Kasih Harga Murah Ternyata China Incar APBN Untuk Pembayaran Hutang Kereta Cepat Jakarta Bandung, Bunga dari Jepang Hanya 0.5 Persen

Kasih Harga Murah Ternyata China Incar APBN Untuk Pembayaran Hutang Kereta Cepat Jakarta Bandung, Bunga dari Jepang Hanya 0.5 Persen

Akan tetapi setelah kasih harga murah ternyata China incar APBN untuk pembayaran hutang kereta cepat Jakarta Bandung. -kcic.co.id-

JAKARTA, DISWAY.ID – Harapan Indonesia untuk memiliki kereta cepat semakin berat karena Luhut Binsar Pandjaitan membawa kabar yang kurang menyenangkan.

Pasalnya setelah melakukan pertemuan dengan China Development Bank (CDB), Luhut mengungkapkan jika pihak China memberikan bunga pinjaman sebesar 3.4 persen, di mana pihak Indonesia menginginkan bunga di angka 2 persen.

Pemilihan China tak lepas dari harga yang dikatakan lebih murah dari pada yang ditawarkan oleh Jepang dalam proyek kereta cepat Jakarta Bandung, meskipun harga lebih mahal namun bunga yang ditawarkan oleh Jepang hanya 0.5 persen saat itu.

BACA JUGA:Safari Ramadhan AHY Sambangi Pabrik Makanan Ringan di Bogor

BACA JUGA:Panaskan Mobil Berujung Kematian, Kapolsek Pesanggrahan Ungkap Kronologinya

Akan tetapi setelah kasih harga murah ternyata China incar APBN untuk pembayaran hutang kereta cepat Jakarta Bandung.

Permintaan dari China untuk meminta jaminan APBD dalam pembayaran utang kereta cepat disampaikan oleh Luhut Binsar Pandjaitan selaku Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

Meskipun China meminta agar Indonesia memberikan jaminan APBN dalam melakukan pembayaran hutan kereta cepat, Luhut masih belum memberikan sinyal menyetujuinya.

Luhut menjelaskan jika dalam pembayaran hutang kereta cepat Jakarta Bandung dapat melalui PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) alias PII.

BACA JUGA:Luis Milla Ungkap Nasibnya di Persib Bandung Pada Musim Depan, Kepercayaan Pemain Ancam Dipecat Sebagai Pelatih

BACA JUGA:Jadwal MotoGP Amerika 2023, Marquez dan Bastianini Absen, Bagnaia Harusnya 'Licin' di COTA

Menurut Luhut, sebenarnya denga bunga 3.4 persen termasuk sudah murah karena saat ini bungga pinjaman internasional mencapai 6 persen.

“Jika dengan bunga 3.4 persen masih, ‘we are doing ok walaupun nggak oke-oke amat," terang Luhut.

Selain itu Luhut juga menyampaikan bahwa pihaknya masih akan melakukan negosiasi agar China mau memberikan bungga di angka 2 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads