Studi Sebut Ibu Rumah Tangga 6 Kali Lebih Rentan Kena Mom Shaming

Studi Sebut Ibu Rumah Tangga 6 Kali Lebih Rentan Kena Mom Shaming

BACA JUGA:Memasak Lebih Praktis, Rice Cooker, Air Fryer, Microwave Jadi Sahabat Ibu Rumah Tangga

"Mom shaming di Indonesia sangat marak, salah satunya adalah karena akses terhadap tenaga profesional untuk konseling parenting jelek banget," tandasnya.

Pasalnya, pakar yang tersertifikasi konselor parenting di layanan primer, termasuk posyandu, sangat minim.

"Adanya kader. Kader paling dilatih, mereka tidak disertifikasi untuk parenting."

Selain itu, akses konseling parenting di puskesmas juga masih sulit dilakukan.

"Kita harus tanya lagi janji pemerintah, satu puskesmas satu psikolog. Itu pun sebenarnya kurang. Psikolog itu lebih banyak dari dokter umum. Harusnya bisa lebih banyak," paparnya.

BACA JUGA:Jual Sabu, Seorang Ibu Rumah Tangga di Berau Ditangkap Polisi

Untuk diketahui, mom shaming ini bisa berdampak besar terhadap pola pengasuhan ibu, bahkan kesehatan ibu itu sendiri.

Pengaruhnya terhadap mental dapat menyebabkan ibu mengalami kecemasan dan depresi.

Selain itu juga merasa dihakimi sehingga cenderung merasa terisolasi secara sosial.

"Mereka menghindari interaksi dengan orang lain untuk menghindari kritik," ungkapnya.

BACA JUGA:Kecelakaan di Sukabumi, Motor Mahasiswa Adu Banteng dengan Pemotor Ibu Rumah Tangga, 3 Orang Terluka

Bahkan, dampak fisik turut dialami ibu yang mendapatkan perlakuan mom shaming akibat stres kronis sehingga terganggu pola tidur dan risiko penyakit kardiovaskular meningkat.

Menurut data yang dihimpunnya, 56 persen ibu terganggu kesehatan mentalnya serta 65,7 persen merasa malu dan merasa bersalah.

Adapun beberapa bentuk mom shaming yang kerap dialami seperti komentar terhadap pola pengasuhan, pilihan menyusui dan memberi makan, penampilan fisik ibu setelah melahirkan, hingga bekerja saat anak masih kecil.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads