Wakil Kepsek: Tak Ada Lagi Guru Galak dan Arogan di Kelas Berkat Kurikulum Merdeka

Wakil Kepsek: Tak Ada Lagi Guru Galak dan Arogan di Kelas Berkat Kurikulum Merdeka

Suasana belajar di kelas saat Kurikulum Merdeka-Berbagai daftar Kurikulum di Indonesia-Kemendikbudristek

BACA JUGA:Ekstrakurikuler Pramuka Dihapus, Benarkah? Kurikulum Merdeka Jadi Sorotan

Tidak ada Superman, Tapi Super Team

Terkait dengan dukungan warga sekolah untuk melakukan perubahan di sekolah menurut Siti Rofiqoh, memang menjadi tantangan utama dalam mendorong terjadinya perubahan.

Siti mengungkapkan dibutuhkan dukungan penuh juga dari semua pihak untuk memberikan keleluasan bagi para guru untuk menentukan visi dan misi sekolah.

“Jika dibandingkan sekolah lain, sebelum adanya sistem zonasi, sekolah kami ini jauh sekali tertinggal secara akademik. Tapi kini perubahannya sangat pesat. Ini karena dukungan semua guru yang ingin melakukan perubahan. Di sekolah kami tidak ada ‘Superman’, tapi ‘Superteam’, dan dengan solidaritas selalu ada jalan keluar dari setiap persoalan dengan syarat komunikasi dan koordinasi,” terang Siti.

Iwan Syahril selaku Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek),  mengajak agar warga sekolah di SMAN 4 Pangkalpinang dan sekolah-sekolah lain agar terus bergerak melakukan inovasi melalui Kurikulum Merdeka. 

BACA JUGA:Total 17 Ribu Pemudik Mampir di Bengkel Jaga Yamaha Selama Libur Lebaran 2024

Menurutnya, yang dilakukan SMAN 4 Pangkalpinang ini sudah sangat baik dengan memanfaatkan keunikan murid dan kekhasan lingkungan di sekitar sekolah sebagai kekuatan.

"Kita lihat contoh pendidikan Finlandia, mereka sudah banting setir, pada 2016 mereka menerapkan Phenomenon Based Learning yang merupakan model pembelajaran berdasarkan pada peristiwa nyata yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak dilatih menganalisis, berpikir kritis, menyelesaikan masalah sehingga menciptakan sumber daya manusia yang lebih didorong ke pengembangan softskill mereka,” tegas Iwan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads