Rekomendasi Ahli: Penting Imunisasi DBD untuk Anak Usia 6 Hingga 18 Tahun Cegah Keparahan dan Kematian

Rekomendasi Ahli: Penting Imunisasi DBD untuk Anak Usia 6 Hingga 18 Tahun Cegah Keparahan dan Kematian

Para ahli dalam Indonesia Dengue Summit 2024 membahas pentingnya vaksin DBD--Istimewa

Meskipun semua upaya ini telah dilakukan, kasus demam berdarah di Indonesia masih menunjukkan peningkatan yang signifikan. 

“Kami yakin bahwa pendekatan inovatif lainnya diperlukan untuk mengatasi tantangan ini. Karena itu salah satunya berkomitmen menerapkan pendekatan-pendekatan inovatif, termasuk melalui vaksinasi. Hal ini sejalan dengan pilar kelima dan keenam dari Strategi Nasional Penanggulangan Dengue yang telah kami canangkan di tahun 2021,” katanya. 

BACA JUGA:IDAI: Lupus Banyak Menyerang Anak-Anak terutama Perempuan, Waspadai Penyebab dan Gejalanya!

Rekomendasi IDAI

Sementara itu, Prof. Dr. dr. Rismala Dewi, Sp.A(K), Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang DKI Jakarta, menilai pentingnya pencegahan DBD yang terintegrasi dan komprehensif. 

“Oleh karena itu, organisasi profesi, termasuk salah satunya adalah IDAI, merekomendasikan imunisasi DBD kepada anak-anak usia 6-18 tahun,” kata Prof Rismala. 

Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan perlindungan optimal kepada anak-anak, yang merupakan kelompok paling rentan terhadap infeksi dengue, tetapi juga untuk secara signifikan mengurangi risiko kematian akibat penyakit ini.

“ Untuk itu, mari bersama-sama kita lindungi generasi muda kita dari ancaman DBD dengan vaksinasi,” ujarnya.

BACA JUGA:Asosiasi Dokter Anak Internasional Gandeng IDAI Luncurkan Program Vaksin HPV Selama 2 Tahun 

Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K), Ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), memaparkan bahwa dengue atau yang sering disebut sebagai DBD merupakan penyakit yang dapat menjangkit siapa saja tanpa memandang usia, di mana mereka tinggal, maupun gaya hidup. 

“Di negara atau wilayah dengan tingkat penularan DBD yang tinggi, anak-anak dan orang dewasa muda cenderung menjadi yang paling terkena dampaknya, dengan angka kematian lebih tinggi pada anak-anak. Sayangnya, di masyarakat kita masih banyak terjadi miskonsepsi tentang DBD dan menganggap penyakit ini tidak berbahaya,” katanya. 

Menurutnya, banyak orang yang berpikir bahwa apabila sudah pernah terkena DBD, maka mereka aman dan menjadi kebal. Padahal, tidak begitu. 

“Masyarakat perlu memahami bahwa virus dengue terdiri dari empat serotipe. Di mana apabila seseorang telah terjangkit satu serotipe, mereka masih bisa terjangkit serotipe yang lain, dan infeksi yang kedua dan seterusnya berpotensi lebih parah. Bahkan bisa menyebabkan kematian,” katanya. 

BACA JUGA:Kasus Flu Singapura Meningkat di Indonesia, IDAI Himbau Orangtua Agar Jangan Panik

Lebih lanjut Prof. Sri menjelaskan untuk itu, tindakan pencegahan yang terintegrasi sangat diperlukan untuk melawan DBD, seperti melalui pengendalian vektor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: