Penyakit Jantung dan Paru Penyebab Kematian Tertinggi Jemaah Haji, Kerap Telat Diagnosis
Penyakit Jantung dan Paru Penyebab Kematian Tertinggi Jemaah Haji, Kerap Telat Diagnosis-Disway/Annisa Zahro-
JAKARTA, DISWAY.ID-- Pneumonia dan penyakit jantung masih menjadi penyakit penyebab kematian jemaah haji tertinggi asal Indonesia.
Berdasarkan laporan harian PPHI Bidang Kesehatan Arab Saudi, sebanyak 461 jemaah haji Indonesia meninggal tahun 2024.
BACA JUGA:Dianggap Lebih Aman, Pertimbangkan Hal Ini saat Pilih CT Scan Deteksi Penyakit Jantung
BACA JUGA:Penyakit Jantung Jadi 3 Besar Penyebab Kematian Tertinggi, Indonesia Butuh Tambahan 5 Ribu Kardiolog
Dari jumlah tersebut, 175 di antaranya disebabkan oleh penyakit jantung, sedangkan 135 lainnya akibat penyakit paru.
Kemudian 78 jemaah meninggal disebabkan syok akibat infeksi, 35 syok kekurangan cairan, 19 jemaah meninggal akibat stroke.
Selain itu, 7 jemaah haji tahun 2024 meninggal akibat gagal ginjal dan kanker, diabetes melitus memakan 3 jiwa, serta 1 orang meninggal akibat syok neurogenik dan trauma.
Adapun kelompok usia yang mendominasi adalah 80,5 persen berusia lebih dari 60 tahun. Selain itu, 50,1 persen memiliki risiko tinggi, seperti penyakit dan komorbid.
BACA JUGA:28 Petugas TPS Meninggal Dunia Pada Pilkada Serentak 2024, Bima Arya: Kelelahan dan Penyakit Jantung
BACA JUGA:Minum Kopi Tiap Hari Kurangi Risiko Diabetes dan Penyakit Jantung, Ini Batasannya
Hal ini berkaitan dengan pola aktivitas para jemaah yang banyak menggunakan fisik.
"Di sana itu, mereka pasti kelelahan, dehidrasi. Nah itu kemudian gejala yang muncul itu menjadi tidak terlalu kelihatan. Jadi tidak terlihat seperti orang batuk atau sesak di awal," ungkap Ketua Tim Kerja Pemeriksaan Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Mohammad Imran di Jakarta Pusat, 26 Februari 2025.
Tak ayal, keterlambatan diagnosis kerap terjadi lantaran gejala khas penyakit jantung dan paru ini tidak muncul, khususnya pada lansia.
"Ada beberapa penyakit pada lansia yang (gejala) tidak khas. Pneumonia, serangan jantung, itu juga tidak khas pada lansia," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
