APBN Terancam Tergadaikan Gegara Proyek KCJB, Indonesia Apa Nggak Menyesal Pernah Tolak Jepang? Begini Reaksi Luhut
Keterlambatan penggunaan dua stasiun tersebut dikarenakan stasiun kereta cepat Jakarta-Bandung tidak ada akses.-kcic.co.id-
Dilalah, CDB meminta 75 persen utang anggaran proyek KCJB dapat dibayar dari APBN. Tentu saja dengan bunga 3,4 persen.
BACA JUGA:Pemerintah Siapkan 15 Dermaga - 78 Feri di Merak, Antisipasi Penumpukan Pemudik
BACA JUGA:Pria yang Viral Cekcok di Stasiun Manggarai, Ternyata Bikin Rusuh Sana Sini
Sementara 25 persen modal untuk pembangunan proyek KCJB berasal dari modal konsorsium Indonesia-China.
Total pinjaman Indonesia ke CDB sebesar Rp 8,3 triliun untuk dipakai untuk biaya tak terduga proyek KCJB.
Kendati begitu, Luhut menilai bahwa bunga 3,4 persen masih termasuk murah karena saat ini bunga pinjaman dunia mencapai 6 persen.
“Jika dengan bunga 3.4 persen masih, ‘we are doing ok walaupun nggak oke-oke amat," terang Luhut.
BACA JUGA:Bogasari Membagikan 1.500 Paket Sembako dan Santunan ke Warga dan Anak Yatim di Jakarta Utara
BACA JUGA:Menpora 1000 Persen Pastikan ANOC World Beach Games 2023 On The Track, I Wayan Koster Luluh?
Negosiasi dengan China Terus Berlanjut
Luhut juga menyampaikan bahwa pihaknya masih akan melakukan negosiasi agar China mau memberikan bungga di angka 2 persen.
Terkait dengan jaminan APBN dalam pembayaran hutang kereta cepat Jakarta Bandung, Luhut menjelaskan hal tersebut akan sangat sulit dan akan memakan waktu yang panjang, sehingga akan meminta pembayaran hutang melalui PII.
Menurut Luhut permintaan dari China agar APBN menjamin pembayaran hutang tersbeut tak lepas dari maslah psikologi.
"Memang masih ada masalah psikologis, di mana mereka maunya dari APBN. Tapi kita jelaskan prosedurnya akan panjang dan menyerankan agar pembayaran melaui PII," ungkap Luhut.
BACA JUGA:Menuju GIIAS 2023: 25 Lebih Merek Kendaraan Bakal Hadir, Catat Tanggal Gelarannya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: