Indonesia Swasembada Daging-Susu

Indonesia Swasembada Daging-Susu

Program ini memiliki fokus utama mempercepat swasembada. Tentu melalui kolaborasi: pemerintah, swasta dan peternak. -Dok. Disway-

"Kalau dikelola dengan baik, program ini bisa jadi model nasional kurban yang halal, sehat, aman, berkah, dan berkelanjutan," tuturnya.

Namun, ia mengingatkan kembali agar pemerintah tidak hanya fokus pada distribusi semata.

"Kalau tanpa sistem pengawasan kesehatan hewan yang ketat, risikonya bisa lebih besar dari manfaatnya. Perlu ada audit standar di setiap tahap. Mulai dari peternakan, transportasi, pemotongan, hingga distribusi daging," tandasnya.

Mempercepat Pertumbuhan Ternak

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan, Agung Suganda, menegaskan keberhasilan program ini memerlukan sinergi penuh dari seluruh pihak.

"Upaya percepatan tidak akan berjalan tanpa dukungan kementerian atau lembaga terkait dan pemerintah daerah. Kita harus punya komitmen dan pemahaman yang sama. Jika tidak ada Inpres, swasembada hanya akan menjadi isapan jempol belaka," ujar Agung.

Dia memaparkan lima strategi utama P2SDN. Yaitu: peningkatan populasi dan produktivitas ternak sapi perah dan sapi pedaging, penyediaan lahan untuk investasi peternakan, dukungan skema pembiayaan khusus dan skema mitigasi risiko, penyediaan infrastruktur, serta penjaminan penyerapan hasil P2SDN.

"Tidak mungkin kita mencapai swasembada tanpa menambah mesin produksinya. Yaitu sapi perah bunting dan indukan," imbuh Agung.

Selain itu, Agung juga menyoroti pentingnya jaminan penyerapan susu oleh sektor swasta yang sejalan dengan regulasi yang ada.

"Kepastian pasar akan membuat peternak berani meningkatkan produksi. Momentum ini harus dimanfaatkan untuk mengurangi ketergantungan impor," terangnya.

Agung menegaskan keberhasilan P2SDN tidak bisa hanya bertumpu pada Kementan saja.

"Pelaksanaan P2SDN ini disusun agar seluruh kementerian dan lembaga bisa mendukung sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Kami di Kementan siap. Tetapi kunci keberhasilan ada pada sinergi bersama," tegas Agung. 

Upaya meningkatkan populasi indukan sapi perah dan pedaging di Indonesia menunjukkan progres positif. 

Hingga Agustus 2025, tercatat realisasi 28.656 ekor sapi perah dan sapi pedaging dengan nilai investasi Rp3,2 triliun. 

Angka ini melesat jauh dibanding rata-rata realisasi tahunan sebelumnya yang hanya sekitar 6 ribu ekor.

Capaian ini mengemuka dalam evaluasi bersama Kementerian Pertanian (Kementan), pelaku usaha, importir, dan mitra eksportir Australia di Jakarta, Kamis 21 Agustus 2025 lalu.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads