12 Kejahatan Sistematis dalam Tragedi Kanjuruhan Diungkap, Polri Akui Gunakan Gas Air Mata Kedaluarsa

12 Kejahatan Sistematis dalam Tragedi Kanjuruhan Diungkap, Polri Akui Gunakan Gas Air Mata Kedaluarsa

Ribuan Bonek Persebaya Surabaya datang ke Tugu Pahlawan untuk mendoakan para korban tragedi Kanjuruhan 1 Oktober. -Persebaya Surabaya -Disway.id

"Terdapat 11 personel yang menembakkan gas air mata, ke tribun selatan kurang lebih tujuh tembakan, utara satu tembakan dan ke lapangan tiga tembakan," kata Sigit dalam jumpa pers di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis 6 Oktober 2022.

12 Temuan


Bonek berkumpul menyampaikan duka sedalam-dalamnya atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Sabtu, 1 Oktober 2022. -Persebaya-Disway.id

Tim Pencari Fakta Koalisi Masyarakat Sipil memaparkan 12 temuan awal terkait peristiwa kericuhan dan kekerasan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada 1 Oktober 2022 yang mengakibatkan 131 orang meninggal dunia.

Anggota Tim Pencari Fakta Masyarakat Sipil, Jauhar, melalui keterangan tertulis menyebut peristiwa kekerasan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan merupakan dugaan kejahatan yang terjadi secara sistematis yang tidak hanya melibatkan pelaku lapangan.

BACA JUGA: 7 Ancaman Sanksi FIFA Terhadap Sepakbola Indonesia Atas Tragedi Kanjuruhan

Tim Pencari Fakta Koalisi Masyarakat Sipil terdiri atas Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pos Malang, LBH Surabaya, Lokataru, IM 57+ Institute, dan Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS).

Selama investigasi, pihaknya bertemu dengan sejumlah saksi, korban dan keluarga korban dengan kondisi ada yang mengalami gegar otak, luka memar bagian muka dan tubuhnya, ruam merah pada muka, hingga trauma yang berat akibat peristiwa kekerasan yang telah terjadi.

Berdasarkan hasil investigasi terdapat temuan awal bahwa peristiwa kekerasan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan merupakan dugaan kejahatan yang terjadi secara sistematis yang tidak hanya melibatkan pelaku lapangan.

Inilah 12 temuan Tim Pencari Fakta Koalisi Masyarakat Sipil terkait tragedi Kanjuruhan:

BACA JUGA:Presiden Jokowi Pastikan Indonesia Tidak Kena Sanksi FIFA, Bentuk Tim Transformasi Sepakbola Indonesia

1. Pada saat pertengahan babak kedua, terdapat mobilisasi sejumlah pasukan yang membawa gas air mata, padahal diketahui tidak ada ancaman atau potensi gangguan keamanan saat itu.

2. Ketika pertandingan antara Arema FC dan Persebaya selesai, diketahui terdapat sejumlah suporter yang masuk ke dalam lapangan.

Berdasarkan keterangan saksi-saksi yang ada, hal itu terjadi karena para suporter hanya ingin memberikan dorongan motivasi dan memberikan dukungan moril kepada seluruh pemain.

Namun, hal tersebut direspons secara berlebihan dengan mengerahkan aparat keamanan dan kemudian terjadi tindak kekerasan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads