Fakta Menarik Depo Pertamina Plumpang, Pegang Peran Penting Suplai BBM Nasional Sejak 1974
Suasana truk tangki yang akan mensuplai BBM ke berbagai lokasi-ESDM-
JAKARTA, DISWAY.ID-- Terbakarnya Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) atau dikenal dengan Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara pada Jumat 3 Maret 2023 kemarin menjadi kebakaran hebat yang banyak memakan korban, baik korban jiwa mau pun korban material.
Dibalik musibah tersebut, ternyata ada fakta menarik dari Depo Pertamina Plumpang bagi kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) masyarakat Indonesia sejak tahun 1974 silam.
BACA JUGA:Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta Setuju Depo Plumpang Direlokasi, 'Jangan Warganya'
Depo Pertamina Plumpang merupakan salah satu fasilitas hilir minyak dan gas bumi yang penting. Pasalnya, sekitar 20 persen kebutuhan BBM harian di Indonesia disuplai dari TBBM Plumpang milik PT Pertamina (Persero) tersebut.
Saat ini total kapasitas tangki penyimpanan BBM di Depo Plumpang sebesar 324.535 KL, dengan suplai utama dari Terminal BBM Balongan melalui pipa penyalur sepanjang 210 kilometer.
Selain itu, TBBM Plumpang juga mendapatkan suplai BBM dari sumber lain melalui kapal laut. Sepanjang bulan Februari 2023, total penerimaan BBM yang disuplai ke TBBM Plumpang dan Tanjung Priok adalah sebesar 491.485 KL.
TBBM Plumpang mulai beroperasi pada tahun 1974, di atas lahan seluas 48.352 hektare, dengan kapasitas tangki sebesar 60.000 KL. Di tahun 1978, kapasitas dinaikkan menjadi 80.000 KL, dan meningkat menjadi 200.000 KL pada 1987.
Angka ini bertambah hingga kapasitas penyimpanan BBM di TBBM Plumpang saat ini mencapai 324.535 KL.
Sebelum kejadian kebakaran di area TBBM Plumpang (Jumat, 3 Maret 2023), Penyaluran BBM rata-rata dari Depo Plumpang dalam satu bulan terakhir sebesar 17.799 Kilo Liter (KL) per hari, yang terdiri dari Biosolar, Pertamax, Pertalite, Pertamina Dex, Pertamax Turbo, dan Dexlite.
BACA JUGA:Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang Direlokasi ke Wisma Atlet, Heru Budi Angkat Bicara
Zona penyangga di sekitar TBBM Plumpang, atau buffer zone juga telah ditetapkan. Hingga tahun 1987 buffer zone TBBM Plumpang masih sangat aman, dengan lahan kosong yang luas di sekitarnya.
Namun seiring berjalannya waktu dan hingga saat ini, area sekitar TBBM Plumpang menjadi padat penduduk.
Menyikapi terjadinya kejadian kebakaran di area TBBM Plumpang, Kementerian ESDM melalui Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) sudah menurunkan tim dan untuk mulai melakukan investigasi ke lokasi kebakaran.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: