bannerdiswayaward

Kesaksian Eks Dokter Jaga IGD RSCM Soal Peristiwa 98: Narasi Pemerkosaan Tak Sesuai Fakta Medis!

Kesaksian Eks Dokter Jaga IGD RSCM Soal Peristiwa 98: Narasi Pemerkosaan Tak Sesuai Fakta Medis!

Eks Dokter Jaga RSCM dr. Ani Hasibuan, sebut narasi pemerkosaan massal berlebihan-Istimewa-

JAKARTA, DISWAY.ID - Polemik penulisan ulang sejarah soal Pemerkosaan Massal pada 1998 masih jadi perbincangan tokoh hingga sejarawan. 

Terbaru, Menteri Budaya Fadli Zon tetap melanjutkan usulan penulisan ulang sejarah meski dikecam banyak kalangan. 

BACA JUGA:Polemik Diksi 'Pemerkosaan Massal' dan 'Pria Berambut Cepak' dalam Pandangan Ahli Bahasa dan Sejarawan

BACA JUGA:Fadli Zon Tegaskan Kasus Pemerkosaan Mei 1998 Batal Dihapus, Tapi Penulisan Ulang Sejarah Tetap Dilaksanakan

Kini, Kesaksian langka datang dari Dr. dr. Ani Hasibuan, salah satu dokter jaga di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSCM saat tragedi Mei 1998 berlangsung.

Narasi yang selama ini berkembang mengenai adanya korban pemerkosaan massal selama kerusuhan 98 dibantah tegas oleh Ani Hasibuan, serta Ia menegaskan bahwa keterlibatan TNI saat itu justru berperan menenangkan situasi.

“Saya bertugas langsung di IGD dan turut membantu proses identifikasi jenazah korban kerusuhan. Sebagian besar adalah korban kebakaran, bahkan dalam kondisi terbakar parah hingga gosong, bukan korban pemerkosaan seperti yang selama ini diberitakan,” ujar Ani Hasibuan yang saat ini dikenal sebagai dokter specialist saraf dan Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta dalam keterangannya, Selasa, 8 Juli 2025.

Menurut Ani, kala itu ia bersama rekan-rekan dokter koas dan forensik diperintahkan membantu proses identifikasi jenazah yang dikirim ke RSCM. Lokasi penuh hingga area parkir forensik digunakan untuk menampung korban.

Jenazah terbakar itu, menurut informasi yang ia terima, berasal dari kebakaran di beberapa mal di kawasan Ciledug dan Jakarta Barat.

“Semua korban yang kami tangani adalah korban kebakaran, tidak pernah ada laporan medis atau temuan forensik mengenai tanda-tanda kekerasan seksual. Saya bisa pastikan itu,” tegasnya.

BACA JUGA:Saat Fadli Zon Dirujak PDIP Soal Penulisan Ulang Sejarah, Dituding Remehkan Pemerkosaan Massal 1998

Lebih lanjut, Ani yang saat itu berusia 24 tahun, juga menjadi saksi mata bagaimana aparat TNI, khususnya dari Korps Marinir, membantu meredam emosi massa yang nyaris membakar showroom kendaraan di kawasan Salemba.

“Saya ingat betul, mobil-mobil di showroom itu sudah diseret keluar. Tapi tiba-tiba datang sekelompok tentara dengan baret ungu, belakangan saya tahu mereka Marinir yang kemudian mengajak warga bernyanyi bersama. Ajaibnya, massa jadi tenang dan batal membakar mobil,” kenangnya.

Ani juga menyebut nama Mayjen TNI Sjafri Sjamsoeddin, yang kala itu muncul dari kendaraan lapis baja di sekitar FKUI Salemba dan memimpin pengamanan Ibukota saat itu. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads