Belum Banyak Panen, Sudah 3 Tahun Produksi Garam Menurun
Produksi Garam-Pixabay/Quangpraha-
CIREBON, DISWAY.ID-Sudah 3 tahun produksi garam di Kabupaten Cirebon mengalami penurunan. Bahkan penurunannya mencapai ratusan ribu ton dibandingkan musim kemarau 4 tahun silam.
Menurut Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Tangkap DKPP Kabupaten Cirebon, Moh Jamaludin, data program usaha garam rakyat yang ada dari 2019-2021 terus mengalami penurunan.
"Kalau di 2019 kondisi kemaraunya normal itu di kita mampu memproduksi sebanyak 136.686,78 ton. Tetapi di 2020 sampai sekarang mengalami penurunan sangat signifikan," kata Jamal, Rabu 24 Agustus 2022.
Ia menyebutkan, di tahun 2020 produksi garamnya, hanya 2.663,78 ton. Kemudian di 2021 kembali mengalami penurunan karena hanya menghasilkan 1.203,5 ton saja. Begitu juga di 2022 ini.
BACA JUGA:4 Obat Sariawan Alami yang Jarang Diketahui, Salah Satunya Larutan Garam
Biasanya di bulan Agustus tengah panen raya garam, tetapi sekarang belum banyak yang panen.
"Penyebab penurunan produksi dari tahun ke tahun ini, pertama karena 2020 hingga 2021 kita tahu sendiri ada pandemi Covid-19 dan kondisi alam tidak menentu. Dan 2022 karena menurut BMKG tahun ini kemarau basah dan banjir rob gila-gilaan," ungkapnya.
Berdasarkan prediksi BMKG saja, terkait hidrologi ini masih akan banyak terjadi selama 2022. "Ini cukup berpengaruh besar terhadap produksi garam. Sehingga banyak yang gagal panen," papar dia.
Di musim kemarau 2022 ini, DKPP pun sudah sering turun ke lapangan, mendata jumlah produksi garam rakyat di beberapa kecamatan. Namun masih dalam proses kombinasi berapa jumlah produksi garam di tahun ini yang seharusnya sudah panen raya garam.
BACA JUGA:5 Cara Ampuh Redakan Batuk dalam Hitungan Menit, Salah Satunya Kumur Air Garam
Pihaknya belum bisa menyajikan data pasti produksi garam tahun sekarang. "Tapi kemungkinan turun lagi. Sebab ya tadi banyak lahan yang terendam rob, juga cuacanya tidak menentu karena masuk kategori kemarau basah," jelas Jamal.
Menurutnya, kewenangan DKPP Kabupaten Cirebon lebih kepada pembinaan bagi para petambak garam. Serta mengusulkan ke pemerintah pusat maupun provinsi untuk meningkatkan produktivitas garam. Seperti mengusulkan agar dibangunnya tanggul-tanggul yang tinggi di sepanjang bibir pantai untuk meminimalisir banjir rob.
"Kedua kita juga meminta ke pusat untuk dibuatkan teknologi baru. Contohnya pipanisasi pengambilan air laut dari tengah laut masuk ke lahan petambak garam. Karena dengan pipanisasi ini kandungan NaCl pada garam akan lebih tinggi. Dibandingkan dengan air laut yang diambil dari bibir pantai," katanya.
Sebab, yang diambil dari tengah laut adalah murni air laut, tidak tercampur oleh air sungai yang tawar. "Kalau airnya bukan dari tengah laut kan membutuhkan waktu lebih lama untuk sampai matang jadi garam," imbuhnya Jamal.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: rakyatcirebon.disway.id