Perbedaan Autisme dan Down Syndrome yang Perlu Ayah dan Bunda Ketahui

Perbedaan Autisme dan Down Syndrome yang Perlu Ayah dan Bunda Ketahui

Perbedaan antara Down Syndrome dan Autisme-Foto/Unsplash/Anna Kolosyuk-

-Memiliki jarak yang lebih lebar antara kedua mata

-Bagian tengah wajah, terutama di daerah pipi dan hidung, lebih sempit

-Bibir dan philtrum (daerah antara hidung dan bibir) yang lebih lebar

5. Karakter dan Kepribadian

Down syndrome menyebabkan anak mengalami keterlambatan perkembangan mental dan sosial, sehingga mengakibatkan anak memiliki ciri-ciri karakteristik seperti perilaku impulsif, kemampuan penilaian yang buruk, kemampuan belajar yang lamban, dan rentang perhatian yang pendek (short attention span).

Sementara penyandang autisme umumnya mengalami masalah komunikasi seperti sulit berinteraksi dengan orang lain, tak bisa berbagi emosi, kesulitan mempertahankan kontak mata, dan susah mengembangkan atau memelihara hubungan.

Salah satu ciri khas autisme adalah melakukan gerakan atau pola bicara yang berulang-ulang, reaksi negatif terhadap suara tertentu karena kepekaan terhadap informasi sensorik tertentu, dan minat yang terlalu terpaku.

Anak autis bisa saja mengalami kesulitan untuk tidur, gangguan kecemasan, masalah pencernaan, dan makan makanan yang tidak wajar (benda asing yang bukan makanan) secara kompulsif. Mereka akan sulit untuk berkembang dengan baik tanpa lingkungan yang terstruktur atau rutinitas yang konsisten.

6. Terapi yang Diberikan

Dua kondisi ini memang bukanlah penyakit yang ada obatnya. Namun ada beberapa cara atau terapi yang dapat diberikan guna mendukung perkembangan baik mereka yang mengidap down syndrome atau autis.

Pengidap down syndrome dapat diberikan berbagai terapi seperti keterampilan sensorik, motorik, bahasa, kognitif, dan sosial, serta belajar cara membantu diri sendiri. Sekolah berperan penting dalam kehidupan anak down syndrome untuk membangun keterampilan hidup yang diperlukannya terlepas dari kemampuan intelektualnya yang rendah.

Sedangkan latihan tertentu dapat berperan dalam mengurangi frustasi dan meningkatkan kesejahteraan penyandang autis secara keseluruhan. Olahraga dan aktivitas fisik lainnya adalah kegiatan yang ideal bagi anak autis.

Aktivitas bermain sensorik juga sangat disarankan untuk orang dengan autisme yang mengalami kesulitan untuk memproses sinyal dari indera mereka.

Para ahli juga ada yang menyarankan pola makan tertentu untuk pengidap autis seperti menghindari zat aditif dalam makanan seperti pengawet, pewarna, dan pemanis buatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: