Dari Google Hingga McDonlds, Ribuan Karyawan Terkena PHK Massal

Dari Google Hingga McDonlds, Ribuan Karyawan Terkena PHK Massal

Sejumlah perusahaan besar di luar melakukan PHK massal-Foto/Pixabay-

Pemecatan ini belaku untuk berbagai posisi, mulai dari direktur hingga tukang terapi pijat'in-house' Google. Hal ini merupakan PHK masal terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah perusahaan.

"Selama dua tahun terakhir kami telah melihat periode pertumbuhan yang dramatis. Untuk mencocokkan dan mendorong pertumbuhan itu, kami harus menyesuaikan realitas ekonomi yang berbeda dari yang kita hadapi saat ini," kata CEO Sundar Pichai dalam email kepada karyawan, Jumat pekan lalu.

BACA JUGA:Harga Beras Naik, Pemkot Bandung Akan Gelontorkan 500 Ton Beras Bulog, Pedagang Wajib Jual Harga Segini

BACA JUGA:Ini Hal yang Beratkan Tuntutan Terdakwa Baiquni Wibowo, JPU: Atas Dasar Perintah

2. 3M

Perusahaan 3M Co menyatakan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 2.500 pekerja manufaktur. Keputusan itu diambil setelah pihaknya melaporkan terjadi penurunan laba bersih.

Perlu diketahui bahwa, 3M Co adalah perusahaan asal Amerika Serikat (AS) yang berbisnis di bidang industri, keselamatan pekerja, perawatan kesehatan, dan barang konsumen termasuk notebook, pembersih udara, dan respirator.

CEO 3M Mike Roman mengatakan permintaan konsumen turun lebih cepat pada Desember 2022 karena belanja pelanggan lesu saat memasuki musim liburan. Hal itu membawa sahamnya turun 4,7% menjadi US$ 116,79 dalam perdagangan premarket.

"Kami memperkirakan tantangan ekonomi makro akan bertahan di 2023," kata Roman dikutip dari CNBC, Rabu (25/1/2023).

BACA JUGA:Polisi Ungkap Ecky Bunuh Angela di Apartemen Lalu Jasadnya Dipindahkah 2 Kali

BACA JUGA:Tega! Kusir Delman di Palmerah Bunuh Bocah Berusia 1 Tahun yang Merupakan Anak Pacarnya

3. Microsoft

Raksasa teknologi itu memberhentikan 10.000 karyawan. Secara global, Microsoft memiliki 221.000 karyawan tetap dengan 122.000 di antaranya berbasis di AS.

CEO Satya Nadella mengatakan selama pembicaraan di Davos bahwa Microsoft tidak bisa mengabaikan ekonomi global yang makin lemah.

"Kami melihat pelanggan mempercepat pembelanjaan digital mereka selama pandemi, kami sekarang melihat mereka mengoptimalkan pembelanjaan digital mereka untuk melakukan lebih banyak hal dengan lebih sedikit (yang dihabiskan)," tulis Nadella dalam sebuah memo, Rabu ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: