PBB Soroti Demonstrasi di Indonesia 2025, Ravina Shamdasani Desak Penyelidikan dan Dialog
PBB melalui Juru Bicara OHCHR, Ravina Shamdasani keprihatinan mendalam atas penanganan gelombang demonstrasi di Indonesia.-ist-
Salah satu insiden yang mendapat sorotan internasional adalah kematian Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online, yang tewas dilindas kendaraan taktis Brimob pada 28 Agustus 2025 di Jakarta.
Menurut laporan, setidaknya delapan orang meninggal dunia dalam aksi protes di berbagai daerah, termasuk empat di Makassar, dua di Jakarta, satu di Yogyakarta, dan satu di Solo.
Sementara terkait pernyataan PBB ini menambah daftar sorotan internasional terhadap situasi di Indonesia.
Selain OHCHR, Parlemen ASEAN untuk Hak Asasi Manusia (APHR) juga mengecam insiden kematian Affan Kurniawan dan penggunaan gas air mata oleh aparat.
BACA JUGA:Mahfud MD Dukung Protes Rakyat, tapi Kritik Aksi Anarkis yang Memakan Korban: Sudah Mencekam!
Mereka menuntut kepolisian Indonesia untuk menghentikan penggunaan kekuatan berlebihan dan mematuhi standar internasional, seperti Perkap No. 1 Tahun 2009 dan Pedoman PBB tentang Senjata Kurang Mematikan.
Selanjutnya PBB, melalui Shamdasani, mendesak pemerintah Indonesia untuk segera melakukan investigasi independen terhadap semua insiden kekerasan selama demonstrasi.
“Aparat keamanan, termasuk militer yang dikerahkan dalam kapasitas penegakan hukum, harus mematuhi prinsip dasar penggunaan kekuatan,” tegasnya.
Ia juga menyerukan perlindungan terhadap kebebasan pers dan hak masyarakat untuk menyampaikan aspirasi tanpa rasa takut.
Ravina Shamdasani menegaskan bahwa dialog adalah kunci untuk mengatasi ketegangan sosial di Indonesia.
“Pentingnya dialog untuk menanggapi kekhawatiran publik tidak bisa diabaikan. Pihak berwenang harus membuka ruang untuk mendengar aspirasi masyarakat,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: