Fenomena Familicide: Pembunuhan Massal Berkedok Bunuh Diri Sekeluarga yang Terjadi di Tangsel dan Kediri
Komisioner KPAI Diyah Puspitarini -Dok.KPAI-
Kendati demikian, Diyah menilai bahwa kurangnya pengawasan dari keluarga besar dan lingkungan sekitar turut memperburuk situasi ini.
BACA JUGA:Datangkan Artis Ibu Kota dan Pakai Helikopter, Dana Kampanye Ruksamin Darimana?
BACA JUGA:25 Contoh Soal Tes Pengetahuan Umum OJK PCS 8 dan Jawabannya, Latihan Ujian Peserta!
"Sebagai negara dengan budaya extended family atau keluarga terbuka, peran aktif keluarga besar sangat dibutuhkan untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi anggotanya."
Selain itu, tetangga dan masyarakat turut bertanggung jawab untuk mengenali tanda-tanda perubahan perilaku dalam keluarga, seperti isolasi sosial, tekanan emosional yang meningkat, atau kesulitan ekonomi.
Hal ini sebagai upaya untuk deteksi dini sehingga tindakan pencegahan dapat segera dilakukan.
Begitu pula dengan adanya budaya extended family, lanjut Diyah, seharusnya menjadi peluang bagi keluarga besar untuk terlibat dalam mengatasi persoalan kerabat.
"Namun, lemahnya pengawasan dan kurangnya kepedulian lingkungan sekitar sering membuat tanda-tanda awal masalah terabaikan. Ketidakterlibatan tetangga atau masyarakat dalam memantau situasi keluarga turut memperburuk kondisi."
BACA JUGA:Kapolri Minta Dittipid PPA Tindak Tegas Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan Secara Cepat
Maka dari itulah, kasus familicide menekankan pentingnya membangun kepedulian sosial di tengah masyarakat.
"Keluarga besar, tetangga, dan pihak berwenang harus lebih peka terhadap perubahan mencurigakan dalam keluarga di sekitar mereka. Intervensi dini dapat mencegah tragedi, menyelamatkan nyawa, dan memutus rantai kekerasan dalam keluarga."
Kembali, Diyah mengingatkan bahwa fenomena familicide merupakan peringatan serius terhadap bahaya tekanan ekonomi dan gangguan mental yang tidak tertangani.
"Tragedi ini tidak hanya merenggut nyawa, tetapi juga meninggalkan trauma mendalam bagi keluarga yang tersisa. Anak-anak, yang seharusnya mendapatkan perlindungan, justru menjadi korban paling rentan dalam situasi ini," pungkas Diyah.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: