Ini Penyebab 10 Milliar Kepiting Salju Menghilang di Laut Bering Alaska
Kepiting salju alaska terancam punah-Screenshoot/YouTube-
Artinya, lebih banyak kepiting yang dijejalkan ke dalam ruang yang lebih sedikit.
Lalu datanglah gelombang panas sehingga suhu air yang lebih tinggi dapat meningkatkan metabolisme kepiting berdarah dingin.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kebutuhan kalori kepiting salju di laboratorium hampir dua kali lipat seiring dengan kenaikan suhu air dari 0 derajat menjadi 3 derajat Celcius.
Akibatnya, kepiting-kepiting yang jumlahnya banyak itu mungkin membutuhkan lebih banyak makanan.
Namun karena wilayah mencari makan yang lebih kecil, mereka mempunyai sumber daya yang lebih sedikit untuk menancapkan cakarnya.
BACA JUGA:Bikin Keruh Masalah! Amerika Bakal Kirim Rudal ATACMS ke Ukraina Buat Serang Rusia
Dibandingkan dengan kepiting berukuran serupa dari tahun sebelumnya, kepiting yang disurvei pada tahun 2018 memiliki bobot tubuh lebih rendah, petunjuk lain bahwa kelaparan berperan dalam hilangnya kepiting.
“Ini hanyalah contoh lain dari sesuatu yang tidak kita duga, namun kini kita harus menghadapinya,” kata Christopher Harley selaku ahli ekologi kelautan di Universitas British Columbia di Vancouver, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
Sedangkan di Laut Bering bagian timur, diperlukan waktu setidaknya empat tahun sebelum lebih banyak kepiting dengan ukuran yang dapat ditangkap mulai bermunculan, yang berarti para nelayan di sana akan tetap berada dalam kesulitan.
Dampak gelombang panas laut seperti itu kemungkinan besar tidak hanya terjadi pada kepiting salju.
Ekosistem di garis lintang utara, seperti Alaska berubah lebih cepat sebagai respons terhadap perubahan iklim dibandingkan di tempat lain.
BACA JUGA:Putin Akan Bertemu Kim Jong Un, Amerika: Mereka Bertransaksi Senjata
BACA JUGA:Rayakan HUT RI Ke-78 di Amerika Serikat, Prabowo Subianto Hampir Saja Langgar Kampanye
Para ilmuwan biasanya dapat menggunakan data dari masa lalu untuk membantu memprediksi dan mempersiapkan perubahan di masa depan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: