereka nggak cinta Indonesia, tapi karena takut main di lapangan yang garisnya pindah-pindah. Padahal yang dibutuhkan investor cuma satu: konsistensi. Kalau mau kasih karpet merah buat investor, ya jangan digulung lagi di tengah jalan. Biar aroma bisnis kita nggak cuma harum di awal, tapi juga tahan lama — kayak kopi Kapal Api. ☕️
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:

Komentar: 106
Silahkan login untuk berkomentar