Urban Farming di Jakarta Solusi Stok Pangan, Penurunan Stunting hingga Lapangan Kerja Baru
Urban Farming di Jakarta Solusi Stok Pangan, Penurunan Stunting hingga Lapangan Kerja Baru-Disway/Cahyono-
BACA JUGA:Salut, Heru Budi Bakal Sulap Polres dan Kodim Jadi Dapur Umum untuk Makan Gratis di Sekolah
"Setiap tahun luas lahan Urban Farming bertambah menjadi sekitar 53 hektare, dan sampai akhir tahun 2024 diharapkan minimal bisa mencapai 106 hektare. Total produksi pertanian sejak tahun 2022 sampai bulan Juni 2024 mencapai 58.227,625 ton. Terdapat kenaikan produksi di tahun 2023 sebesar 25.57 persen dibandingkan tahun 2022," papar Eli.
Upaya Pemprov DKI dalam memperluas lahan Urban Farming di Jakarta mendapat sambutan positif dai Suhud Alynudin, anggota Komisi B DPRD DKI.
Dia menilai, urban farming sangat cocok diterapkan di Jakarta dengan keterbatasan lahan yang ada. Itu sebabnya, kegiatan Urban Farming lebih difokuskan bagaimana benar-benar memiliki nilai manfaat lebih yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.
Pendampingan dan pelatihan harus dilakukan secara rutin agar hasilnya lebih maksimal. "Saya yakin pembinaan dan pelatihan bagi para pelaku urban farming juga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen," katanya.
BACA JUGA:Heru Budi Bagikan Makan Gratis di SD 05 & 07 Wijaya Kusuma Jakbar, Menunya Ikan Bandeng Presto!
BACA JUGA:Heru Budi Sebut Kasus Kebakaran di Jakarta Didominasi Akibat Korsleting Listrik
Secara terpisah Kepala Badan Pusat Statistik(BPS) DKI Jakarta Nurul Hasanudin menyebutkan, ketahanan pangan menjadi tantangan Pemprov DKI Jakarta.
Utamanya dalam pemilihan jenis budi daya yang relevan. "Artinya, pemilihan bibit yang berkualitas dan sesuai dengan kondisi alam Jakara akan menentukan keberhasilan dari program Urban Farming. Dan program itu menjadi solusi tepat untuk Jakarta," katanya di Jakarta Senin 24 September 2024 di Jakarta.
Dari pantauan disway.id di pengelola Rusunawa Marunda di Cilincing, Jakarta Utara, Rabu 25 September 2024, tampak lahan yang semula gersang di Klaster A menjadi Green House menjadi lebih asri, dan produktif.
Green House yang berdiri di atas lahan seluas 800 meter persegi ini dimanfaatkan untuk membudidayakan sayuran seperti caisim, bayam, dan kangkung melalui sistem tanam hidroponik.
Pengelola Green House Rusunawa Marunda, Ahmad Syarif mengatakan, saat ini jenis sayuran yang ditanam mengikuti pesanan pelanggan.
Seperti sekarang, pihaknya sedang membudidayakan sayuran caisim sesuai dengan pesanan pelanggan.
BACA JUGA:Bakal Dirubah Jadi RTH, Heru Budi Menata Kawasan Bekas Johar Baru Teater
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: