Kenali Gejala Penyakit Asam Lambung Naik, Penyebab dan Cara Mengatasinya

Kenali Gejala Penyakit Asam Lambung Naik, Penyebab dan Cara Mengatasinya

Asam lambung naik-Gejala dan pemicu penyakit GERD-Very Well Health

JAKARTA, DISWAY.ID - Seringkali saat seseorang merasa mual atau muntah dikaitkan dengan penyakit asam lambung naik.
 
Sebenarnya, selain terlambat makan, apa sih pemicunya?
 
Apa saja gejala lainnya yang harus diwaspadai?
 
Penyakit asam lambung juga dikenal dengan Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah gangguan pencernaan yang memengaruhi cincin otot antara kerongkongan dan perut.
 
Dikutip dari laman resmi Eka Hospital, otot kerongkongan bagian bawah yang melemah menyebabkan kerongkongan tetap terbuka.
 
Ini membuat asam lambung naik kembali ke kerongkongan. 
 
Banyak orang mengalami naiknya asam lambung dari waktu ke waktu.
 
Namun, ketika ini terjadi berulang kali atau lebih dari dua kali seminggu, kondisi tersebut menyebabkan GERD.
 
 
Namun, GERD tidak sama dengan penyakit maag meskipun sama-sama ada gangguan pada lambung.
 
Pada maag, asam lambung tidak naik ke kerongkongan, tetapi hanya di lambung saja.
 
Harus Pakai Obat?
 
Kebanyakan orang dapat mengatasi penyakit asam lambung dengan perubahan gaya hidup dan obat-obatan.
 
Beberapa orang mungkin memerlukan pembedahan untuk meredakan gejalanya meskipun ini jarang terjadi.
 
Penyakit asam lambung mungkin tidak mematikan, tetapi jika diabaikan penyakit ini bisa menimbulkan komplikasi serius.
 
Oleh karena itu, pahami apa saja gejalanya, penyebabnya, dan pengobatannya.
 
 
Gejala Penyakit Asam Lambung
 
Gejala GERD yang paling umum adalah heartburn atau sensasi terbakar di dada.
 
Rasanya seperti nyeri dada terbakar yang dimulai dari belakang tulang dada dan bergerak ke atas ke leher dan tenggorokan.
 
Makanan seperti masuk kembali ke mulut sehingga meninggalkan rasa asam atau pahit.
 
Heartburn biasanya terjadi setelah makan, yang bisa lebih buruk di malam hari atau saat berbaring.
 
Gejala penyakit asam lambung lainnya adalah:
 
1. Regurgitasi (naiknya asam ke tenggorokan dan mulut)
 
2. Sakit perut bagian atas atau dada 
 
3. Kesulitan menelan (disfagia)
 
4. Sensasi benjolan di tenggorokan 
 
5. Mual dan muntah
 
6. Bau mulut
 
7. Kesulitan bernapas
 
Heartburn dapat berlangsung selama 2 jam dan bisa memburuk setelah makan, berbaring atau membungkuk.
 
Banyak orang merasa lebih baik jika mereka berdiri tegak atau minum antasida yang membersihkan asam dari kerongkongan.
 
Pemicu Asam Lambung
 
Istilah "gastroesofageal" mengacu pada perut dan kerongkongan.
 
Refluks berarti mengalir kembali.
 
Refluks gastroesofagus adalah ketika apa yang ada di perut kembali ke kerongkongan.
 
Dalam pencernaan normal, otot kerongkongan bagian bawah (otot LES) akan terbuka untuk memungkinkan makanan masuk ke perut Anda.
 
Kemudian, otot LES menutup untuk menghentikan makanan dan cairan asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan.
Penyakit asam lambung terjadi ketika LES lemah, tidak bisa membuka dan menutup seperti seharusnya, yang membuat isi perut mengalir kembali ke kerongkongan.
 
Kemungkinan penyebab lainnya adalah:
 
Hernia hiatus Ini adalah saat bagian perut bergerak di atas diafragma menuju area dada.
 
Diafragma yang terganggu dapat meningkatkan kemungkinan otot LES tidak dapat melakukan fungsinya dengan benar.
 
Sering makan dalam porsi besar. Hal ini dapat menyebabkan distensi bagian atas perut.
 
Distensi ini berarti tidak ada cukup tekanan pada otot LES dan LES tidak menutup dengan benar.
 
Berbaring terlalu cepat setelah makan besar.
 
Hal ini bisa memberi sedikit tekanan daripada yang dibutuhkan LES untuk berfungsi dengan baik.
 
Cara Mengatasi
 
Segera berobat ke dokter jika mengalami gejala penyakit asam lambung yang parah atau sering.
 
Dokter akan mendiagnosis seberapa parah dari gejala yang ditimbulkan. 
 
Jika diperlukan, dokter akan memberikan obat untuk meredakan gejala yang muncul.
 
Penyembuhan penyakit asam lambung ini juga perlu didukung oleh perubahan pola hidup sehat yang tepat.
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: eka hospital